U A || 027

1.3K 135 26
                                    

[27 : Jalan Kita Masih Panjang]

.
.
.

"Untukmu yang telah lama hilang, semoga semesta memberikanmu kebahagiaan yang berlimpah."

•••

Pak Nigra mangut-mangut paham. "Oh iya, saya dengar kamu mengidap penyakit leukemia? Jawab saja Arkan," sungut pak Nigra, inilah yang akan ia bicarakan pada Arkan.

"Darimana bapak tahu?" kelah Arkan.

"Jawab saja, tidak perlu tau darimana saya mendapatkan informasi tersebut," tukas Pak Nigra, ia ingin mendengar jawaban langsung dari mulut Arkan.

"Iya," jawab Arkan pelan.

"Kamu pasti tau resikonya 'kan?" Arkan mengangguk.

"Saya memutuskan untuk memberhentikan kamu sebagai ketua Osis."

Pemuda seragam putih abu-abu melotot tidak terima, kenapa tiba-tiba jabatannya mendadak terancam? Arkan menggeleng tidak terima, menjadi Ketua Osis tidak mudah. Tapi, pekerjaan yang Arkan sukai sejak masuk sekolah menengah akhir.

"Kenapa tiba-tiba, Pak? Kesalahan besar apa yang saya lakukan sehingga bapak ingin saya berhenti sebagai ketua Osis di tengah jalan?" tanya Arkan, demi apapun ia tidak rela dan tidak terima posisinya dilengserkan kecuali dirinya membuat kesalahan fatal yang tak dimaafkan lagi.

"Demi kebaikan kamu, bapak tidak ingin kamu terbebani dengan tugas OSIS. Fokus pada kesehatan kamu," ujar Pak Nigra memperjelas. Ada jeda sejenak. "Sejauh ini kerja kamu bagus, tidak ada yang salah dari kamu."

"Hanya karena itu? Karena penyakit? Bapak meragukan saya?" Arkan bertanya lagi. "Bapak tidak perlu khawatir, saya baik-baik saja."

Pak Nigra tetap menggeleng. "Tidak bisa Arkan, tugas sebagai ketua Osis itu berat. Kali ini peduli dengan diri sendiri." Sulit mengambil keputusan mendadak begini. Pak Nigra tidak mau mencopot jabatan Arkan sebelum masanya habis, mengetahui kabar buruk dari Oma Irna, Pak Nigra terpaksa mencari pengganti Arkan.

"Keputusan saya sudah bulat, Arkan." Pak Nigra tersenyum simpul, ditepuknya pelan pundak pemuda itu lalu berjalan meninggalkan Arkan dengan pikiran berkecamuk.


°🎭🎭🎭°

Ting

Arkan mengusap wajah kasar mendengar suara notifikasi ponsel pertanda pesan masuk dari WhatsApp. Ia menatap sekeliling ruangan abu-abu, ah, tinggal sendirian dan ia tadinya ketiduran setelah menyelesaikan tugas titipan dari guru Biologi.

Alia Syakira
Abang, Ara udah plg dari sekolah nih :( bisa jemput kan?

Abang kemana aja udah 2 hari ga pulang²?
Ara kngn, tidur ara g nyenyak😖 ga enak
ga ada abang, Ara kangen🥹

Me
Pulang? Bukannya udah
daritadi? Jawab yang jujur
kamu kemana?

Alia Syakira
Abang ih! Ara tadi latihan drama 🌞
Makanya lama, memang sih dari
pukul 11 tadi udah pulang. Jawab
pertanyaan Ara, ih. Abang darimana aja?!

Untuk Arkan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang