Banyak dari kita tersiksa oleh keinginan untuk diakui. Pencarian pengakuan membuat banyak dari kita terluka dan sakit. Hidup menjadi siksaan yang berat karena begitu sedikitnya kita diakui oleh orang-orang di sekitar kita dan orang-orang dari dunia yang jauh.
Kita melakukan apa saja agar orang-orang melihat kita, mengagumi kita, memberi kita tepuk tangan atau sekedar komentar. Pencarian pengakuan akhirnya menjadi obsesi bersama dan kita semua terluka karenanya.
Saat semua orang ingin diakui dan dianggap sebagai manusia yang layak, yang unik, yang berbeda, dan sosok yang mengagumkan. Yang terjadi adalah kita kehilangan orang-orang terdekat kita sendiri. Karena semua orang ingin diakui. Masing-masing dari kita cenderung enggan mengakui kelebihan orang lain bahkan itu jika teman dekat kita sendiri atau pasangan hidup kita.
Saat ada orang yang memiliki kehidupan atau bakat yang lebih baik dari kita. Kita merasa enggan untuk mengakuinya. Kita diam. Cenderung menghindar. Sebisa mungkin tak ingin memberi tepuk tangan atau sekedar dukungan kata-kata.
Banyak dari kita menjadi orang-orang yang membenci dan tak menyukai mereka yang hidupnya lebih baik dari kita. Karena jika kita mengakui mereka yang hidupnya jauh lebih baik, lebih beruntung dan lebih berbakat. Itu berarti kita mengakui kekurangan kita sendiri. Kegagalan kita. Dan betapa kita ini hanyalah orang yang sangat biasa dibandingkan mereka yang kita puji.
Kita menjadi orang yang tak suka melihat kesenangan hidup orang lain. Pencapaian dan kesuksesan ekonomi mereka. Apa saja yang orang lain bisa lakukan dan kita tak bisa melakukannya. Kita cenderung menghindar dan menutup mata. Kita tak ingin kehidupan orang lain yang lebih baik membuat kita terluka dan merasa jadi makhluk yang gagal.
Kita takut oleh kegagalan kita sendiri. Kehidupan kita yang biasa-biasa saja. Dan bagaimana kita sekedar menjadi manusia pada umumnya.
Selama kita hidup, kita mencoba mencari perhatian orang lain agar kita bertahan dari hidup yang hampa dan terlalu panjang. Kita mencoba memerkan karya seni kita. Buku-buku yang kita tulis. Film yang kita produksi. Musik yang kita nyanyikan. Pekerjaan yang kita punya. Kekayaan yang kita nikmati. Perjalanan-perjalanan yang kita lakukan. Tubuh yang kita anggap memesona. Pasangan yang kita anggap tampan atau cantik. Dan apa pun yang kita miliki untuk sedikit menghibur jiwa kita yang sekarat.
Hanya saja, dari miliaran orang yang ada di dunia ini. Sedikit dari kita yang menjadi orang penting, selebriti, dan orang yang dikenal banyak orang. Sisanya adalah orang-orang yang tak dikenali. Dikenali oleh sedikit orang saja. Atau sekedar lingkungan kecil di mana kita hidup.
Itu pun seringkali di lingkungan kita hidup dan di antara teman-teman kita sendiri, baik di media sosial atau dunia nyata, seringkali enggan mengucapkan selamat atas apa yang kita miliki dan capai. Mereka cenderung diam. Sekedar menjadi penonton. Dan kita pun melakukan hal yang sama terhadap kehidupan dan pencapaian orang-orang yang kita kenal.
Kita pun akhirnya saling mengabaikan. Saling enggan memuji dah memberi dukungan. Dan kita pun terluka oleh berbagai pencapaian kita sendiri.
Saat para selebriti dan orang terkenal saja masih banyak yang kesusahan mencari sosok-sosok manusia yang mau memuji dan memberi penghargaan terhadap apa yang mereka lakukan. Apa yang bisa dilakukan oleh kita? Apa yang diharapkan dari manusia biasa-biasa saja seperti kita ini?
Apa pun yang kita perbuat, yang kita capai, yang terlihat di dunia nyata, dan yang kita posting di media sosial. Tak menggerakkan hati dan pikiran orang-orang untuk mengagumi kita. Memberi kita ucapan selamat. Atau mengakui apa yang kita telah perbuat dan capai.
Mereka cenderung akan menjauh. Sekedar melihat dengan iri atau enggan. Dan tak ingin mengucapkan apa-apa. Karena mereka sendiri, dan juga kita semua, telah kehilangan kemampuan untuk saling mendukung dan tak terluka oleh pencapaian hidup orang lain.
Kita semua begitu rentan dan penyakitan. Itulah sebabnya kita kehilangan kemampuan untuk menghargai orang lain dan apa yang selama ini mereka gapai dan anggap sebagai pencapaian yang layak untuk dihargai.
Kita semua, benar-benar tersiksa oleh keinginan untuk diakui. Benar-benar tersiksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITA
No FicciónBanyak hal yang telah menjadi masalah keseharian kita. maka buku ini akan membicarakan masalah-masalah itu, juga hal-hal yang menyangkut cara menghindari dan berpikir jauh ke depan untuk menghindari masalah-masalah itu.