Part 21

23.1K 1.5K 85
                                        

Akhirnya hari yang ditunggu tiba. Siang ini keempat orang itu telah tiba di satu pulau yang sangat cantik. Mereka hanya berempat, karena memang tidak ada lagi orang yang mereka ajak.

"Yuhuuuu, welcome to Labuan Bajo" teriak Mario sambil merentangkan kedua tangannya dengan kacamata hitam bertengger manis di hidungnya, ketika telah berdiri di depan pintu keluar Bandara.

Labuan Bajo. Salah satu destinasi wisata yang telah mereka sepakati untuk berlibur. Memiliki tempat-tempat yang tidak kalah bagusnya dengan destinasi yang lain.

Gavin dan yang lainnya hanya meringis malu melihat kelakuan temannya yang satu itu. Entah di mana rasa malu Mario, sepertinya ketinggalan di rumahnya.

"Berisik, dilihatin orang nggak malu apa?" Rey menutup mulut Mario menggunakan tangannya lalu menyeret lelaki itu untuk keluar.

"Awnjewir, wepwasin woiii" Mario memberontak dari kukungan Rey. Lelaki itu baru melepaskan Mario setelah mereka sedikit menjauh dari kerumunan.

"Lagian ya, itu tuh sebagai bentuk keantusiasan gue karena baru dateng ke sini" Mario berujar dengan nada yang menyebalkan menurut mereka.

Ara yang sedari tadi memperhatikan menahan tawanya. Sedangkan Gavin mendengus malas melihat kedua temannya, tiada hari tanpa mereka bertengkar, sekalinya akur seperti dua orang yang saling jatuh cinta.

"Ayo, Ra kita duluan aja" Gavin menarik tangan Ara pelan dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya menarik koper milik keduanya. Mereka satu koper besar, karena mereka di sini hanya lima hari jadi tidak perlu membawa pakaian yang banyak.

"Emangnya Kakak udah tahu kita nginap dimana?" tanya Ara membuat Gavin memberhentikan langkahnya.

"Ck. Lo berdua mau berantem sampe kapan? Mar, kita nginap di mana?"

Mario hanya mendengus malas mendengar Gavin memanggil namanya singkat begitu. Dia pasrah saja sekarang.

"Gue tadi udah pesan taksi, wait gue cek dulu nomornya" Mario melihat ponselnya lalu meneliti nomor taksi dan menyamakan nomornya ke beberapa taksi yang ada.

"Nah itu, ayo"

Mereka lalu berjalan menuju taksi yang telah dipesan. Mobil itu menempuh perjalanan menuju ke pelabuhan selama kurang lebih sepuluh menit.

Keempat orang itu pun turun dari taksi dan menyerngit heran sambil menatap Mario.

"Mar, ngapain di pelabuhan njir. Jangan bilang kita nginap di sini" ujar Rey setengah panik.

"Ya nggak lah. Gila aja. Kita nginap di sana tuh, ada pulau kecil" Mario menunjukkan sebuah pulau kecil yang akan mereka tempati.

"Jadi?"

"Jadi, kita bakal naik perahu ke sana. Tuh udah disiapin"

Lalu mereka langsung menaiki perahu yang ada. Terdapat dua perahu yang mereka gunakan, yang satu untuk mengangkut barang yang dibawa dan satu lagi untuk mereka naiki.

Keempat orang itu menikmati semilir angin. Butuh sekitar empat puluh lima menit perjalanan untuk menuju pulau tersebut.

"Wah, airnya jernih banget" celetuk Ara begitu mereka telah sampai di dermaga.

Ketiga lelaki itu menyetujui ucapan Ara. Rasanya mereka ingin berenang di situ, tapi tidak untuk saat ini. Mereka perlu istirahat.

"Selamat datang di Sudamala Resort, Seraya, Flores, Kak. Silahkan" ujar seorang yang menyambut kedatangan mereka.

Keempat orang itu berjalan mengikuti lelaki yang tadi menyambut mereka, sambil memperhatikan sekitar. Tempat yang bersih dan juga pemandangannya indah. Mereka melihat ada beberapa orang dari luar juga menempati tempat ini.

BIG BABY [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang