[03 : Jealous ?]
.
.
."99% hidup adalah tentang mengenang dan berlarut dalam kesedihan. Sisanya? Kebahagiaan."
🌷🩰•••
Pemuda pemilik name tag Arkan Adhitama keluar dari kelas setelah mengumpulkan kertas ulangannya. Cowok jangkung itu berjalan di lorong-lorong kelas XI, tangannya menyisir rambut secara berulang.
Hal tersebut membuat sebagian di sekitaran sana terpesona bahkan ada yang berteriak tak jelas lagi. Dari adik kelas sampai kakak kelas pun mengagumi Arkan. Aura cowok pintar dan ganteng ternyata semahal itu, ya.
Bagaimana tidak? Arkan itu sosok yang hampir mendekati kata sempurna. Arkan itu ramah, penyayang, murah senyum duh! Pastinya bukan langganan BK.
"Hai Kak Arkan," sapa seorang cewek melambaikan tangannya sambil tersenyum manis menatap Arkan. Cewek itu memainkan ujung rambut pirangnya seraya menatap genit Arkan.
"Hai Adel," balas Arkan tersenyum tipis.
"Meleleh dedek bang!!!" teriak Adel kesenangan dalam hatinya tak menyangka kalau Arkan akan membalas sapaannya. Belum lagi senyum cowok itu sangat manis lebih manis dari gula, rasanya Adel ingin terbang sekarang.
Bawa gue terbang sekarang juga!
Di senyumin Arkan saja ingin meleleh rasanya, gimana kalau di dekat cowok itu setiap harinya? Duhh ga kebayang, ya, Del?
Adel berdehem sejenak guna menghilangi rasa gugup, ia rapikan pakaiannya, netra hitam tak lepas menatap ketua osis itu. Ada rasa obsesi ingin berada di samping Arkan terus.
'Minta nomor WhatsApp sabi kali, ya?' ucapnya dalam hati bertanya-tanya.
"Eum Kak Ar-" Ucapan Adel terpotong karena seseorang meneriaki nama Arkan, siapa lagi kalau bukan Kelvin.
"ARKAAN!!" teriak Kelvin dari kejauhan memanggil Arkan.
"Ck." Adel berdecak kesal, rencananya meminta nomor Whatsapp Arkan gagal dan gagal lagi. Selalu saja begitu, Adel merasa dirinya seolah tidak memiliki kesempatan.
"Eh, ada Adel. Hai adkel," sapa Kelvin menyengir kuda menatap damba Adel yang dalam diam keliatan risih ditatap seperti itu oleh Kelvin. Adel memutar kedua bola matanya malas. Tapi tetap tersenyum paksa gara-gara Kelvin semuanya, arrgghh...
"Eh, Kak Kelvin." Tak mau dicap buruk oleh Arkan, Adel pun tersenyum, menyapa kembali sapaan Kelvin.
"Lo ditungguin si Iky di kantin, bro," Kelvin menepuk pundak Arkan.
"Ngapain?"
Kelvin mengangkat bahunya. "Gue gak tau, maybe ada urusan penting sama lo."
Arkan mengangguk paham. Iky yang dimaksud Kelvin merupakan sahabat dari Arkan dan Kelvin, namun berbeda jurusan saja.
Iky mengambil jurusan IPS sedangkan Arkan dan Kelvin mereka satu kelas. Alasan Iky simple. Cowok itu tidak ingin bergelut dengan angka, terlalu rumit dan sulit katanya.
Rizky Mahardika namanya, biasa di panggil Iky. Sifatnya berbanding terbalik dengan kedua sahabatnya. Jika Arkan dengan sosok hangat dan Kelvin orangnya humoris serta humble, maka Iky kebalikannya.
Iky akan berbicara seperlunya, aura dingin selalu menyebar kemana-mana. Iky terkenal dengan sikap dinginnya. Iky tak suka diganggu, bisa dibilang misterius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Arkan [SELESAI]
Подростковая литератураArkan adalah dunianya Clara. Tanpa Arkan, dunia Clara tidak bisa berputar seperti semestinya. Dia Arkan, Arkan Adhitama adalah seorang pelajar SMA ter-obsesi menjadi pemenang. Hanya untuk satu nama, Papa. Arkan tidak peduli dengan penyakit yang mula...