Suasana riuh terdengar begitu Gavin dan kedua sahabatnya memasuki kantin. Ketiganya mengedarkan pandangan untuk mencari tempat duduk yang masih kosong.
"Wah, kayaknya kita terlambat banget. Udah penuh"
Gavin dan Rey membenarkan perkataan Mario barusan. Mereka memang sedikit telat istirahat karena guru yang mengajar tadi keluarnya lama, padahal bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu.
"Lo pesen gih, Mar. Biar kita nyari tempat" perintah Rey
"Kok gue sih?"
"Ya kan kalo urusan antri-mengantri lo juaranya, bisa langsung trobos aja tuh antrian"
Memang benar. Jika dalam keadaan ramai seperti ini Mario paling jago untuk menerobos antrian.
"Ck. Yaudah deh, seperti biasa kan?" tanya Mario yang diangguki keduanya
Setelah Mario pergi, keduanya mencari meja yang masih kosong. Sepertinya, meja yang kosong tidak ada.
"Nggak ada lagi yang kosong nih. Kita gabung sama mereka aja gimana. Gue juga ada perlu bentar ama Ririn" Rey menunjuk meja yang ditempati Ara dan Ririn
Gavin mengangguk saja, yang penting mereka mendapatkan tempat duduk. Dan disana juga ada Ara, bisa bucin juga. Eh!
Keduanya berjalan menuju meja Ara dan Ririn.
"Kita boleh duduk disini kan. Meja yang lain udah penuh soalnya" tanya Rey
Ara dan Ririn yang sedang asik makan pun menoleh. Melihat kedua lelaki berdiri di samping meja mereka.
"Eh, kenapa Kak?" tanya Ara
"Kita duduk disini, boleh. Soalnya yang lain udah penuh" tanya Rey sekali lagi
Ara melihat Ririn, meminta persetujuan. Tapi Ririn malah diam dan kembali melanjutkan makannya. Membuat Ara mengerutkan keningnya bingung.
"Boleh kok, Kak" ijin Ara akhirnya
Setelah mengucapkan terima kasih, keduanya pun duduk. Mereka duduk saling berhadapan.
"Rin, kita boleh bicara sebentar nggak" Rey kembali membuka suaranya
Ririn yang sedari tadi fokus dengan makanannya pun, mengangkat kepalanya. Melihat Rey yang sudah kembali berdiri dan seolah memerintahkan Ririn untuk ikut dengannya.
"Boleh kan, Ra" ijin Rey pada Ara, karena Ririn belum juga membuka suara.
Ara yang bingung pun, akhirnya mengangguk kepala saja. Hari ini kedua mantan pasangan itu terlihat aneh, biasanya mereka terlihat romantis. Tapi kali ini, tidak. Mungkin mereka sedang ada dalam masalah, pikir Ara. Dan selama ini, kalau ada masalah antara Ririn dengan Rey, Ririn tidak pernah menceritakan tentang masalahnya. Padahal Ara sudah bertanya dan siap mendengarkan, tapi selalu dijawab dengan 'tidak ada apa-apa'.
Ririn menghela napasnya, melihat Ara mengangguk. Padahal dia berharap Ara menolak. Karena tidak punya pilihan lain, akhirnya Ririn mengikuti kemana Rey akan membawanya.
Selepas keduanya pergi, kini tersisa Gavin dan Ara.
"Kenapa ya sama mereka?" gumam Ara yang masih di dengar Gavin
"Ngga tahu"
Ara kaget dan langsung melihat Gavin di depannya.
"Eh, Kakak nggak mesen makan?"
"Udah dipesen sekaligus sama Mario" Ara hanya mengangguk kepala mengerti
Dan sepertinya Mario berumur panjang, karena setelah Gavin mengatakan itu, Mario datang membawa makanan mereka. Dan langsung duduk di sebelah Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIG BABY [On-Going]
Teen Fiction[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] _____________ Dijodohkan!? Tidak pernah sedikitpun terlintas di pikiran Ara untuk menikah muda--apalagi menikah dengan kakak kelasnya sendiri yang mempunyai sifat seperti es batu. Dingin. Tapi jika sudah dijodohkan da...