Leonardo menghampiri putrinya membawa sarapan dan beberapa jenis obat untuk putrinya. Leonardo mencium kening Candice saat melihat gadis itu mengerjapkan matanya.
"Morning My Princess"
Candice tersenyum dan detik selanjutnya gadis itu meringis pelan, pening dikepalanya masih terasa sampai sekarang. Semalam candice bangun dengan kepala yang benar benar pening,dan itu membuat leonardo khawatir setelah diberi obat candice kembali terlelap dan sekarang dia sudah bangun lagi.
"Morning My Man"
"Daddy tidak ingin hal ini terjadi lagi Candice, kemarin adalah yang pertama dan terakhir"
Ucap Leonardo tenang, meski terdengar tenang candice dapat merasakan bahwa ayahnya mengatakan ucapannya dengan tegas.
"Iya dad, kemarin yang terakhir"
Leo tersenyum dan langsung menyodorkan nampan berisi sarapan dan obat untuk candice, Candice tersenyum dan langsung memakan sarapannya dan meminum obatnya. Leonardo masih menatap putrinya, dia tau ada yang tidak beres dengan putrinya. Dia sudah tahu semua, hanya saja dia ingin mendengar versi dari putrinya.
"Aku akan menceritakannya nanti, aku janji dad"
Mengerti akan tatapan ayahnya yang seakan akan bertanya kepada dirinya candice langsung berucap seperti itu. Leo tersenyum dan mengacak rambut candice pelan.
"Dad tidak ingin memaksa kamu, tapi daddy sarankan jika ada masalah jangan dipendam sendiri. Jika kamu tidak ingin membagi ceritamu dengan dad itu tak apa tapi cari seseorang yang bisa mendengar kelu kesahmu"
Candice menganggukkan kepalanya, dia mengangkat jempolnya kepada ayahnya.
"Yaampun Candice, apa yang terjadi sugar?"
Lana langsung memasuki kamar candice dengan wajah yang khawatir. Semalam dia mendengar candice pulang dengan keadaan yang tak sadarkan diri dan itu membuatnya uring uringan karena semalam dia tengah berada di California. Candice tersenyum manis kepada bibinya.
"Hanya kelelahan tante, tante apa kabar?"
Lana menyentil daun telinga candice, candice hanya terkekeh. Dia tahu bibinya sangat sayang kepadanya.
"Ini yang terakhir kalinya tante mendengar kamu pingsan seperti itu. Tidak untuk yang kedua kalinya candice"
Candice memutar bola matanya. Dasar tidak kakak tidak adik sama saja. Batinnya.
"Ya ya ya tante. Yesterday is the last"
Lana tersenyum lalu memeluk keponakannya. Candice melihat beberapa kantong dibelakang tubuh tantenya.
"Itu apa tante?"
Tanyanya to the point, sejujurnya itu bukan hanya beberapa tapi banyak sekali kantongnya.
"Ayah tinggal dulu yaa, bersenang senanglah dengan tantemu yang girang ini"
Candice menganggukkan kepalanya dan Leo meninggalkan kedua wanita itu
"Itu semua oleh oleh untukmu, tante kemarin mengecek toko VS yang berada di Cali dan kami membicarakan yaa tentang VS dan kami sedang mencari model untuk rancangan terbaru desaigner kami, tante mau kamu yang menjadi model tersebut candice"
Candice menatap tantenya yang menatapnya dengan tatapan yang memohon. Tanpa pikir dua kali candice menganggukkan kepalanya.
"Oh Tuhan terimakasih"
Lana bertepuk tangan kegirangan.
"Tapi tante, aku ingin teman temanku ikut serta. Apa tante masih ingat peserta peserta yang tante pilih dikampusku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TITANIUM
FanfictionAku tidak pernah menginginkan hal ini terjadi, tidak pernah. - Candice Swanepoel Di Caprio Aku akan membuat kau merasakan sakit yang aku rasakan candice. - Justin Drew Bieber