SAAT PEKERJAAN MUDAH TAK LAGI MENGHIBUR: DAMPAK NYATA DARI HIDUP YANG HAMBAR

51 2 0
                                    

Beberapa dari kita mungkin mengalami bahwa pekerjaan yang paling mudah pun bisa menjadi sangat berat dan tak lagi menarik. Bahkan saat usaha-usaha kita menghasilkan uang walau kita lagi tidur, jalan-jalan, dan nyaris setiap hari berleha-leha.

Pekerjaan yang mudah pun menjadi sangat berat dan melelahkan. Tanggung jawab-tanggung jawab kecil bisa menjadi begitu mengganggu dan sama sekali tak ingin kita sentuh.

Inilah dampak dari hidup yang hambar dan sudah tak lagi menarik. Kita sudah tak lagi tertarik dengan pekerjaan-pekerjaan kita sendiri dan berbagai macam usaha yang kita miliki dan kembangkan. Kita bosan dengan pekerjaan kita sendiri. Apa yang kita lakukan sehari-hari telah menjadi hambar dan tak lagi mengasyikkan.

Kita sudah bosan dengan kekayaan kita sendiri. Tak lagi merasakan gairah lagi menghasilkan uang dan menganggap dunia kita sehari-hari kehilangan nilai dan maknanya.

Kita kehilangan minat terhadap apa-apa yang kita kerjakan karena sudah tak ada yang menarik di situ. Kita bosan melihat orang-orang yang sama selama bertahun-tahun di tempat kerja. Kita sudah tak lagi menaruh minat terhadap pekerjaan kita yang nyaris sama setiap harinya. Kita pun enggan sebenarnya bertemu dengan rekan kerja kita dan atasan kita sendiri. Kita mulai malas mengatur orang-orang dan kehilangan minat terhadap karyawan-karyawan yang kita miliki.

Kita sudah sangat lelah, malas, dan kehilangan semua gairah kita terhadap segala yang kita kerjakan. Yang terjadi, kita berada di ruangan kerja dengan perasaan sedih dan terpaksa. Kita pun menjalankan bisnis kita dengan enggan dan tak lagi seserius dulu.

Seolah-olah, puncak keseriusan dan gairah kita dalam bekerja, mengembangkan bisnis, dan usaha sudah mencapai tahap akhirnya. Kita pun mengabaikan bakat kita dalam hal ekonomi. Kita pun mulai perlahan menghancurkan pencapaian-pencapaian kita sendiri.

Kita sudah merasakan berada di atas. Setelah di atas, lalu apa?

Ini adalah dampak dari hidup yang hambar atau suatu gejala psikologis yang mengarah pada kebosanan kronis. Suatu kebosanan yang berulang-ulang dan susah untuk dihentikan kecuali oleh suatu hal yang paling menghibur kita dan membuat kita senang. Jika apa yang paling kita inginkan itu tak bisa kita dapatkan. Segalanya menjadi begitu berat.

Beberapa orang sangat senang jika hidup dengan suasana intelektual yang luar biasa dan bebas. Dia bisa hidup dengan begitu sehat di situ dan bersenang-senang di dalamnya. Tapi jika lingkungan di sekitarnya sangat biasa saja, cenderung anti intelektual, dan masyarakat dengan perangkat sosialnya sangat tak mendukung dan malah cenderung membatasi atau melarang. Maka gairah hidup seseorang itu bisa menurun dengan drastis. Hidup tak lagi menyenangkan dan sekedar ulangan dalam bekerja, mencari uang, dan mengonsumsi segala sesuatunya.

Hal ini juga berlaku dengan para pebisnis, pedagang, dan para pekerja yang tak bisa mengembangkan ide-ide yang dia inginkan dengan leluasa. Halangan senioritas, birokratis, dan nilai-nilai tak kasat mata yang menghalangi perkembangan diri dan usaha yang sesuai keinginan. Membuat kenikmatan dalam menjalani usaha dan bekerja menjadi hilang dan tak lagi senikmat dulu. Jika berbagai binis yang dijalankanya pun lancar dan menghasilkan banyak sekali uang. Kenikmatan yang ada di dalamnya sudah terlanjur hilang. Atau pekerjaan bergaji tinggi dengan status sosial yang cukup besar di tempat kerja kita, sudah tak mampu bisa menyelamatkan perasaan kita yang kecewa dan tak puas.

Hidup yang hambar bisa datang dari ketidakmampuan atau kegagalan kita mendapatkan hal-hal yang kita anggap paling penting bagi hidup kita yang cukup panjang. Jika kita tak mendapatkan apa yang paling kita inginkan itu. Kehidupan menjadi begitu sangat melelahkan dan tak menarik untuk dijalani.

Atau suatu keadaan yang mana kita sudah merasakan hampir semua kenikmatan dan inti dari kehidupan manusia. Kita sudah mendapatkan semua yang kita inginkan. Kita sudah menikmati apa saja yang nyaris sepadan dengan surga. Karena kita sudah merasakan dan menikmati hampir semua pengalaman manusia yang menyenangkan. Hidup setelah merasakan semuanya menjadi hambar. Atau menjadi proses penjara pencarian kesenangan baru terus-menerus.

Atau perasaan hambar dan bosan datang dari perasaan kurang secara terus-menerus. Kemiskinan yang bagaikan tiada ujung. Bekerja banting tulang setiap hari tapi tak menghasilkan apa-apa. Kekayaan menjadi sangat jauh dan kian jauh saat usia menua dan kemungkinan sakit, dirumahkan, dan kehilangan penghasilan membuat hidup serba cemas dan tak ada ketenangan dalam urusan keamanan finansial dan emosional. Melihat orang-orang kaya menghamburkan uang mereka sesuka hati. Sedangkan diri kita terjebak di pekerjaan keras dengan gaji yang sedikit dengan jam kerja yang panjang. Memikirkan masa depan yang suram, tak ada harapan, tak bisa bersaing dengan orang-orang makmur lainnya membuat banyak dari kita menyerah dengan kehidupan kita. Hidup terasa begitu berat untuk ditanggung, sangat membosankan, dan tingkatan stresnya sangatlah tinggi.

Atau saat pekerjaan begitu sangat mudah, santai, lebih banyak tak melakukan apa-apa. Tapi gaji yang sedikit tak bisa memuaskan khayalan kita yang begitu panjang akan kekayaan dan kemakmuran. Maka pekerjaan yang paling mudah pun tak lagi menarik untuk dijalani. Dan etika kerja dan pikiran semacam ini, kian banyak diderita oleh anak-anak muda yang menganggap proses itu hal yang tak menarik untuk dijalani. Membangun dari bawah bukan hal yang menyanangkan untuk dilakukan. Seseorang pun terhimpit dan dihajar oleh kenyataan kemiskinannya sendiri, ketidakmauan untuk bekerja keras dan menghargai proses. Lalu tersiksa oleh kebosanan harian dan hidup yang hambar tiada hentinya karena menjadi pengangguran yang hidup di keluarga miskin tanpa etika kerja keras berarti membatasi dirinya sendiri untuk bisa menikmati banyak hal dan mengalami ketidakmampuan untuk membebaskan diri dari kebosanan harian akan banyak hal.

Hidup yang mudah bisa menjadi sangat hambar. Begitu juga hidup yang sulit dan penuh penderitaan. Kita harus mulai menyadari hal ini, bahwa jika kita mengalami situasi kebosanan yang tinggi dengan hidup kita dan kita mengalami perasaan hambar akan banyak hal yang begitu merusak. Sebaiknya kita jujur dengan keluarga kita sendiri. Dengan pasangan hidup kita. Dengan anak-anak.

Kita curahkan perasaan kita yang tak menyenangkan itu dan meminta untuk dikuatkan. Untuk ditemani. Dan diberi semangat. Kita bisa juga mendiskusikan perasan-perasaan kita kepada pasangan kita secara empat mata dan terbuka. Meminta masukan dan apa yang harus kita lakukan untuk mengurangi tingkat kebosanan itu.

Mungkin beberapa perjalanan bersama pasangan dan anak-anak bisa membuat kita sedikit tenang dan membuat kita lebih damai. Mungkin meminta ijin untuk menyendiri tanpa diganggu oleh siapa pun bisa memulihkan perasaan kita yang penuh dengan masalah dan kebosanan yang menumpuk karena terlalu banyak melakukan kegiatan yang serupa terus-menerus. Atau kita berbicara jujur sudah tak ingin lagi meneruskan pekerjaan dan usaha bisnis yang kita miliki dan mencoba mencari pekerjaan baru yang bisa membangkitkan gairah hidup kita yang hanpir terlupakan walau resikonya sangatlah besar.

Bagi kalian yang hidup sendirian, dan tak memiliki keluarga, pasangan, dan teman dekat. Semoga kalian tabah dan kuat. Hidup pastilah berat. Sangatlah berat untuk dijalani dan membosankan sekali.

Tapi setidaknya kalian tahu apa yang membuat hidup kalian hambar dan membosankan. Lalu kalian bisa mencoba perlahan-lahan untuk menguranginya.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang