U A || 022

1.4K 118 20
                                    

[22 : Mulai Mencari Tahu]

.
.
.

"This part : Tak bisa 'tuk teruskan, dunia kita berbeda."
-

•••

Bugh

Bugh

Bugh

Dengan penuh emosi yang memuncak bersamaan rasa sakit yang terus menjalar, Arkan meninju tembok sekuat tenaga, menyalurkan semua rasa sakit pada tembok. Bahkan kepalan tangan itu enggan terlepas, memar bercampur darah, tetesan demi tetesan jatuh menyapa keramik.

Perlahan tubuh Arkan merosot terduduk dengan keadaan yang berantakan, didera sakit kepala dan hidung mengeluarkan cairan kental berwarna merah.

Jika boleh jujur, Arkan lelah, Arkan muak dengan penyakitnya. Arkan ingin hidup normal seperti dulu lagi.

Arkan sakit, meringis kecil. Menangis pun ia tidak mampu, air matanya seolah habis.

Cowok itu berdiri berpindah tempat, duduk di kursi belajarnya mengambil salah satu buku tulis, membuka lembaran terakhir dan mengambil pena.

Tangannya bergerak merangkai kata menjadi kalimat.

Bun, semua mata menatap Arkan dengan bangga
Tidakkah bunda lihat itu?
Arkan tumbuh dewasa, didewasakan oleh keadaan.
Hasil tidak mengkhianati proses, itu bohong!
Papa seolah menganggap diri ini adalah kuman.
Jadi, untuk apa Arkan bertahan lebih lama di dunia?
Jika masa kecil dan sekarang ini tidak jauh bedanya?

Kali ini, Arkan memilih mundur. Berjuang lebih lama tidak ada gunanya, Arkan manusia biasa.
Bukan hewan, Arkan anak kalian 'kan?

Kenapa diperlakukan beda?

Arkan gak tau sejak kapan suka nulis gini, melalui cara seperti ini Arkan bisa menyalurkan semua perasaan yang sedang dirasakan.

Dan satu lagi, Arkan senang Clara dapat perhatian dari bunda sama papa. Ara gak kesepian lagi. Arkan sedih liatnya. Dia adik Arkan yang kuat, cantik, dunianya Arkan.

Gimana rasanya disayang kayak Ara? Arkan juga mau tapi kayaknya belum waktunya ya? Kapan sih?! Tunggu Arkan mati baru kalian sadar?!

18[2021]
From : Anak sialan

Brukk

Kepala Arkan jatuh di buku itu, tak tahan akan rasa sakit menyerang, tetesan noda darah membasahi kata demi kata yang ia tulis.

Dia berhasil, sesaat melawan demi tulisannya selesai dengan sempurna.

°🎭🎭🎭°

Mentari mulai menampakkan diri di permukaan bumi, suara ayam berkokok berkali-kali, sinar dari sang surya dan suara bisik membuat seseorang bergerak, terjaga dari lelapnya.

Kedua netra  mengerjap pelan berusaha menyesuaikan dengan cahaya pagi. Tangannya juga bergerak. Perlahan kepalanya mendongak lalu menutup buku yang ia tulis malam tadi.

Bibirnya tertarik ke atas, efek dari mimpi yang ia lalui mampu membuatnya tersenyum, senyum yang berbeda. Merasakan suasana dan perasaan baru.

Untuk Arkan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang