Biaya hidup kita hari ini sangatlah mahal. Terlebih bagi makhluk modern semacam kita yang rentan dengan masalah hidup dan emosional berat. Biaya untuk menghibur diri kita sendiri luar biasa mahal.
Demi menghibur diri sendiri, kita melakukan banyak hal dengan membeli dan melakukan apa saja yang bisa menghibur kita.
Dari melakukan perjalanan, berbelanja, barang-barang kesukaan, membeli mainan figure, buku komik, buku bacaan biasa, beragam jenis hobi, dan biaya layanan ini dan itu yang jumlahnya sangatlah banyak.
Kita melindungi diri sendiri dari ketidakpastian hidup. Dari sedikitnya teman. Dari hubungan sosial yang renggang. Dari percintaan yang tak pernah benar-benar pasti.
Kita mencoba menghibur diri kita dengan semua hal yang kita sukai, membuat kita nyaman, dan terhibur.
Kita membeli layanan Netflix, Spotify, Vidio, HBO, Apple TV, Disney, PS Plus, Gamepass, YouTube Premium, centang biru media sosial, dan banyak layanan aplikasi hiburan lainnya. Belum juga membeli alat gaming beserta gamenya. Layanan wifi-internet. Biaya pacaran. Membeli alat-alat olahraga dan gym. Melakukan begitu banyak kegiatan hobi seperti memancing, bersepeda, berselancar, dan naik gunung. Masuk klub motor dan mobil. Dan lain sebagainya, yang jumlahnya sangat banyak. Dari mengejar diskon di marketplace sebagai cara menghibur diri atau bergentayangan dari satu tempat wisata ke tempat wisata lainnya.
Atau sekadar mempercantik diri sendiri dan mengagumi diri sendiri sebagai bentuk penghiburan terhadap diri sendiri. Itu pun membutuhkan uang.
Bahkan beberapa lainnya menganggap berjudi dan main slot adalah hiburan.
Jumlah saluran hiburan kita menjadi bertambah terus menerus. Itu juga berarti kita semakin boros dan biaya hidup kita menjadi kian mahal hanya untuk menghibur dan menenangkan diri sendiri.
Borosnya pengeluaran kita untuk tujuan menghibur diri sendiri. Membuat sebagian dari kita mengalami situasi sulit dalam ekonomi. Kesusahan memapankan diri. Dan uang terasa cepat habis entah kemana.
Emosi kita semua yang bermasalah dan situasi hidup kita yang berat. Membuat banyak dari kita bertahan hidup dengan cara mengeluarkan luar biaya banyak uang untuk menghibur diri sendiri.
Semakin bermasalah hidup kita. Makin konsumtif lah gaya hidup kita. Kita makan terlalu banyak. Kita membeli jajanan apa saja untuk menenangkan diri. Kita juga terkadang masa bodoh dengan uang kita asalkan kita tidak mengalami penderitaan dan rasa sakit dari perasaan sepi dan hampa sedikit menghilang.
Semakin kita menderita. Semakin boroslah hidup kita.
Parahnya, kita semakin membutuhkan orang lain, yang kita kenal atau tidak di media sosial, untuk menghibur kita agar kita masih merasa hidup. Kita bertahan hidup dengan mencari perhatian dari orang lain yang tak kita kenal di media sosial.
Demi menarik perhatian orang-orang yang tak kita kenal demi menghibur dan menguatkan perasaan rapuh kita. Kita mencoba terkesan menjadi orang yang kaya raya. Orang yang memiliki banyak uang. Yang hidupnya mewah dan elegan. Kita ingin terlihat tampan, seksi, dan cantik. Kita selalu menjaga tampilan kesempurnaan, yang semuanya, tentu saja, membutuhkan uang.
Dari perangkat handphone yang kita pakai. Pakaian yang kita kenakan. Menu yang kita makan. Sampai interior ruangan di mana kita tinggal dan melakukan perjalanan.
Demi mengurangi perasaan sedih kita terhadap kehidupan ini. Kita melakukan segala cara untuk menghibur diri.
Menghabiskan banyak uang agar tetap hidup. Entah bagaimana caranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITA
Non-FictionBanyak hal yang telah menjadi masalah keseharian kita. maka buku ini akan membicarakan masalah-masalah itu, juga hal-hal yang menyangkut cara menghindari dan berpikir jauh ke depan untuk menghindari masalah-masalah itu.