U A || 018

1.5K 145 14
                                    

[18 : Kedatangan Oma Irna]

.
.
.

"Tak perlu khawatir, ku hanya terluka."
-

•••

Arkan melirik jam menunjukkan pukul 06.55 wib. Satu persatu siswa-siswi mulai berlari. Di hari pagi yang cerah matahari mulai menampakkan wujud. Arkan bertugas sebagai penjaga gerbang. Lima menit lagi bel berbunyi maka semua yang bisa terlambat berbagai alasan siap tidak siap harus menjalankan hukuman.

"Pagi, Kak Arkan," sapa salah satu siswi tersenyum ramah.

"Pagi."

"Nek, tungguin gue!" Dari arah kejauhan Kelvin berkacak pinggang. Nafasnya tersengal-sengal mengejar Salsa yang berlari menghindar.

"Pagi Arkan," sapa Salsa tersenyum lebar.

"Pagi, cepet masuk sebelum gerbangnya gue tutup," kata Arkan melirik jam tangannya lagi, Salsa pun mengangguk melirik ke belakang sebentar.

"Tutup gerbangnya Ar," pinta Salsa terkekeh geli, ia akan mengerjai Kelvin, si cowok tengil sok perhatian dan mendadak possessive entah kesambet darimana suka melarang ini itulah. Salsa paling tidak suka diatur, apalagi dikekang.

Setelah Salsa masuk, Arkan pun menarik gerbang, menutup. Kelvin membulatkan kedua matanya dan buru-buru berlari, sial! Ia dikerjai.

"Ar, woi Ar buka njer." Kelvin menggoyangkan gerbang, meminta Arkan untuk membuka.

"SIALAN LO NENEK PEYOT!" pekik Kelvin melihat Salsa yang jalan tenang di koridor sekolah, gadis itu menengok ke belakang menjulurkan lidah mengejek tanda senang sekaligus menang.

"Lo udah telat, Vin!" seru Arkan, walau Kelvin adalah temannya. Hukuman harus tetap dijalankan sebagai mana mestinya.

"Buka dulu gerbangnya buset, dah, seterah lo mau ngasih hukuman apapun itu. Yang penting gue bisa masuk," paksa Kelvin lagi mengelas

"Bersihin toilet cowok?"

Kelvin mengangguk cepat, yang penting dirinya bisa mengejar Salsa. Sepupunya itu benar-benar pembangkang sekali.

"Lima belas menit harus kelar," titah Arkan sambil membukakan gerbang besar memberi temannya akses masik.

"Iya weh." Kelvin tidak tau kalau toilet cowok di kelas XI termasuk kategori horor, banyak rumor yang beredar bahwa ada seorang siswi yang diperkosa di toilet oleh seorang cowok, setelah memuaskan nafsunya cowok itu membunuh cewek dengan mencekik lehernya.

"Bro?"

"Apaan bro?" sahut cowok yang disebelahnya.

"Anjim," gerutunya kesal pada nyamuk yang menggigit dilengan tangannya. Menggaruk wajahnya bak monyet.

"Mampus syukurin." Eza menahan tawanya melihat wajah Indra bentolan digigit nyamuk.

"Gak tahan gue lama-lama disini," keluh Indra menggaruk lehernya.

Eza salah satu teman angkatan Indra hanya saja beda kelas, akibat dari kegabutan mereka berdua eh ralat akibat kegabutan dari Indra sendiri memilih kabur dari kelas, dan begitu juga Eza. Mengajak cowok itu untuk membolos. Eza juga termasuk salah satu anggota Perjaka yang cukup aktif.

Untuk Arkan [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang