Hening. Hanya kata itu yang dapat mendeskripsikan keadaan mereka di kantin ini. Mereka makan dengan hening. Candice and her friends. Mereka bingung ingin mengatakan apa, karena yang mereka tau adalah Candice tengah bersedih, tentunya yang mereka tau adalah Candice bersedih karena Jason yang sampai saat ini belum sadar, mereka tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.
"Sejujurnya, aku benci keheningan"
Semua yang berada disitu langsung memandang kearah barbara kecuali candice,yaa barbara gadis itu memang benci dengan keheningan.
"Uhm, baiklah. Apa yang akan kita lakukan sehabis mata kuliah kita selesai nanti?"
Rosie mencoba mencairkan suasana. Dan candice masih tak bergeming. Dia masih asik dengan lamunannya.
"Aku ingin kerumah selena lagi. Disana menyenangkan dan entah kenapa aku nyaman disana"
Tukas Luke, memang benar. Rumah selena itu nyaman dan tenang ditambah selena mempunyai ruangan khusus untuk permainan yang dia sukai.
"Aku ingin menonton film horror"
"Boleh juga, apa tidak sekalian kita menginap?"
Tanya Behati. Mereka semua mengangguk. Tanpa mereka sadari Candice yang sedari tadi hanya melamun kini mengalihkan pandangannya kepada Justin yang berada didepan mejanya, hanya terhalang dua meja saja. Ah ya tepatnya Justin dan Elina. Selena hendak bertanya kepada Candice tapi dia malah mengikuti arah pandangan Candice. Selena menggelengkan kepalanya saat melihat apa yang tengah dilihat oleh Candice.
"Sialan"
Selena menggebrak mejanya dan itu berhasil membuat Candice terkejut, Selena sudah berjalan menghampiri Justin dan Elina dengan minuman yang tengah dia genggam. Dengan mudahnya selena menyiram Justin dan Elina. Semua orang yang berada dikantin memandang selena justin dan elina. Mereka menutup mulut mereka, menggelengkan kepala, bahkan ada yang menjerit kaget.
"Apa apaan ini?!"
Teriak Elina, Justin dengan kalemnya membersihkan mukanya yang tersiram oleh minuman selena. Berbeda dengan Elina, gadis itu malah berteriak kepada selena.
"Dasar jalang! Apa maksudmu menyiram aku dan Justin?!"
Selena tertawa mengejek.
"Kau dan Justin memang pantas disiram, kelakuan kalian memang berengsek. Dan kau Justin, kau adalah pria yang benar benar brengsek yang pernah aku temui"
"Lalu apa masalahmu selena?"
Tanya Justin santai.
"Masalahnya adalah kau telah melukai Candice"
Kali ini Justin yang tertawa mengejek, Rosie dan Behati hendak mendatangi Selena tapi dicegah oleh Candice. Candice memberi kode untuk menunggu.
"Itu bukan urusanmu, sebaiknya kau pergi dari sini"
Ucap justin memperingatkan. Bukannya pergi selena masih tetap disana.
"Ini urusanku, karena candice adalah temanku bieber"
"Jadi kau sekarang menjadi anteknya huh?"
"Aku bukan anteknya, aku melakukan ini karena keinginanku. Bukan seperti dia"
Selena menunjuk muka Elina, Elina menggeram kesal.
"Dia dulu menjadikan aku anteknya, aku bersyukur Tuhan mempertemukanku dengan Candice. Jika kalian mengganggu Candice atau mendekati Candice lagi, aku tidak segan segan akan bermain kasar disini"
"Selena Gomez, kau itu bukan apa apa. Kau itu hanya gadis lemah, bukankah begitu Elina?"
"Dia memang lemah. Jalang yang lemah"
KAMU SEDANG MEMBACA
TITANIUM
FanfictionAku tidak pernah menginginkan hal ini terjadi, tidak pernah. - Candice Swanepoel Di Caprio Aku akan membuat kau merasakan sakit yang aku rasakan candice. - Justin Drew Bieber