Beberapa hari setelah kepulangan pasutri itu dan mengunjungi kedua orang tua Ara yang baru pulang, kini mereka sedang berkumpul di rumah keluarga Mahesa. Mereka sedang merencanakan kegiatan yang akan dilakukan waktu tahun baru yang akan datang seminggu lagi.
"Jadi rencananya kita bakal BBQ-an nih ?" tanya Ghea dengan semangatnya.
"Iya, nanti ajakin teman kalian supaya makin rame"
"OKE!" Ghea begitu antusias dengan acara ini.
"Berisik lo!" Gavin meraup wajah adiknya itu dengan tangannya agar diam.
"Ish apa sih, Kak? Rese banget" Ghea menatap kesal Kakaknya.
"Suara lo kek toa tahu nggak"
"Enak aja. Kakak juga kalau mau manja-manja di kamar sana, jangan disini" sinis Ghea.
Lihat saja, Gavin saat ini sedang duduk dengan menyenderkan kepalanya di bahu Ara sambil memainkan jari-jari kecil milik istrinya itu. Sedangkan Ara sudah sangat malu karena ditegur begitu, meskipun tidak masalah bagi keduanya. Tapi ini Gavin yang tidak tahu tempat ingin bermanja dengannya.
"Biarin. Iri bilang!"
"Dih, nggak tuh"
"Udah, kalian berdua ini berantem aja terus" lerai Mama Tania.
"Kak Gavin tuh Ma"
"Sstt, udah!"
"Itu Gavin nggak mau ngelepas dulu tangannya Ara. Kasihan lho, anak Mama jadi salting gitu" celetuk Mama Intan.
"Takut hilang Ara-nya" sambung Papa Satya, membuat semua tertawa.
Meskipun begitu, mereka senang karena dengan perjodohan ini keduanya tidak tertekan dan baik-baik saja.
"Tahu nih, kayak mau kemana aja"
"Ck. Diem deh, bocil"
"Dih, aku mau masuk SMA ya. Lagian pasti Kak Ara malu kan digituin?"
"Kamu malu ya, Ra?" Ara tidak menjawab, dia hanya meringis pelan dan tersenyum.
"Udah deh, daripada sama Kak Gavin mending sini duduk sama aku aja" Ghea menarik Ara dari Gavin agar duduk bersamanya di sofa seberang.
"Ih, apaan!?" protes Gavin sambil menahan tangan Ara.
"Kakak ngobrol aja sana. Daritadi nempel terus sih sama Kak Ara kayak cicak di dinding" Ghea menarik Ara hingga terlepas dari genggaman Kakaknya itu dan duduk di sampingnya.
"Aku ada film terbaru tahu, Kak. Nanti kita nonton bareng, ya di kamar" ajak Ghea.
"Film apa?" tanya Ara menanggapi. Keduanya semakin kesini semakin dekat, mereka sering jogging, nonton, atau berbelanja bersama. Meskipun disitu ada Gavin juga tentunya sebagai bodyguard.
Setelah itu, keduanya larut dalam obrolan tentang film yang akan mereka tonton sebentar.
"Ma, Pa" panggil Gavin begitu sudah sedikit mengikhlaskan Ara bersama Ghea. Gavin ingin berbicara mengenai kepindahannya.
"Kenapa? Kayaknya serius nih"
"Ehkem. Jadi, aku sama Ara udah sepakat buat pindah lebih cepat sehabis tahun baru nanti"
"Lho, kenapa? Katanya nunggu kamu lulus dulu?"
"Hem, ngga papa. Tapi mau dipercepat aja" Tidak mungkin juga Gavin memberitahukan yang sebenarnya pada mereka.
"Oh, yaudah deh. Tapi nanti harus sering ngunjung kesini, ya"
"Iya"
"Yaudah, nanti kalian sekalian sama Bi Mala supaya ada yang ngebantuin beresin rumahnya kalau kalian nggak ada"
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG BABY [On-Going]
Novela Juvenil[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] _____________ Dijodohkan!? Tidak pernah sedikitpun terlintas di pikiran Ara untuk menikah muda--apalagi menikah dengan kakak kelasnya sendiri yang mempunyai sifat seperti es batu. Dingin. Tapi jika sudah dijodohkan da...