[30. Welcome BLACK MONSTER]
.
.
."Keadaaan bisa berubah, tapi kita sebagai manusia juga tidak boleh berubah kearah negatif."
-•••
Hari ini, Arkan menginjakkan kaki di SMA Jaya Bangsa setelah beberapa hari libur. Ia merasa lebih mendingan, dari yang sebelumnya tidak perna memakai bedak. Sekarang Arkan pakai untuk menutupi pucat di wajah.
Kedatangan Arkan disambut ramah oleh beberapa perempuan yang duduk di bangku, mereka menyapa dan memuji terang-terangan.
"Jodoh gue tambah ganteng!" seru salah satu cewek itu tidak bisa diam. Gadis berkepang dua sesekali meneriaki nama Arkan.
"Bissmillah jodoh gue, Aamiin," tambahnya lagi.
"Kak Arkan bisa gak sih? Kadar gantengnya dikurangin?! Soalnya kelewat ganteng!"
"Pak cepak cepak jeder!!!!"
"ARKAN GAK ADA TANDINGANNYA WOI LAH!"
"Banyak halu banyak angan-angan."
"Liburnya seminggu kangennya seabad anjay."
Suara siswi saling sahut-menyahut memberi pujian kepada Arkan. Mereka semua kehilangan Arkan sejak cowok itu libur tanpa kepastian selama satu minggu.
Arkan meletakkan helm di stang motornya, melangkahkan kaki di koridor sekolah. Ada yang menyapa saat tak sengaja bertemu. Semua itu Arkan balas dengan senyum hangat, dan menyapa mereka sekenanya.
"Della?" Arkan menatap Della yang berjalan menunduk tampak menyembunyikan sesuatu.
Della menghentikan langkahnya namun ia tidak menatap Arkan.
Arkan memegang kedua pundak Della. "Del, lo kenapa?" tanya Arkan lembut.
Della menggeleng. "Gue gak kenapa-napa," jawabnya pelan.
Arkan tidak yakin, Della pasti kenapa-napa karena Arkan tau kebiasaan cewek kalau mengatakan "gapapa" pasti ada "apa-apa".
"Del, tatap mata gue," titah Arkan menyentuh dagu Della namun ditepis kasar Della.
"Jangan halangin jalan gue!" sentak cewek itu tajam.
Arkan tidak akan membiarkan begitu saja, dari nada suara Della dapat didengar bahwa cewek itu sedang menahan tangisnya.
Arkan menangkup wajah Della, seketika matanya membulat melihat bekas tamparan di pipi Della.
"Siapa yang nampar pipi lo?" Della membuka kedua matanya, sembab.
"Jawab, Del!" sungut Arkan meminta jawaban Della.
"Lo korban bully?" tebak pemuda itu memicingkan mata.
Della menggeleng, tidak ada namanya pembullyan di SMA Jaya Bangsa sejak Arkan menjabat sebagai ketua OSIS.
Della menghempas tangan Arkan dari wajahnya. "Pribadi, lo gak berhak tau!" desis Della melanjutkan langkahnya. Namun, terhenti kala Arkan menahan pergelangan tangannya.
"Kalau lo butuh teman cerita, gue ada Del, lo bisa datang kapan aja. Gue bakal siap dengerin lo cerita." tutur Arkan melepas cekalannya dari tangan Della.
"Iya makasih." Della melanjutkan langkahnya, pergi menuju kantin.
Arkan melanjutkan langkahnya menuju ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Arkan [SELESAI]
Teen FictionArkan adalah dunianya Clara. Tanpa Arkan, dunia Clara tidak bisa berputar seperti semestinya. Dia Arkan, Arkan Adhitama adalah seorang pelajar SMA ter-obsesi menjadi pemenang. Hanya untuk satu nama, Papa. Arkan tidak peduli dengan penyakit yang mula...