Jangan lupa untuk memberikan vote dan komentar !!!
Happy reading~
~•~
Hari ini kedua pasutri muda itu berencana untuk pergi ke mall, untuk belanja bulanan mereka. Keduanya memasuki supermaket yang ada, mengambil beberapa barang yang dibutuhkan dan dimasukkan ke dalam troli.
"Ara, ini nggak diambil?" Gavin mengambil sebuah benda yang biasa digunakan perempuan ketika datang bulan.
"Astaga--" Ara terkejut sekaligus malu, terlebih Gavin bertanya ketika mereka di tempat umum seperti ini. Bahkan ada beberapa orang yang melihat ke arah mereka sambil menahan senyum.
"Kenapa?" tanya Gavin heran karena melihat wajah kaget Ara. Bukannya wajar ya? Dia takut jika nanti Ara datang bulan dan pembalutnya tidak ada.
Bukannya Gavin tidak ingin pergi membeli jika benda tersebut tidak ada, tapi dia pikir untuk membelinya memang dari sekarang, terlebih mengingat toko atau warung sedikit jauh dari rumahnya.
"N-nggak papa" jawab Ara sedikit kaku sambil mengambil benda tersebut dari tangan Gavin dan memasukkannya ke troli.
"Kenapa cuma ambil satu, Ra? Kenapa nggak ambil dua atau tiga gitu, supaya bisa stok banyak. Biasanya kalau Ghea nyuruh aku, dia bakal minta dibeliin banyak buat stok katanya" ujar Gavin panjang lebar sambil menjelaskan ketika dulu dia sering keluar untuk membeli Ghea--adiknya itu pembalut.
"Nggak. Mendingan, Kakak ke rak susu deh, kita belum sempat ambil tadi" bahkan saking malunya, Ara memanggil Gavin dengan sebutan 'Kakak' lagi dan menyuruh Gavin pergi.
"Ah, ya benar. Aku kesana dulu, kamu tinggu disini" Gavin segera pergi ke rak yang terdapat berbagai macam susu lalu mengambil salah satu yang biasa diminum mereka, ah tidak, lebih tepatnya diminum Gavin.
Sementara itu, Ara menghembuskan napas lega karena untuk sementara menjauh dari Gavin. Meskipun mereka sudah menjadi sepasang suami istri, selama ini Ara tidak pernah meminta Gavin untuk membelikan barang tersebut. Dan juga, kalaupun barang itu telah habis, Ara biasanya akan memintanya di Ghea--ketika mereka masih tinggal di rumah orang tuanya Gavin.
Sembari menunggu Gavin mengambil susu, Ara pergi menuju ke rak yang terdapat buah-buahan dan sayuran. Mengambilnya beberapa yang biasa mereka makan. Terlebih buah pisang, buah yang sangat Gavin suka. Ara sampai bingung, kenapa Gavin bisa sangat menyukai buah itu padahalkan Gavin sudah memilikinya sendiri. Eh, bukan itu maksudnya--. Maksud Ara itu, Ara juga menyukai buah pisang, tapi tidak sampai bisa menghabiskan dalam sehari empat buah seperti Gavin.
Sudah lebih dari lima belas menit, Gavin belum juga kembali. Kenapa lama sekali, padahal hanya memilih susu saja? pikir Ara. Daripada berdiam diri, Ara memilih untuk menyusul Gavin.
"Gavin?"
***
Gavin sendiri sedang asik memilih susu yang dia mau. Gavin sudah bosan dengan rasa susu yang sama terus, karena itu dia ingin mencoba rasa baru.
Ketika ingin mengambil susu yang berada di rak bagian atas, tubuhnya sedikit terhuyung akibat seseorang yang terjatuh ke arahnya. Hal itu membuat Gavin dengan refleks menangkap tubuh orang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG BABY [On-Going]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] _____________ Dijodohkan!? Tidak pernah sedikitpun terlintas di pikiran Ara untuk menikah muda--apalagi menikah dengan kakak kelasnya sendiri yang mempunyai sifat seperti es batu. Dingin. Tapi jika sudah dijodohkan da...