Jangan lupa untuk vote and komen guys!!!
Kalau ada typo, bilang ya!
Happy Reading~~•~
Sesuai perjanjian mereka kemarin, akhirnya hari ini Gavin dan Ara akan pindah ke rumah baru mereka. Dibantu oleh kedua sahabat Gavin tentunya.
"Kerenlah rumahnya, nanti gue sama Rey bakal sering main kesini ya, Vin" ujar Mario sambil memperhatikan sekeliling rumah.
"Lo kira ini tempat bermain apa"
"Ya, kan, itu supaya lo sama Ara nggak kesepian gitu cuman berdua doang"
"Nggak usah, makasih" Gavin melangkah mengikuti Ara yang sudah masuk terlebih dahulu ke dalam rumah.
"Jangan lupa tuh bawain sekalian" perintah Gavin sambil menunjuk pada empat kardus yang berisi barangnya dan Ara.
"Untung temen, kalau nggak--"
"Kalau nggak apa?" potong Gavin karena masih mendengar gumaman Mario.
Mario menyengir "Nggak kok, Rey nih!" tunjukknya pada Rey yang berada di sebelahnya.
"Apaan gue. Udah angkat sana" suruh Rey pada Mario untuk mengangkat kardus yang ada.
"Ya, lo jugalah. Masa gue doang"
"Lo kan badannya gede--"
"Ya emang badan gue gede. Tapi tangan gue cuman dua, nggak muat ngangkat empat kardus sekaligus"
Memang diantara ketiganya, dari ukuran bentuk badan. Mario lebih besar dibandingkan dengan Gavin dan Rey. Karena Mario sering berolahraga, membuat badannya lebih berisi dan otot-ototnya tercetak sempurna.
"Lemah lo!"
"Anj--" Mario berusaha sabar menghadapi dua makhluk astral yang sialnya menjadi sahabatnya.
Beberapa menit kemudian, keempat orang itu selesai menata barang-barang. Kini Gavin dan kedua sahabatnya tengah mengistirahatkan diri di ruang tamu. Sedangkan Ara masih berada di lantai atas membersihkan kamarnya dan Gavin.
"Vin, minum dong. Haus banget, nih"
"Ambil sendiri" Gavin meregangkan ototnya yang kaku sembari menyandarkan badannya di sofa.
"Lo kan tuan rumah, masa nyuruh kita yang ambil, sih"
"Lagian, lo nggak kasihan sama kita? Udah capek bantuin"
"Ck, iya-iya"
Saat Gavin ingin bangkit berdiri dari duduknya, Ara turun dari lantai dua menghampiri mereka bertiga, membuat niat Gavin terhenti.
"Makasih banyak, ya kalian udah mau bantuin. Maaf kalau ngerepotin" ujar Ara sambil duduk di sebelah Gavin.
"Ngga papa, Ra. Santai"
"Btw, Ra boleh minta minum nggak--"
"Astaga, iya. Kamu juga kenapa nggak kasih mereka minum?" tanyanya pada Gavin.
"Mereka masih punya organ tubuh yang lengkap, Ra. Bisa ambil sendiri" ucapan Gavin membuat kedua sahabatnya tercengang lalu menggelengkan kepala pelan. Astaga.
"Ck. Aku ambilin minum dulu" setelah itu Ara bergegas pergi menuju dapur.
Tak butuh waktu yang lama untuk Ara mengambil minum. Ara meletakkan minuman itu di atas meja, memberikannya pada kedua sahabat Gavin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG BABY [On-Going]
Подростковая литература[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] _____________ Dijodohkan!? Tidak pernah sedikitpun terlintas di pikiran Ara untuk menikah muda--apalagi menikah dengan kakak kelasnya sendiri yang mempunyai sifat seperti es batu. Dingin. Tapi jika sudah dijodohkan da...