Aku tertawa terbahak bahak saat beau menggelitiki tubuhku, aku paling anti dengan itu. aku berteriak kepada Beau meminta agar dia menghentikannya tapi dia menghiraukan ucapanku.
"Beau! henti---hahahaha yatuhan!"
bukannya berhenti dia semakin menggelitiki tubuhku bahkan sekarang dia ikut tertawa terbahak bahak, yaampun. siapapun tolong aku.
"Beau kumohon hentikan! sebentar lagi bel pulang akan berbunyi! ku--hahaha"
sudah kubilang dia sama sekali tidak mendengarkan ucapanku. semua ini berawal dari saat aku bercerita tentang keanehan yang terjadi kepada Justin. aku menceritakan semuanya, dan mereka mengatakan bahwa Justin dan Elina begitu dekat, entah kenapa aku merasa 'sedih' meski sedikit. maka dari itu mereka mencoba mengalihkan pembicaraan, awalnya kami mencoba membantu Luke agar dapat berbicara dengan Kendall dan itu berhasil, buktinya Luke dan Kendall tidak ada sekarang disini.
"James! tolong aku yatuhan siapapun hahahhahahaha Beau kumohon"
aku terengah engah, mencoba mengatur nafasku. anak anak dikelas musikku hanya menggelengkan kepalanya, mereka asik dengan kesibukan mereka masing masing. Beau berhenti menggelitiki tubuhku sejenak
"Baiklah, aku akan berhenti asal kau menuruti permintaanku. bagaimana?"
aku menganggukkan kepalaku dengan cepat, aku tidak ingin dikelitiki lagi. errr.
"permintaan apa?"
tanyaku polos, aku mengambil botol akua yang tengah dipegang oleh Jai. Jai mendengus pelan saat aku meminum minumannya.
"Cium aku"
aku membelakakkan mataku, aku menahan air yang akan keluar dari mulutku. aku tertawa terbahak bahak saat mendengar permintaannya, he is my big brotha, my badass. aku menghentikan tawaku saat aku melihat sepasang pria dan wanita yang tengah berciuman didepan kelasku. Aku menautkan kedua alisku, kenapa mereka berciuman tepat didepan kelasku? hm... i know what to do.
"kau ingin aku menciummu eh?"
aku menarik beau mendekat kearahku, aku melemparkan tatapan nakalku begitupun dengannya.
"look, there"
aku mengarahkan pandanganku kepada sepasang pria dan wanita yang tadi, mereka masih tetap berciuman.
"Ah i know! my pleasure"
ucap Beau seakan dia mengerti maksud pikiranku.
"Guys, don't do that. beau, you already know how is bieber"
aku memutar bola mataku saat mendengar ucapan Daniel.
"Like i give a fuck? just do it Beau"
Beau menganggukkan kepalanya. tanpa basa basi dia menautkan bibirnya dengan bibirku, aku melingkarkan kedua tanganku dilehernya. aku menikmati ciuman yang diberikan Beau, sejujurnya aku hanya ingin membalas perbuatan si keparat Bieber itu. yaps, sepasang lelaki dan wanita itu adalah Justin dan Elina. Aku merasakan tangan Beau dibokongku, aku menahan tawaku saat dia melakukan itu.
"Uhm"
aku mendengar suara deheman disebelahku, aku tau betul suara siapa itu. Beau melepaskan bibirnya dari bibirku, aku dan dia menahan tawa. aku melihat kearah Justin yang tengah berdiri didepanku sekarang.
"What?"
tanyaku, aku pura pura tidak tau apa apa.
"Kau bertingkah seperti jalang"
the fuck? jalang? aku membelakkan mataku.
"Bro, watch your word"
Ucap Beau, aku dapat merasakan Beau kesal atas ucapan Justin. aku hanya menatapnya saja, tak mau berkata apa apa.
"Aku baru tau kalau kau Jalang, apa ibumu sama sepertimu?"
Aku melayangkan sebuah tamparan tepat dipipinya. dia benar benar keterlaluan.
"Kau pikir kau siapa huh? berani beraninya berkata seperti itu? kau sama sekali tidak tau apa apa tentang diriku dan ibuku. jaga ucapanmu Mr.Bieber"
aku mengambil tasku, dan pergi dari hadapannya. aku menggigit bibirku menahan tangisku. memangnya dia pikir dia siapa berani berkata seperti itu tentang ibuku, aku merasakan lengan seseorang yang melingkar dipinggangku.
"Don't cry okay?"
Beau. bukannya menahan air mataku agar tidak jatuh, aku malah menangis. aku memeluk Beau, dan menangis dipundaknya. dia mengusap punggungku pelan.
"Dia hanya emosi semata, sudah jangan menangis"
Lihat, bahkan Beau menenangkanku. aku harap Beau yang menjadi kekasihku, bukan si keparat itu.
"Aku tidak suka jika seseorang membawa bawa ibuku, dia bahkan tidak tau bagaimana ibuku"
aku terisak dipundaknya.
"Aku tau, sudah jangan menangis lagi. bagaimana kalau kita pergi membeli ice cream? apa kau suka ice cream?"
Ice Cream favoritku. aku menganggukkan kepalaku.
"Aku suka Vanilla"
Beau terkekeh saat mendengar aku mengatakan aku suka vanilla dengan terisak.
"Aku tidak akan membelikanmu ice cream jika kau masih menangis"
dia menghapus air mataku. how sweet he is?
"Nah begini lebih baik, ayo kita pergi"
aku tersenyum kepadanya.
"bagaimana dengan Jai, James, dan Daniel?"
"Mereka bisa pulang sendiri"
aku menganggukkan kepalaku. mengikuti Beau menuju parkiran. Terimakasih Tuhan, kau telah memperkenalkanku kepada pria pria bodoh yang mampu menghiburku dikelas musikku.
*****
AuthorPOV*
Pria paruh baya itu mendesah dengan berat saat mendengar semua informasi yang didapatkan tentang Candice Swanepoel.
"I feel so bad about that. aku ingin membantu candice, tapi aku tidak mungkin membantunya secara langsung. dia akan bertanya tanya tentang diriku"
"Anda bisa menyerahkan semuanya kepada saya Mr, kebetulan candice baru di New York dan dia tengah mencari pekerjaan. saya tau pekerjaan apa yang pantas untuknya"
Pria paruh baya itu menautkan kedua alisnya.
"Pekerjaan apa?"
"Menjadi salah satu model Victoria Secret, perusahaan adik anda. anda bisa menggaji Candice dengan nominal yang tinggi. Kebetulan Candice memiliki tubuh yang bagus"
pria paruh baya itu tersenyum kepada anak buahnya.
"Ide bagus, kau atur atur saja. ah iya, aku ingin kau memata matai kegiatan candice dikampusnya. dan aku ingin tau siapa nama teman temannya disana"
anak buahnya menganggukkan kepalanya.
"Baik Mr, saya pamit pergi dulu"
pria paruh baya itu mengangukkan kepalanya.
*****
"Kau sudah keterlaluan Justin. aku sudah memperingatimu beberapa kali, jaga sikap dan perkataanmu. tidak bisakah kau bersikap baik?"
Justin menatap kosong kedepan. dia baru saja menceritakan kejadian tadi dikampus kepada seseorang.
"Dia berciuman dengan Beau didepanku. dia itu berstatus sebagai pacarku, bukankah itu kelakuan seorang jalang?"
"Lalu bagaimana dengan perlakuanmu yang berciuman dengan Elina didepan kelas Candice? kau yang memulainya"
Justin melirik kearah pria yang berada disebelahnya.
"Kenapa kau bisa tau?"
tanya Justin. setau Justin dia tidak menceritakan bagian saat dia berciuman dengan Elina.
"Aku tau semuanya, kau tidak bisa membohongiku. seharusnya kau tau alasan Candice berciuman dengan Beau"
pria itu pergi dari hadapan Justin, meninggalkan Justin yang tengah berkutat dengan pikirannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
TITANIUM
ФанфикAku tidak pernah menginginkan hal ini terjadi, tidak pernah. - Candice Swanepoel Di Caprio Aku akan membuat kau merasakan sakit yang aku rasakan candice. - Justin Drew Bieber