Prolog

91.7K 4.5K 215
                                    

Haii, salam kenal~

Jangan lupa follow, karena sebagian part di private!

Tekan 🌟 sebelum membaca dan tinggalkan 💬 sebelum keluar!

Happy reading~

***

"APA!?"

Teriakan perempuan itu mengagetkan kedua orang yang berada di depannya.

"Mah, pah. Kalian bercanda kan?" ujar perempuan itu bernama Arabella Lilyan Gunawan

"Kami serius Ara, kamu mau ya?" ucap Intan--sang Mama, lebih tepatnya memaksa

Ara mengehela napas kasar.

"Tapi kan mah, aku masih sekolah. Masa udah nikah aja sih. Pah? " ujar Ara menahan kekesalannya

"Ini demi kebaikan kamu Ara. Mama sama Papa mau ada yang ngejagain kamu" ujar Mamanya

'Kebaikan apanya sih?' batin Ara berteriak

"Mama sama Papa kan bisa ngejagain aku, kenapa harus suruh orang lain sampe dijodohin segala?" Ara mengeluarkan protesnya

"Kamu lupa kemarin apa yang mama bilang. Kan Papa sama Mama dua minggu lagi mau ke Kalimantan karena urusan bisnis Papa yang ada disana" ujar Mamanya lembut mencoba memberi pengertian pada Ara

Ara menghela napas pelan, dia lupa akan itu. Indra Gunawan--Papanya akan melakukan bisnis disana selama tiga bulan dan ditemani sang Mama.

"Lagipula, Papa sama Mama udah kenal kok anaknya. Ganteng terus baik. Cocok sama kamu" sambung Papanya

"Yaudah deh, terserah Mama sama Papa aja, aku ngikut" pasrah Ara, mau menolak pun tidak ada gunanya

'Mau nolak pun tetap nikah kan?' batin Ara kesal

Mama dan Papanya tersenyum mendengar keputusan Ara.

"Yaudah, kamu istirahat gih. Besok kita nemuin keluarga calon suami kamu" ujar sang Mama

Ara mengiyakan dan mengucapkan selamat malam pada keduanya, lalu melangkahkan kaki menuju kamarnya di lantai dua. Ara perlu mengistirahatkan tubuh, terlebih pikirannya yang akan di jodohkan.

~•~

Di lain tempat, sebuah keluarga tengah menikmati makan malamnya. Selesai dengan makan malam seseorang ingin bangkit menuju kamarnya sebelum sebuah suara menginstruksi untuk duduk kembali.

"Gavin, duduk dulu. Ada yang ingin kami bicarakan" ujar pria paruh baya bernama Satya Mahesa--Ayah Gavin

"Kenapa?" tanya Gavin

"Emm, gini. Kami akan menjodohkan kamu, nak" ujar Tania--sang Mama to the point

"Mah, are you kidding me?" ujar Gavin kaget

Tentu saja kaget, tiba-tiba saja Mamanya menjodohkan dirinya apalagi orang yang tidak dia kenal.

"No. Ini serius. Perjodohan ini sudah terjadi  dari kalian masih bayi. Jadi kamu mau kan?" ujar Mamanya meminta

Gavin menghela napas kasar. Dia harus bagaimana sekarang. Mau menolak tapi tidak tega melihat mamanya seperti itu.

"Kenapa nggak jodohin si Ghea aja? " tukas Gavin. Ghea adalah adiknya

"Ih, kenapa jadi aku? Kan yang di jodohin kakak" celetuk Ghea begitu mendengar namanya disebut

"Kamu aneh-aneh aja. Ghea itu masih SMP, harus sekolah, nggak boleh dulu" ucap Mamanya

"Ya, aku juga masih sekolah. Masih harus belajar juga buat ujian" protes Gavin

"Kakak itu terlalu manja sama Mama. Jadinya, Papa sama Mama ngejodohin kakak deh supaya nggak bisa manja-manja lagi" ujar Ghea membuat Gavin mendelik ke arahnya

Itu memang kenyataan. Selama ini Gavin sangat manja pada Mamanya, meskipun itu hanya di rumah saja. Di luar rumah, Gavin menunjukkan sifatnya yang lain.

"Biarin. Daripada lo nggak pernah. Iri kan lo?" ujar Gavin membalas membuat Ghea memutarkan bola matanya

"Udah udah. Jadi gimana Gavin, mau kan?" tanya Mamanya sekali lagi

"Iya aku mau" ujar Gavin pasrah

Orang tuanya tersenyum senang mendengarnya.

"Oke, besok kita bakal ketemu sama calon istri kamu" ujar Mamanya

"Yuhu, kakak nggak bisa lagi manja-manja sama Mama. Gantian aku yang dimanjain, wle" Ghea memeletkan lidahnya meledek Gavin

Gavin berdecak sembari bangkit ingin memberi pelajaran pada adiknya, tapi Ghea lebih dulu berlari menuju kamarnya.

Orang tuanya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah kedua anaknya itu. Kadang akur kadang tidak. Tapi mereka saling menyayangi satu sama lain.

Gavin melangkahkan kaki menuju kamarnya dan membaringkan dirinya di atas kasur sembari memikirkan perjodohan ini.

'Mungkin bermanja-manja sama istri nanti lebih enak kali ya? ' batin Gavin.

Gavin tersenyum membayangkan dirinya nanti kalau sudah menikah. Nggak ada yang marah, udah halal kalau mau itu. Tapi bagaimana kalau istrinya galak? Dia tidak akan bisa bermanja-manja nantinya. Menghela napas kasar, Gavin pusing memikirkannya. Lebih baik dia tidur dan melihat hasilnya besok.

~•~

Next or stop??

Follow my ig  @shellazy._

Byee :v

Salam, istri sah Jeon Jungkook :*

BIG BABY [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang