MarcusPointOfViewPemandangan macam apa ini? Bukankah dia adalah kekasih Candice? Tapi kenapa dia berciuman dengan gadis lain? Bajingan. Aku memilih mencari Candice, Tuhan tengah berpihak kepadaku. Dia memebelakkan matanya saat melihatku, dengan sigap aku langsung menahan dirinya yang hendak kabur menghindariku.
"Jangan menghindariku, aku hanya ingin menunjukkan sesuatu kepadamu. Aku bersumpah tidak akan macam macam"
Candice mengerutkan dahinya, merasa penasaran dan dia hanya menganggukkan kepalanya. Selanjutnya aku sudah menarik dirinya menuju tempat kekasihnya dan gadis itu. Aku memberi kode agar dia tidak berisik dan dia menganggukkan kepalanya perlahan.
"Aku mencintaimu Elina, kau tau itukan? Kenapa kau masih meragukanku?"
Oh jadi namanya Elina.
"Tapi kenapa kemarin kau selalu mengabaikanku? Bahkan aku mendengar sehabis dari kampus kau dan candice bersenang senang di rumahmu. Do you ever think of me when you do that?"
"Listen, you already know what i do this right? You know everything about this, you know why i do this. Why you ask me about this again and again Elina? Dont you believe me?"
Aku dapat mendengar suara gadis itu pecah.
"Aku mempercayaimu hanya saja aku takut, aku takut kau pergi meninggalkanku begitu saja"
"Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, tidak akan. Karena aku mencintaimu, dan aku tidak pernah mencintai Candice. Bahkan aku tidak ada rasa sedikitpun kepadanya"
Bajingan! Candice menahan diriku saat aku akan menghampiri mereka. Dia menarik diriku menjauhi mereka. Kenapa dia membiarkan kekasihnya seperti itu?
"Terimakasih kau sudah mau memberi tahu hal ini. Jangan tanya aku sekarang, aku butuh sendiri. Thankyou Marcus"
Dia memeluk tubuhku, aku menegang ditempatku.
Cup.
DIA MENCIUM PIPIKU! HOLY SHIT! aku mematung ditempatku dan memandang punggungnya yang semakin jauh. I hope she will be okay.
AUTHORPOV*
Dia berlari menuju mobilnya. Tangisnya hampir pecah. Dia mengeluarkan kunci mobil dan ponselnya, dia ingin menemui Jason. Gadis itu perlu menenangkan pikirannya sekarang. Dia melajukan audinya dengan kecepatan yang tinggi.
"Why this happen to me?"
Gumamnya, dia menambah kecepatan audinya. Dengan kecepatan yang sangat tinggi dia sampai dirumah Jason. Dia memasuki rumah Jason tanpa permisi.
Aku butuh memeluknya sekarang.
Gadis itu membuka pintu kamar Jason.
"Jas-- oh my god"
Gadis itu menutup mulutnya dengan telapak kanannya setelah melihat pemandangan yang membuat hatinya sesak, tepatnya tambah sesak.
"Jas- jason?"
Candice melangkahkan kaki jenjangnya mendekati Jason. Pria itu tengah berbaring di kasurnya dengan kondisi yang benar benar tidak baik. Lemas, dan banyak kabel yang menempel ditubuhnya.
"What happen"
Lirihnya, Jason hanya tersenyum kearah Candice.
"Aku tidak butuh senyumanmu untuk sekarang. Yang aku butuhkan adalah penjelasan"
"Kau akan tau semuanya nanti, aku berjanji. Ada apa?"
Seakan merasa diingatkan oleh Jason dengan apa tujuan utamanya kemari, candice duduk disamping Jason.

KAMU SEDANG MEMBACA
TITANIUM
FanficAku tidak pernah menginginkan hal ini terjadi, tidak pernah. - Candice Swanepoel Di Caprio Aku akan membuat kau merasakan sakit yang aku rasakan candice. - Justin Drew Bieber