Part 23

21.6K 1.4K 47
                                        

Tiga hari kemudian...

Hari ini terhitung menjadi hari terakhir buat keempat remaja itu berada di Labuan Bajo. Mereka benar-benar membagi waktu dengan baik, agar dapat pergi ke berbagai tempat wisata lainnya.

"Akhirnya selesai juga, ternyata barangnya bertambah" ujar Rey setelah selesai packing dengan susah payah karena kopernya tidak muat lagi menampung.

"Ya iyalah banyak, lo beli oleh-oleh aja nggak cuman satu jadinya nggak muat. Kayak gue dong muat" celetuk Mario yang sedang berada di depan cermin sambil merapihkan penampilannya. Dirinya harus terlihat menarik nanti, meskipun nanti Gavin pasti akan lebih menarik perhatian dari dirinya.

Rey mendelik ke arah Mario lalu melirik koper lelaki itu. Kopernya saja sudah seperti orang hamil.

"Yang begitu lo bilang muat?" tunjuk Rey pada koper milik Mario.

"Heheh, gue paksain biar muat" cengir Mario membuat Rey mendengus.

"Sadar diri itu perlu, ya"

"Ck. By the way, kita check in jam berapa sih?" tanya Mario sambil membaringkan tubuhnya di kasur, dirinya pasti akan merindukan tempat ini.

"Jam tiga sih kata Gavin" ujar Rey sambil memperhatikan kembali barang-barangnya takut ada yang ketinggalan.

"Masih dua jam lagi, makan dulu lah kita. Laper nih gue"

"Yaudah ayo. Lo ngajak tapi masih tiduran di sana" Mario menyengir dan segera bangun dari kasur.

Keduanya berjalan menuju kamar Gavin ingin mengajak mereka juga. Tidak mungkin hanya mereka berdua saja yang  makan siang.

Tok tok tok

"Gaviinnn... Makan yukk~" panggil Mario begitu dia mengetuk pintu.

"Nggak usah gitu juga"

"Udah. Pasti abis ini dibuka"

Tidak berselang lama, pintu di depan mereka pun terbuka menampilkan wajah berkeringat milik Gavin. Membuat kedua sahabatnya itu berpikir yang macam-macam.

"Vin, lo kalau mau honeymoon nanti ajalah jangan waktu kita liburan bareng gini. Lo nggak kasihan sama kita berdua yang menjomblo ini" kata Mario dengan dramatis sambil merangkul Rey yang ternyata juga ikut-ikutan mendramatis.

"Siapa yang honeymoon?" heran Gavin sambil mengelap keringat di dahi dan juga lehernya.

"Lo! Lagian ngapain lagi kalau nggak gituan sampe keringatan gini"

"Otak lo berudua nggak beres yang ada. Gue lagi bantuin Ara ngerapihin barang, lagian hari ini panas banget"

"Oh, kirain. Iya bener, hari ini panas banget. Untung aja kemarin-kemarin cuacanya mendukung buat kita"

"Ngapain lo berdua kesini?"

"Oh iya lupa gue. Kita mau ngajakin makan siang sebelum kita ke bandara nanti. Laper gue"

"Yaudah, gue panggil Ara dulu"

"Jangan lama--"

BRAKK!!

Belum sempat Mario menyelesaikan ucapannya Gavin telah menutup pintu kamarnya, meninggalkan kedua lelaki  itu yang melongo melihat kelakuan sahabatnya.

"Emang nggak ada akhlak tuh anak"

Tidak berselang lama, Gavin dan Ara pun keluar dari kamarnya. Mereka memutuskan untuk makan siang di salah satu restoran yang ada.

"Kemarin rugi banget nggak ikut kita snorkeling, Vin. Seru banget padahal" ujar Mario di sela-sela mereka makan. Rey mengangguk setuju.

"Lo berdua tahu, kemarin Ara nggak enak badan. Makanya gue nggak bisa ikut"

BIG BABY [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang