Semua aktifitas dalam fanfic semua hanya fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.VOTE AND COMMENT!⚠️🔞
-
-
-
-
-Malam itu menjadi malam yang begitu dingin, suhunya menjadi begitu aneh setelah suasana menegangkan itu menjadi gemuruh gamblang tak tau maksudnya. Namjoon duduk memangku wajahnya dengan ekspresi serius, dia sedang menunggu hasil dari rekannya yang mencari keberadaan seokjin. Dia harus apa selanjutnya? Jika dia gagal kali ini maka dia akan kehilangan seokjin selamanya.
"namjoon, kami menyerah. Mungkin dia telah pergi kesuatu tempat--------
"dalam keadaanya yang masih lemah?" rekannya itu terdiam, yoongi membuka pintu dengan membawa jimin di korsi rodanya. Namjoon terkejut lalu bangkit, untuk apa jimin kesini?
"kenapa kau membawanya hyung?" yoongi tak menjawab dan langsung membawa jimin menuju meja komputer canggih itu, dia megeluarkan sebuah disk lalu memasangnya pada komputer, seketika seluruh komputer itu berproses dengan lincah bahkan namjoon hanya bisa menganga.
"kita temukan seokjin hyung dengan ini, god's eye. Dia bisa melacak seluruh kamera dan mereka. Semuanya secara instan" jimin mulai menggerakkan tangannya dengan lihai.
"sebelumnya seokjin hyung terlihat terakhir kali di tol menuju pyongyang" jimin memulai pencariannya.
"memasuki terowongan dan mobil yang dia tumpangi tidak terlihat lagi" namjoon mendekat memperhatikan, Ia kemudian memegang bahu jimin merasa penasaran.
"lalu ada sebuah mobil lain yang keluar dan sebelumnya tak terlihat memasuki terowongan itu, mobil seokjin terlihat tidak keluar dari sana meski 1 jam lamanya." Namjoon mengetuk ngetuk meja berfikir.
"jadi mungkinkah dia menukar mobilnya?"
"bisa jadi"
"kalau begitu lacak mobil mobil yang keluar dari terowongan itu" jimin mulai menjalankan peirntah tangannya lihai memainkan keyboard sambil sesekali di bantu yoongi.
"lambo, dia keluar menggunakan lambo biru." Jimin memberikan gambar layarnya dan benar saja sedikit siluet seokjin terekam tengah mengendarai mobil sprot itu.
"sekarang temukan dimana dia" jimin kembali mengetik keyboardnya dengan lihat, dengan melacak plat mobil seokjin. Hingga akhirnya dia menemukan dimana seokjin berada.
"hyung, apa seokjin hyung menukar rasa penyesalannya dengan kematiannya?" teringat kabar terakhir kali yoongi berikan padanya, namjoon berdecak. Jadi mungkinkah seokjin pergi untuk balas dendam pada hee chul? Dengan gerakan cepat dia menyambar kunci motornya dan mengambil beberapa senjata api, lalu jaket serta helm miliknya. Namun sebelum dia berangkat dia sempat memasang in-ear ditelinganya.
"kirim file itu ke polisi sekarang, aku tau hee chul tengah menjadi buron atas pemasok narkoba terbesar di korea, dan berikan alamatnya segera setelah aku memberikanmu kabar" jimin mengangguk, namjoon segera pergi menuju vila dimana hee chul bersembunyi bersama para bawahannya.
Sementara dilain tempat, dia seokjin tengah menyiapkan pelurunya lalu menembak siapa saja yang menghalangi jalannya. Dia berjalan tanpa takut memasuki halaman lalu masuk kedalam rumah melalui jendela kaca di belakang villa itu.
DORR!
DORR!
"Kim seokjin?" Ia menoleh mendapati hyujin yang memandangnya takut. Tatapan mata utu tidak lagi hyujin kenal, ia sama sekali tidak mengenal seokjin yang sekarang.
"Apa tidurmu nyenyak hyujin? Setelah membunuh nara yang telah meganggapmu sebagai ayahnya sendiri?" Air mata itu terlihat menggenang di pelupuknya.
"Aku harus tetap hidup seokjin-------
"Dengan berpura pura mencintai kami lalu memutuskan harapan kami? Apa kau punya hati?" Hyujin semakin mundur dengan tubuhnya yang mentok pada meja.