TETANGGA BURUK DAN BAGAIMANA KITA MENGHANCURKAN MEREKA

13 0 0
                                    

Kehidupan sosial antar tetangga seringkali rumit, terlalu banyak drama, saling memandang dengan tatapan iri, ingin bersaing dan terlihat lebih baik dibandingkan lainnya, dan biasanya terlibat peperangan psikologis dalam diam.

Seperti halnya tetangga depan rumah yang saat ini aku sedang mencoba bersantai dan hidup dengan lambat. Tak ingin terlibat hal-hal runyam dengan orang-orang di sekitar. Hidup dengan senyum ramah dan menyapa orang-orang lewat. Tetapi, ada saja tetangga berwujud laki-laki yang usianya nyaris sama dengan diriku. Yang tak mau membalas senyuman, tak mau diajak bertegur sapa, dan terlihat memendam perasaan tak suka sekaligus iri.

Bagaimana menghadapi orang semacam itu?

Dia laki-laki yang belum menikah. Umurnya tak jauh beda dengan diriku. Kadang bekerja kadang tidak. Selama ini mengandalkan uang kiriman yang cukup banyak dari saudara perempuannya yang bekerja keluar negeri untuk dihambur-hamburkan demi gaya hidup yang keliatan makmur.

Kalau bisa dibilang, dia adalah beban keluarga yang dicintai orangtuanya. Sehingga kerja keras kakak perempuannya sebagian besar habis untuk membeli hobinya yang mahal; burung-burung mahal dan lain sebagainya.

Laki-laki yang ingin hidup enak tapi tak mau bekerja bekerja keras dengan sungguh-sungguh. Mengandalkan uang orang lain dan ingin kaya bukan lewat usaha sendiri. Yah, orang semacam itu ada dan itu adalah tetanggaku sekarang ini.

Dia hidup dalam satu rumah dengan beberapa anggota keluarga di dalamnya. Kakak dan adiknya sudah menikah. Dia sendiri hidup melajang tanpa rumah sendiri dan hidup dengan memandang rendah orang lain yang tak disuka.

Pernah mengomentari rumahku yang tak selesai-selesai dibangun. Sedangkan dia sendiri membangun rumah lebih kecil yang dihuni oleh banyak orang dengan uang kakaknya. Aku tak tahu, apakah setelah ibunya yang sudah tuanya nantinya mati. Dia akan mengambil alih rumah sekarang yang ditempati. Bisa jadi. Mungkin itu alasannya ia tak bekerja sangat keras untuk membangun rumahnya sendiri.

Sudah ada uang dari kakak dari luar negeri yang dimanfaatkan sesuka hati. Lalu ada rumah yang tak perlu membeli dan membangun sendiri dan kelak tinggal diambil alih. Di dunia ini, ada cerita semacam ini. Laki-laki yang hidupnya ingin enak tapi tak mau berjuang untuk dirinya sendiri.

Bagaimana caraku mengatasi orang semacam itu? Untuk sekarang aku diam. Terkadang cenderung menghindar. Aku malas memandang dirinya dan bertatap muka. Beberapa kali aku mencoba untuk menyapa, tersenyum, dan berharap hubungan bisa menjadi lebih baik tapi ternyata tak digubris. Setelah itu, aku tak lagi berharap untuk memperbaiki hubungan buruk antar tetangga yang bukan menjadi urusan dan tanggung jawabku.

Aku tak melakukan kesalahan. Aku sudah mencoba untuk baik ke semua orang semampu yang aku bisa. Untuk apa aku harus repot-repot menundukkan kepala bagi orang yang tak sadar diri?

Cara terbaik untuk saat ini adalah dengan membuat sebagus mungkin rumah yang aku tinggali. Rumah yang saat ini aku tempati hanya kekurangan pagar depan dan kanopi untuk menutupi pintu utama rumah. Setelah halaman sudah selesai dipercantik. Aku hanya tinggal membeli kanopi dan pagar.

Karena aku tahu dia tak akan bisa membangun rumah sepertiku yang butuh cukup banyak biaya yang tak akan mampu ia kumpulkan sendiri. Cara terbaik untuk merusak suasana hidupnya adalah dengan mempercantik rumah agar dia terluka setiap harinya sebelum aku tinggalkan rumah ini untuk ke jakarta.

Apalagi tetanggaku itu adalah orang yang mudah panas, iri, merasa tersaingi, dan ingin membuktikan sesuatu bahwa dia juga bisa membeli ini itu. Terakhir kali ia membeli motor yang sama dengan motorku dan entah memakai uang siapa. Dia pernah ditegur adiknya karena menghambur-hamburkan uang kakaknya bukan malah disimpan tapi digunakan untuk hobi-hobi mahal yang dimilikinya. Mungkin saja, ia memakai uang kakaknya lagi. Siapa tahu? Aku juga tak terlalu peduli.

Setelah menanam rumput. Aku ingin membeli meja taman untuk ditaruh di halaman depan. Nantinya, akan aku gunakan untuk bersantai, bermain game, dan menikmati sore dan malam hari.

Biasanya ia dengan teman-temannya dengan leluasa mengobrol di depan rumah, di sebuah kursi agak panjang dan melakukannya dengan cukup percaya diri. Kursi panjang itu menjadi bagian dari kesenangan dia untuk menikmati hari. Ia sering ada di kursi itu entah untuk sekadar meminum kopi, mengobrol, atau bersantai. Cara terbaik untuk menghancurkan moodnya yang baik adalah dengan berkonfrontasi langsung. Membeli meja dan diletakkan tepat di depan matanya. Lalu habiskan beberapa waktu untuk bersenang-senang dengan makanan, buku, musik, dan hal-hal yang pada akhirnya membuat ia sangat tak nyaman.

Cara terbaik untuk menghancurkan hari indah tetangga yang buruk adalah dengan mengkonfrontasi mereka secara langsung tapi dalam diam. Kamu bisa mempercantik rumahmu. Membeli apa pun setiap hari di marketplace agar paket setiap hari atau beberapa kali datang dalam satu minggu. Kamu bisa membeli mobil, motor, atau sepeda baru. Atau belilah hal-hal yang berbentuk benda yang mencolok dan yang tak mampu ia beli.

Kadang, kita hanya ingin hidup santai tanpa punya musuh. Tetapi hidup bertetangga tak semulus itu. Terkadang ada tetangga atau orang yang tak menyukai kita tanpa alasan yang pasti bahkan jika kita bersikap baik ke mereka.

Jika sudah seperti itu, cara terbaik adalah dengan menghancurkan perasaan mereka, rasa percaya diri mereka, dan biarkan mereka menderita dalam perasaan rendah diri. Ini juga bisa menjadi alasan kita untuk bekerja keras dan menghasilkan uang lebih banyak. Dengan lebih banyak uang di tangan kita. Kita bisa melakukan banyak hal untuk membuat tetangga kita semakin terluka, menderita, dan hidupnya tak tenang.

Mungkin bagi orang luar, kita seolah terobsesi dengan tetangga kita sendiri. Tapi orang luar tak tahu, perasaan yang muncul dari menghancurkan tetangga yang buruk itu sangat luar biasa, begitu melegakan, dan penuh kepuasaan diri.

Itulah hal yang ingin aku capai dan bisa kita terapkan di kehidupan nyata kita selama ini.

PSIKOLOGI DAN MASALAH-MASALAH KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang