Happy Reading~
~•~
Ara melangkahkan kakinya memasuki rumah. Rumah terlihat begitu sepi, seperti tidak ada orang begitu dia memasukinya. Kemana semua orang, pikirnya.
Ara memasuki rumah dengan pelan-pelan, takut ketahuan. Tapi begitu kakinya ingin menaiki undakan tangga, sebuah suara membuatnya menghentikan langkah.
"Baru pulang!"
Mampus.
Ara menghela napas pelan, sambil membalikan badannya.
"Hai, Kak" Ara cengengesan dan melambaikan tangannya ke arah Gavin
Ternyata Gavin sedang tiduran di sofa ruang TV. Pantas saja tidak kelihatan.
"Janjinya berapa jam tadi, kenapa baru pulang, hm?" tanya Gavin sambil berjalan menuju Ara.
"Ehem, yang lain kemana, Kak. Kok nggak keliatan" Ara mencoba untuk mengalihkan pembicaraan, sambil melihat sekeliling
"Jangan coba-coba alihkan pembicaraan, Ara. Jawab pertanyaan Gavin"
Ara menyengir, dalam hati dia bertanya-tanya. Kemarin saja Gavin sangatlah manja, tapi sekarang kenapa jadi begini. Kalau serius begini, Ara jadi ngeri. Serem cuy.
"Maaf ya, Kak. Tadi aku lupa waktu, jangan marah ya"
Gavin menghembuskan napasnya pelan. Mau marah tapi tidak bisa.
"Kenapa nggak ngabarin sih, Ra. Gavin jadi khawatir sama Ara. Hampir aja tadi, Gavin mau nyusulin Ara"
"Hehe, maaf. Tadi waktu mau ngabarin HP aku mati, terus pinjem HP Ririn juga nggak hafal nomor Kakak, jadi ya gitu" jelas Ara terus terang
"Hm, yaudah"
"Yaudah, aku mau mandi dulu"
"Ayok sama-sama"
"Hah?"
"Ayok, Ara mau mandi kan. Gavin juga mau ke kamar, ya sekalian"
Ara mengangguk kaku, lalu membalikkan tubuhnya jalan mendahului Gavin. Astaga apa yang dipikirkannya, bisa-bisanya dia mengira kalau Gavin ingin mandi bersama.
Keduanya masuk dalam kamar, Gavin menuju ranjangnya dan langsung merebahkan dirinya sambil bermain ponsel. Sedangkan Ara langsung masuk kamar mandi karena malu sudah berpikiran macam-macam.
~•~
Selesai mandi, Ara ikut duduk di ranjang dan mengambil ponselnya untuk di cas.
"Ra, laper" ujar Gavin tiba-tiba sambil memukul pelan perutnya
"Eh, kakak belum makan?" tanya Ara yang di jawab dengan anggukkan
"Emang Mama nggak masak ya. Oh iya, kok aku nggak lihat Mama sama yang lainnya ya, pada kemana?" tanya Ara karena tadi masuk, rumah ini sepi.
"Mereka lagi pergi, Mama nggak sempet masak"
Ara berohria, lalu bangkit ingin menuju dapur. Tapi tertahan dengan Gavin yang menarik kembali tangannya.
"Mau kemana?"
"Kedapur, masak" Ara mengerutkan keningnya bingung dengan tingkah Gavin. Tadi katanya lapar, sekarang Ara ingin keluar masak malah ditahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG BABY [On-Going]
Fiksi Remaja[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] _____________ Dijodohkan!? Tidak pernah sedikitpun terlintas di pikiran Ara untuk menikah muda--apalagi menikah dengan kakak kelasnya sendiri yang mempunyai sifat seperti es batu. Dingin. Tapi jika sudah dijodohkan da...