16

3.7K 240 14
                                    

Aku melangkahkan kakiku kedalam rumah ayahku. ayah bilang sih ini rumahku Juga. Sedari tadi aku tak henti hentinya mengembangkan senyumku. Aku melangkahkan kakiku kedalam kamar ayahku, aku perlu berbicara kepadanya. Aku masuk tanpa mengetuk pintu dan aku dapat melihat ayahku sedang berkutat dengan laptopnya di tempat tidurnya. He's busy AF.

"Malam daddy"

Aku mengecup pipinya dan duduk disampingnya, ayahku menutup laptopnya dan menyimpannya. Dia menatapku penuh tanda tanya.

"Aku menemukannya dad"

Ucapku menahan suaraku agar tidak berteriak kesenangan. Ayahku sudah tau semuanya, seminggu setelah kepergian Ibu, ayah mengatakan aku harus mulai terbuka kepadanya. Dan yaa aku menceritakan semuanya termasuk Jason, eh minus soal Justin. Aku belum sepenuhnya bercerita tentang Justin kepada ayah.

"Jason?"

Aku menganggukkan kepalaku, aku mulai bercerita kepada ayah mulai dari Josh yang mengajakku menjenguk kakaknya yang ternyata Jason, saat aku dan Jason bertukar cerita dan saat dimana kami berfoto bersama dan sampai aku harus pulang karena Jason tak ingin aku kelelehan jadi yaa aku pulang dan Jason sudah berjanji kepadaku besok dia akan mengajakku jalan jalan. Aku tidak sabar menunggu hari esok.

"Daddy ikut senang, tapi bukannya setau daddy kau sedang dekat dengan Justin?"

Senyumku yang lebar kini menghilang hanya karena ayah menyebut nama pria itu. Sejujurnya, aku masih menyu-- ralat, aku mencintainya. Aku merindukannya. Tapi apa daya? Dia lebih memilih Elina dibanding diriku. Aku menggigit bibirku, apa yang sedang Justin lakukan sekarang?

"Maafkan daddy, daddy tidak tahu apa yang terjadi antar kalian sehingga raut wajahmu berubah 180 derajat, kita lupakan masalah Justin ok?"

Ayah selalu mengerti perasaanku, dia selalu mengiyakan apa yang aku inginkan dan dia selalu memberiku kasih sayang. Dia tak ingin aku terluka.

"I love him dad"

Bisikku parau, aku memeluk daddy dan tangisku kembali pecah. Setiap aku mengingat Justin selalu saja rasa sesak yang mengerubungi Jantungku.

"Cinta yang sesungguhnya adalah dimana kau merasakan kebahagian dan kesakitan. Dan Cinta yang sesungguhnya adalah dimana keduanya saling berjuang. Jika hanya salah satu dari kalian yang berjuang itu akan percuma sayang. Dan itu namanya cintamu bertepuk sebelah tangan. Kalian masih remaja biarkan saja semuanya mengalir dengan sendirinya. Satu pesan Daddy, kau harus pintar pintar memilih Cintamu. Jangan sampai kau salah pilih"

Aku mengangguk dalam diam. Dan ucapan ayah terus berputar dikepalaku.

Dan Cinta yang sesungguhnya adalah dimana keduanya saling berjuang. Jika hanya salah satu dari kalian yang berjuang itu akan percuma sayang dan itu namanya cintamu bertepuk sebelah tangan.

****

JoshPOV

Aku harus membanting stirku kearah dimana Justin berada sekarang. Pria itu membuat ulah. Sialan. Apa yang sebenernya ada dipikirannya sih? Aku baru saja mendapat panggilan dari salah satu Club ternama dan mereka mengatakan Justin mabuk berat. Sebenarnya ada apa dengan Justin? Masalah apa yang tengah ia pendam?

Aku langsung memasuki Club tersebut dan aku mencari cari keberadaan Justin, aku membelakakkan mataku saat aku melihat Justin menampar salah satu wanita penghibur di club ini.

"Aku sudah bilang pergi dari hadapanku dan jangan menggodaku Jalang!"

Teriaknya dengan emosi yang meluap luap, dengan segera aku berlari kearahnya dan menahan Justin yang akan memukul wanita itu. Aku rasa dia benar benar sedang marah.

TITANIUMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang