Part 17

28.3K 1.7K 53
                                        

Anyeoongg, kita bertemu kembali...
Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa tulis lagi, xixixi...

Ada yang kangen kah? Kalau nggak ada, aku ngambek nih☹️

Nggak deh, becanda heheh...

Kalau ada yang lupa alurnya, silahkan dibaca ulang yaa :))

Happy Reading!

~•~



"Over sini lah bolanya"

"Anjir emang, kesini woii"

Hari ini kelas 11 IPA 3, lebih tepatnya kelas Ara sedang mengikuti praktek pelajaran olahraga yang terakhir di semester ini. Mereka telah selesai praktek, dan kini di lapangan tersebut menyisakan beberapa siswa-siswi yang berkeliaran. Yang laki-laki sedang bermain bola, sedangkan perempuan sedang bergosip ria di bawah pohon rindang sambil beristirahat sejenak.

Termasuk Ara dan Ririn, keduanya sedang meneduh di bawah pohon yang berada di dekat lapangan. Mengistirahatkan diri sejenak sebelum beranjak ke kantin karena sudah lapar.

"Beberapa hari lagi ujian, terus liburan deh. Lo mau liburan kemana, Ra?" tanya Ririn begitu keduanya sudah duduk di meja kantin, tapi mereka telah memesan makanan terlebih dahulu.

"Gue nggak tahu. Lo kan tahu, kalau gue nggak bisa liburan bebas lagi sekarang" ujar Ara malas

"Oh iya ya, gue lupa. Lo udah ada laki" Ririn menyengir

"By the way, orang tua lo kok belum balik-balik sih dari Kalimantan? Kan kata lo cuman tiga bulan doang, ini udah tiga bulan lebih malah" lanjut Ririn

Ara mendengus "Semalem gue habis nelpon mereka, katanya sekalian liburan, pulangnya nanti aja pas tahun baru"

Ara memang waktu itu sempat bercerita pada sahabatnya itu, bahwa orang tuanya sedang berada di luar kota.

"Awas lho, kalau lama gitu pulang-pulang lo dapat adek baru" Ririn tertawa kencang sambil memukul meja begitu melihat wajah masam Ara.

"Nggak boleh lah, gue nggak mau punya adek. Nanti beda jauh banget umurnya sama gue. Nggak banget kalau beda enambelas tahun"

"Iya sih, gue juga kalau jadi lo nggak bakal mau. Lagipula, lo sekarang udah nikah. Nanti kalau lo ikutan tekdung juga, mereka seumuran kan ya. Tapi kalau dipikir-pikir ngga papa lah, ponakannya seumuran gitu"

Ucapan Ririn yang Ara pikir serius malah sama saja, membuat Ia mendengus mendengar kalimat terakhir sahabatnya itu.

"Lo ya, gue tuh masih sekolah. Belum mau pikirin anak"

"Ya kan, siapa yang tahu gitu. Kalau Kak Gavin minta, atau nggak ortu lo atau ortu Kak Gavin kan, nggak ada yang tahu"

"Udahlah, kenapa malah jadi bahas gituan sih"

Setelah ucapan Ara itu, makanan mereka sampai. Memang sedikit lama, karena kantin juga sedang ramai. Beruntunglah, jadi tidak ada yang bisa mendengar percakapan mereka tadi. Kalau tidak, mungkin nanti Ara akan menjadi buah bibir di sekolahnya. Terlebih di kaum hawa, pasti mereka akan menjelek-jelekkan atau menambah-nambahkan bumbu waktu membicarakannya. Ara bergidik ngeri membayangkan hal itu.

Selesai dengan makanan, mereka belum beranjak dari tempat itu. Karena masih ada beberapa waktu lagi untuk masuk ke kelas.

"Ra, suami lo tuh" ujar Ririn sambil menujuk ke arah belakang Ara

BIG BABY [On-Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang