KENAPA LAKI-LAKI LEBIH MENYUKAI PEREMPUAN PENURUT?

532 29 0
                                    

Beberapa laki-laki, atau lebih tepatnya banyak, lebih menyukai perempuan yang penurut atau mengikuti apa yang mereka inginkan. Banyak laki-laki tak terlalu menyukai perempuan yang terlalu mandiri, terlalu susah diatur, selalu menolak perintah atau permintaan keinginan, dan merasa jengkel kalau permintaannya selalu ditolak berkali-kali.

Dalam budaya yang menganggap laki-laki adalah tulang punggung keluarga atau pemimpin dalam keluarga. Maka, pihak istri harus menuruti hampir semua yang pihak laki-laki inginkan dan perintahkan atau larang. Bisa dibilang, laki-laki dalam ketegori ini nyaris mirip Tuhan atau orangtua itu sendiri.

Mereka tak menyukai perempuan yang meniti karir. Punya usaha sendiri. Terlalu bebas bergaul. Tak menyukai pasangan menjadi jauh lebih sukses dan berhasil. Dan terlalu mengatur kehidupan sosial pasangannya secara luas.

Dalam hal-hal semacam itu, ada yang ditakuti oleh pihak laki-laki. Ketakutan jika pihak perempuan terlalu bebas mengendalikan diri sendiri dan bebas pergi kapan saja. Dalam artian, pihak laki-laki merasa tak punya hak, kendali, dan kepemilikan total atas pasangan mereka. Ketakutan akan ditinggalkan dan diselingkuhi. Tak digubris. Tak dituruti. Dan hal-hal yang membuat para laki-laki tak bisa lagi mengatur ini dan itu. Menjadikan gagasan mengenai perempuan yang terlalu mandiri dan berkarir sangatlah menakutkan. Karena itu bagaikan mengejek diri mereka sendiri dan kecacatan besar para laki-laki yang ingin selalu dituruti.

Itulah sebabnya, laki-laki jenis ini, yang menganut konsep bahwa laki-laki berada di atas, lebih memilih tipe perempuan yang sangat penurut dan mengikuti semua yang mereka inginkan.

Tipe laki-laki yang dominan ini, menyembunyikan ketakutan dan kelemahannya dengan cara semacam itu. Maka, tipe perempuan yang tepat dengan dirinya adalah perempuan yang juga cocok dengan kepribadian sang laki-laki. Tipe yang tak aneh-aneh. Sangat penurut. Yang penting dicintai dan dilindungi secara perasaan dan material.

Jika kedua belah pihak ini sudah setuju dan merasa nyaman mengenai hal semacam itu. Hubungan bisa sangat memuaskan dan bertahan begitu lama. Karena kedua pihak sudah sepakat dan sadar posisi masing-masing dan saling menerima. Tentunya tanpa protes atau banyak keluhan dan penolakan.

Mereka yang menganggap laki-laki adalah pemimpin keluarga dalam nilai agama, mungkin jauh lebih baik dari pada mereka yang menjadi pemimpin keluarga karena ketakutan dan perasaan lemah. Sehingga menuntut kendali penuh atas pasangannya.

Selama sang laki-laki tidak berlindung di bawah naungan agama untuk menutupi ketakutan-ketakutannya. Maka, hubungan percintaan akan semakin erat. Terlebih jika perempuan yang bersamanya juga sadar diri dan mengerti dan menerima total posisi yang mereka emban masing-masing.

Dalam beberapa agama, pihak perempuan harus mengikuti dan mematuhi aturan laki-laki atau pasangannya dalam segala ketentuan dan aturannya. Selama itu masih dalam kategori yang diijinkan agama, dan tidak menyakiti, maka pihak perempuan harus wajib mematuhinya.

Jika peran kedua pihak ini dijalankan dengan baik tanpa banyak keluhan dan pertentangan. Maka hubungan akan menjadi sangat menyenangkan walau di mata orang pihak perempuan terasa seperti sangat terikat.

Malah, hubungan akan menjadi kacau jika pihak perempuan seringkali menjadi tak penurut dan melanggar apa-apa yang diperintahkan, dilarang, atau diinginkan sang laki-laki. Menurut sang laki-laki, pihak perempuan dinilai sangat tak patuh secara agama, pembangkang, dan sangat buruk dalam nilai yang mereka anut.

Selama pihak laki-laki sangat baik, penuh kasih sayang, tak pernah menyakiti, dan sangat pengertian. Yang dituntut laki-laki hanyalah kepatuhan dalam posisi masing-masing dalam nilai agama dan pihak perempuan tak mau mengikuti, mematuhi, dan bahkan seringkali tak peduli atau mengabaikan. Pihak laki-laki mungkin saja akan berpikir untuk poligami dan mencari perempuan yang lebih penurut dan mau menjalankan posisi masing-masing dalam ajaran mereka. Jika penolakan dari pihak perempuan terus berlanjut. Mungkin yang terjadi adalah kekesalan yang menumpuk dan perasaan bahwa pasangannya tak lagi peduli dengan aturan agama mereka. Yang terjadi bisa jadi perceraian dengan pihak laki-laki mencari pasangan lainnya yang sesuai.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang