HINDARI MEMBERI PINJAMAN UANG KE ORANG LAIN

2.7K 137 5
                                    

Di abad 21 ini, orang yang meminjam uang, seringkali jauh lebih menakutkan dari pada orang yang meminjaminya. Bahkan, mereka yang berhutang, jauh lebih kejam dan tak berperasaan saat hutang mereka ditagih. Menjadi sangat susah untuk ditemui. Selalu menghindari. Punya begitu banyak alasan dan alibi. Kabur. Atau bahkan malah mengancam dan merasa terganggu.

Hal yang paling parah, malah merasa menjadi korban dan mempidanakan orang yang menagihnya. Dan yang lebih tak menyenangkan lagi, banyak kasus pembunuhan gara-gara masalah utang-piutang.

Karena banyak orang yang meminjam uang, tak rela jika uang yang mereka punya saat ini digunakan hanya sekedar untuk membayar utang yang mereka miliki. Akibatnya, keinginan untuk membayar pinjaman nyaris diabaikan dan tak dianggap penting. Walau punya uang sebanyak apa pun, mereka menganggap, uang yang mereka pinjam adalah beban yang harus dihindari dan beban bagi kenikmatan mereka saat ini. Dan kalau bisa, memang tak perlu dibayar.

Banyak sekali pinjaman uang yang tak kembali karena tak memiliki dampak hukum atau pidana. Jadi orang yang meminjam uang sangat santai dan tak perlu banyak khawatir. Cukup mengabaikan orang yang menagih atau berpura-pura tak punya uang yang diminta. Bisa juga, memasang wajah tembok tanpa rasa bersalah sama sekali.

Karena perilaku semacam itu sudah menjadi umum dan ada di mana-mana. Untuk menyelamatkan diri kita sendiri dari kemungkinan buruk meminjamkan uang, yang berawal dari niat baik membantu. Maka, mulai sekarang, kita lebih baik tak perlu meminjamkan uang sama sekali. Kecuali ke orang yang sangat kita percaya atau diikat oleh hukum yang berlaku.

Atau jika uang yang dipinjam hanyalah sedikit dan tampak tak terlalu berarti bagi kita. Lebih baik kita membuat status pinjaman itu sebagai pemberian saja. Dari pada menjadikannya berstatus pinjaman, yang akan berdampak tak menyenangkan bagi psikologi kita hari ini dan yang akan datang.

Membebaskan uang kita menjadi pemberian sejak awal akan membebaskan kita dari harapan akan hak milik dan kemungkinan kita bisa mendapatkannya lagi suatu saat ini. Terlebih saat kita dalam kesulitan atau terkena masalah.

Saat status sekedar menjadi pemberian, maka, pikiran dan hati kita terbebas dari hak milik itu dan kemungkinan menagihnya suatu saat nanti yang entah. Itulah sebabnya, saat ada seseorang yang meminjam uang, jika itu tak seberapa, saat kita dalam kondisi sangat mampu. Lebih baik bebaskan saja status pinjaman itu sebagai pemberian yang tak perlu dikembalikan.

Lalu, bagaimana jika uang yang ingin dipinjam sangat banyak? Maka, lebih baik diproses dalam jalur hukum. Dalam artian, buat kesepakatan yang dihadiri oleh perangkat desa sampai pihak berwajib dengan status pinjaman jatuh tempo atau dengan jaminan tertentu. Bahkan jika itu adalah teman dekat atau keluarga sendiri. Karena banyak sekali saudara yang tak sadar diri dengan memanfaatkan statusnya sebagai saudara tapi lupa diri dan hanya mau enaknya saja. Tak jarang juga saudara yang malah tak segan untuk melakukan kekerasan dan tindak pembunuhan saat hutang yang dimilikinya ditagih.

Dalam kondisi psikologi manusia Indonesia yang begitu rentan dan seenaknya saja. Kamu harus benar-benar menjaga dirimu sendiri dan kesehatan jiwamu. Salah satunya, berhati-hati dalam memberi pinjaman ke orang lain atau mulai sekarang, berpikirlah yang keras untuk meminjamkannya. Atau biasakanlah meminjamkan uang dalam jumlah besar yang diikat oleh jalur hukum. Itu sangat berarti banyak untuk kesehatan jiwamu nantinya.

Saat meminjamkan uang, kamu bisa dengan santai dan mudahnya memberikannya tanpa banyak berpikir. Tak ada rasa cemas, tak ada rasa segan, malah merasa senang, dan tak terlalu memikirkannya. Tapi saat kamu menagih uang itu, semua perasaan tak menyenangkan akan bercampur jadi satu. Dari mulai jengkel, segan, malu, marah, tak enak, kecewa, dan merasa tak dianggap sama sekali.

Kamu akan merasa seperti pengemis yang tak dianggap sama sekali padahal kamu tengah meminta uangmu sendiri. Parahnya, itu terjadi selama bertahun-tahun. Kamu dianggap sebagai pengganggu, biang masalah, dan sebisa mungkin disingkirkan segera.

Jika ada yang ingin meminjam uang, yang mana uang yang ia pinjam cukup besar dari sudut pandang penghasilanmu atau sudut pandang yang lain. Maka langsung saja beri syarat pinjaman dalam status hukum. Jika ia berdalih dan menyerang kita secara moral, agama, dan kekeluargaan. Lebih baik abaikan saja orang itu. Karena mereka yang butuh harusnya lebih sadar diri saat mereka dibantu dan bukan malah mencari alasan dan gara-gara yang lain. Membawa nilai ini dan itu.

Jika ada orang semacam itu, lebih baik tak usah berurusan dengannya sama sekali. Karena ujung-ujungnya akan tak menyenangkan dan bermasalah.

Jangan membiasakan diri meminjami uang karena kasihan. Terlebih jika orang itu terlihat tak akan mampu atau sangat kesulitan mengembalikannya suatu saat nanti. Beri saja ia uang secukupnya atau uang senilai yang ia butuhkan jikalau uang yang kamu keluarkan hanyalah masa sepele. Hapus itu sebagai hutang. Dan jadikan itu sekali atau dua kali saja. Karena banyak orang bisa menjadi manja saat diberi pinjaman mudah, apalagi diberi gratis. Psikologi gratisan semacam itu, harus kamu hindari agar kelak tidak menimbulkan masalah serius.

Masalah pinjaman atau hutang, bisa menjadi masalah yang tak menyenangkan atau bahkan tragis. Kita bisa kehilangan kesabaran dan pikiran jernih kita hanya karena ada uang besar yang masih dipinjam oleh seseorang dan begitu sangat susahnya untuk ditagih. Itu akan menjadi kasus yang tak mengenakkan dan membuat kita hidup tak nyaman. Selalu kepikiran dan susah dihapus dari kenangan otak kita. Juga, akan selalu menyisakan harapan bahwa uang yang kita pinjamkan itu bisa kembali. Sehingga, psikologi keseharian kita, tak bisa lagi terbebas dari bayang-bayang kasus uang yang kita pinjamkan.

Untuk menghindari psikologi keseharian semacam itu di masa depan. Sebaik mungkin, kita menghindari memberikan pinjaman yang akan menyulitkan kita sendiri. Atau bahkan, tak usah memberi pinjaman sama sekali. Karena kita punya hak untuk berkata tidak, yang semuanya untuk keselamatan dan ketentraman diri sendiri.

Juga untuk menghindari kemungkinan-kemungkinan lain yang jumlahnya banyak. Seperti, saat kita menagih uang kita, malah mendapatkan perlakuan tak menyenangkan atau malah mati di tangan orang yang kita bantu.

Karena di abad 21 ini, mereka yang meminjam uang bisa jauh lebih menakutkan dan tak punya rasa malu dari pada orang yang meminjamkan uangnya.

Sebagai orang yang memiliki isi kepala, kita harus mulai berpikir serius mengenai masalah yang kadang kita anggap sepele ini. Terlebih saat kita dalam kondisi kaya raya dan berlebih. Kita dengan mudahnya memberi pinjaman kepada teman ini dan teman itu. Yang kenyataannya, banyak dari pinjaman itu yang tak kembali. Padahal mereka hidup bersenang-senang dan memiliki banyak uang di tangan mereka. Tapi mereka tak punya niat baik dan tak merasa butuh mengembalikan uang yang dipinjamnya. Itu juga berarti, mereka melecehkan kita dan menganggap kita sosok yang benar-benar tak ada.

Hindarilah hal-hal semacam itu. Jadilah lebih rasional dan dewasa saat ingin memberi pinjaman yang sangat sensitif saat kelak ditagih. Atau jika kamu tipe orang yang secara psikologis rentan, maka lebih baik, ucapkanlah tidak atau bilang saja tak memiliki uang sebanyak itu.

Itu adalah cara terbaik yang bisa kamu lakukan dan pratekkan untuk mengamankan dirimu sendiri.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang