Pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.VOTE AND COMMENT!🔞⚠️
Susah banget si tu jari mencet VOTE☆
OI SIDER SADAR CEPETAN BISA?!
Typo perbaiki sendiri👍✊
-
-
-"Aku tau kau masih mencintaiku"
Seokjin terdiam dengan kepulan uap udara dari hidung dan mulutnya. Matanyabtelah berlinang air mata, yang terus saja menatap namjoon yang juga menatapnya dengan nafas memburu.
"Aku tau kau masih mencintaiku"
"JANGAN SEMBARANG BERBICARA!" Seokjin membentak dengan nada yang cukup tinggi.
"Jangan sembarang berbicara kim namjoon, jika kau ingin pergi, pergilah! Jangan berkata kau seolah mengasihani ku!" Namjoon terdiam, dengan pelan tanganmya menyusup pada leher belakang seokjin kemudian memelukny.
"Untuk sekali saja" suara namjoon bergetar.
"Untuk sekali saja, dan untuk yang terakhir" seokjin telah menangis.
"Katakan bahwa kau mencintaiku seokjin hyung" seokjin menggeleng, namjoon sialan batinnya.
Seokjin menjauhkan tubuhnya dari namjoon kemudian menatap pria itu yang juga tengah menangis.
"Saat aku melihat diriku sendiri di cermin, berbohong itu tidak ada gunanya. Aku benci apa yang aku lihat dalam diriku" seokjin menahan isak tangisnya agar tidak langsung pecah.
"Aku benci ketika hiksss aku melihat diriku yang masih jatuh padamu" seokjin menunduk dengan pundak yang naik turun. Merasakan namjoon tak melakukan reaksi apapun, seokjin menghadap laki laki yang lebih tinggi darinya itu, menatap dalam pada bola matanya. Gerakan tubuh dan etensi badan tak akan pernah bisa berbohong maka dengan pelan tanpa mereka sadari, bibir itu terpaut sempurna satu sama lain, saling menghisap mencari rasa nikmat didalam sana. Udara semakin dingin berhembus.
Chup-----
Juntaian saliva terbang terbawa angin, namjoon melepaskan bibir tebak itu kemudia ia menghapus air mata yang jatuh pada pipi seokjin.
"One more time, for the last"
Tangis seokjin tumpah, ia segera meraup bibir itu lagi tanpa ampun memberikannya nafas, dihela ciuman itu jantung keduanya seakan diremat sakit. Isakan yang berbaur dengan decakan. Seokjin tidak perduli.
"Hahhh hahhhh i love you kim seokjin"
_____________________________
'A-aakkhhhhhh'
Seokjin mengadahkan wajahnya ketika milik namjoon melesak masuk tanpa ampun dibawah sana, tubuh mereka telanjang dengan pakaian yang telah berhamburan dilantai. Mereka memilih untuk menyewa motel terdekat dan melakukan kegiatan didalamnya.
'A-ahhh ahh ahh ahh kkhhhh ahh ahh ahh hmmmhhh yeaahhhhh'
'PLOK PLOK PLOK PLOK'
Kulit bertubruk kulit, namjoon menikmati malam ini bersama seokjin, untuk yang terakhir kalinya.
"N-nahhamjooonhhh ahhh a-aku cum------
CROOTTT!
CROOTT!
hentakan terakhir seokjin tumbang dengan tubuhnya yang kejang kejang karna nikmat. Peluhnya di dahi membasahi poninya. Namjoon merunduk dan menciumi punggung serta pundak polos itu, memanjakan si pemilik yang mendesah kecil. Hingga sampailah ia pada kuping seokjin, ia meniupnya dengan pelan. Kemudian membisikkan kata kata yang membuat akal sehat jin hilang dalam sekejap. Ia sadar apa yang tengah mereka lakukan ini salah, hingga tak sadar bulir bulir air mata itu kembali jatuh.
'Benar katamu, bahwa sekuat apapun aku mempertahankan hubungan kita. Jika tidak ditakdirkan aku bisa apa?'
'Ahhh aakkhhh akhh akhh mmmhhhh ahhh aaaaaaa namjoonnnnn aaaaaaa'
Namjoon bangkit dengan gagah lalu menubruk prostat jin tanpa ampun, yang di bawah tak bisa lagi melakukan apa, ia hanya bisa memejam mendesahkan nama dan merasakan denyutan di bawah sana yang mulai mengeras dan menyemburkan sesuatu lebih dalam lagi.
'Aahhh shitt.....'
Namjoon tumbang disamping seokjin yang telah melemas, ia memeluk tubuh toples itu dari samping tanpa melepaskan tautan didalam sana. Ia mengecup kepala seokjin dan mengelusnya pelan.
"Aku mencintaimu seokjin hyung... terima kasih telah hadir dan membuatku belajar apa itu cinta. Dan maafkan aku, kamu harus tetap melanjutkan hidupmu"
Pukul 8 pagi.
Seokjin terbangun dengan pandangan yang pening, ia merasakan hanya ada dirinya sendiri ditempat itu, ia berhadapan langsung dengan cermin dimana cermin itu memantulkan tubuhnya yang topless tertutup selimut putih.
Namjoon telah pergi
Wajah sendu itu kembali bersedih, ia melirik sisi kiri ranjangnya, dan ia menemukan selembar kertas undangan pernikahan. Hatinya remuk, namjoon benar benar akan menikahi orang lain. Sambil menahan tangis seokjin membukanya.
"Semoga berbahagia kim Namjoon shii"
Seokjin sampai di tempat namjoon mengadapan acara pernikahan, semua orang datang dengan pakaian mewah, seokjin melirik sisi kiri dan kananya ia berusaha mencari kawannya yang lain. Perlahan aula mulai sepi, sepertinya mereka telah masuk kedalam untuk menyaksikan acara intinya.
Seokjin dengan langkah yang berat, berjalan dengan wajah tersenyum. Ia lalu sampai dihadapan pintu besar dan ia dapat mendengar sayup suara piano yang mengiringi janji suci kedua mepelai. Pintu itu kemudian terbuka menampilkan namjoon yang tengah berciuman dengan seorang wanita cantik di atas altar. Langkahnya terhenti.
'Mungkin sebaiknya aku tidak ada disini'
Kamudian ia berbalik menghadap arah keluar, dari atas altar namjoon melihat seokjin yang berjalan keluar. Ia ingin mencegahnya, memeluk tubuh ringkih itu,namun ia sadar ia tak akan pernah bisa.
Dan disinilah seokjin berdiri.....
Sisi tertinggi dari bangunan ini, ia kemudian merentangkan tangannya menyerap angin segar dari arah barat.
"Kamu benar, cinta terlarang ini. Tak akan pernah bersatu"
-THE END-
To be continue➡️