Part 2

50.1K 3.5K 62
                                    

Jangan lupa tekan 🌟 dan beri komen setiap paragraf. Thanks 😊

Happy reading~

***

Malam ini Ara dan orang tuanya akan makan malam bersama calon suaminya yang belum di kenal itu di luar. Entah kenapa dirinya sangat deg-degan. Padahal belum juga bertemu dengan keluarga calon suaminya itu.

Kini Ara tengah memperhatikan dirinya di depan cermin. Meneliti penampilannya sekali lagi sebelum dia turun ke bawah.

"Ara, ayo turun. Kita hampir terlambat" itu teriakan dari Mamanya untuk segera turun

Mengambil tasnya lalu segera turun menyusul orang tuanya yang sudah berjalan lebih dulu keluar rumah.

"Cantiknya anak Mama" ucap Mamanya sambil mengelus pipi Ara

Ara blushing, dia tidak bisa jika seseorang memuji dirinya seperti ini. Dan memang yang dibilang Mamanya, dia begitu cantik dengan gaun putih simple miliknya dan riasan nya juga terlihat natural.

"Udah, nanti aja puji-pujinya. Sekarang kita jalan, mau terlambat ini" sela Papanya menghentikan kegiatan mereka

"Yaudah, ayo"

Dalam perjalanan, Ara tidak bisa tenang. Dia terus saja memikirkan calon suaminya nanti, bagaimana jika orangnya jelek, gendut, dan yang lain sebagainya. Tidak, dia tidak bisa.

"Mah" panggil Ara membuat Mamanya menoleh

"Kalau orangnya jelek, aku nggak mau ya" ujar Ara polos, mungkin karena terlalu parno

Mama dan Papanya tertawa mendengar ucapan Ara. Astaga, lagipula mana mungkin mereka menjodohkan anaknya dengan sesuka hati. Dan juga semua pria itu tampan, kita melihatnya dari sudut pandang yang berbeda-beda.

"Kamu ada-ada aja" ujar Papanya di sela-sela tertawanya sambil menggelengkan kepala

"Ya, siapa tahu aja kan?"

"Kamu lihat aja nanti sendiri, ganteng atau nggaknya"

Ara mendengus kesal, mendengar jawaban orang tuanya semakin membuat dia menjadi gugup.

'Oke Ara tenang. Kalau nanti jelek atau macamnya, lo nolak dengan tegas' batin Ara

Ara menarik napasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan, setelah mereka sampai di restoran. Mereka memasuki restoran yang ternyata tidak terlalu ramai malam ini.

"Nah, itu mereka disana" ucap Papa Ara sambil berjalan ke arah keluarga calonnya

"Satya" panggil Indra--ayah Ara

"Oh, Indra. Akhirnya datang juga, lama tidak jumpa" ucap Satya sambil memeluk Indra

"Ck. Baru juga ketemu minggu lalu, kau ini lebay sekali" sambung Tania--Mama Gavin

"Astaga, namanya basa-basi sayang"

Berbeda dengan orang tuanya, kini Ara tengah memperhatikan lelaki yang sedang duduk sambil memainkan ponselnya. Dari Ara melangkah menuju ke meja ini, lelaki itu terus saja menunduk sambil bermain ponsel. Apa lehernya tidak sakit menunduk terus? Ck, tapi apa pedulinya.

"Ah, ini anakmu? Cantik sekali" merasa terpanggil Ara menoleh ke arah orang tuanya

"Arabella kan?" tanya Tania

"I-iya tante" balas Ara dengan kikuk

"Ah, panggil saya tante Tania atau Nia juga boleh dan ini Om Satya, kami orang tua dari calon suami kamu" Tania mengenalkan Ara pada suaminya membuat Ara tersenyum sopan

Melihat orang tua dari calonnya yang tampan dan cantik, pasti anaknya juga tidak buruk. Hal itu membuat dirinya menghembuskan napas pelan, merasa tenang.

"Ayo duduk, kita makan malam terlebih dahulu" ajak Tania

Di atas meja ternyata sudah terdapat beberapa makanan. Tidak perlu disebutkan makanan apa saja itu, karena Ara sendiri pun tidak tahu. Tapi kelihatannya enak.

Mereka semua makan dengan tenang, sesekali Ara melirik lelaki yang diujung, lebih tepat di depan Ayah Ara. Hidung tinggi itu yang dia lihat, hanya sebagian saja. Dirasa tidak bisa melihat lebih jelas lagi, Ara memilih melanjutkan makannya. Tanpa diketahui Ara, Gavin juga tengah melirik ke arahnya.

'Ehm, cantik' batin Gavin

Selesai dengan makan malamnya, kini mereka semua memulai pembicaraan tentang perjodohan itu.

"Jadi, pasti kalian berdua udah tahu kan kenapa kita semua disini?" tanya Tania kepada Gavin dan juga Ara

Ara melirik ke arah lelaki itu yang kini sudah menoleh ke arahnya. Ara mengerutkan keningnya, dia seperti pernah melihat lelaki ini tapi, dimana?

"Kalian sudah kami jodohkan dari kecil dan juga karena kami akan pergi ke Kalimantan dua minggu lagi. Jadi pernikahannya kita percepat minggu depan, bagaimana setuju?" lanjut Intan--Mama Ara sambil melihat semuanya

Kedua orangtua Gavin dan Papanya menganggukkan kepala setuju. Sedangkan, kedua anak mereka melototkan mata, kaget mendengar ucapan tersebut.

"Nggak terlalu cepat, mah pah?" tanya Ara

"Nggak sayang, atau mau tiga hari lagi aja?" ujar Tania tiba-tiba

"Kalian nggak perlu khawatir soal dekorasi atau segala macamnya, biar kami yang urus. Kalian cuman nunggu beresnya aja, gimana?" lanjut Tania

Melihat keduanya masih terdiam karena kaget, Tania dengan cepat menepuk tangan sekali membuat keduanya tersadar. Seperti di hipnotis saja. Canda.

"Oke, tiga hari lagi kalian menikah" ujar Tania cepat sebelum Gavin dan Ara protes

"Akhirnya, kita jadi besan juga Ndra" ujar Satya pada Indra memberi selamat

Empat orang paruh baya itu sudah saling berpelukan seperti teletabis merayakan kebesanan. Astaga, tidak habis pikir.

"Oh, astaga. Aku lupa, kalian belum kenalan kan?" ujar Tania, entah kenapa disini Tania paling heboh

Ya, sedari tadi mereka berdua belum juga berkenalan karena kedua orangtua masing-masing yang sudah heboh akan perjodohan ini.

"Ara, ini kenalin Gavin Putra Mahesa anak pertama saya dan Gavin ini Ara calon istri kamu" ujar Tania mengenalkan mereka

"Ah, kami lupa kau punya dua anak, Nia. Dimana yang satu lagi?" tanya Intan

"Oh, dia tidak mau ikut. Katanya itu urusan orang dewasa. Anakku itu memang pengertian" Tania menjelaskan dengan sedikit tertawa membuat yang lain juga tertawa

Sedangkan Ara, dia sedari tadi diam memikirkan nama itu. Seperti pernah mendengar. Tapi di--yaa itu nama Gavin yang disebut oleh Ririn tadi di sekolah.

Dia melihat Gavin dengan terkejut, jadi manusia datar ini yang akan menjadi suaminya nanti?

What the--

~•~

Tbc

Follow my ig @shellazalianty_

Thank you, bye :v


Salam, istri sah Jeon Jungkook :*

BIG BABY [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang