Semua aktifitas dalam fanfic semua hanya fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.VOTE AND COMMENT!⚠️🔞
-
-
-
-
Pada rintik rintik hujan di balik jendela besar restoran itu seokjin menatap hyujin yang tengah berjongkok dan memohon meminta di setujui, sambil sesekali matanya menatap ragu kearah seokjin yang terus terdiam. Seokjin melihat sekiling banyak orang yang memperhatikan mereka dan meminta seokjin untuk menerimanya."Jika aku menolakmu apa kau akan membenciku?"
Hyujin terdiam seribu bahasa, ketika dia akan bangkit merasa dirinya di tolak, seokjin meraih kerah baju hyujin lalu membawa pria itu dalam ciumannnya. Wajahnya memerah menahan malu, ia kemudian melepaskan ciuman lalu menatap hyujin dibalik semburat yang memerah di pipinya.
"Y-yaaa aku mau"
Tak di pungkiri hyujin berteriak dan loncat loncat kegirangan, ia tadi telah memasang payung anti badai saat seokjin terlihat akan menolaknya.
"Gomawooo"
Diam diam seokjin tersenyum dan menatap kearah belakang kerumunan, ia melihat namjoon dengan tatapan nanar berdiri. Seokjin dengan cepat menghapus air matanya lalu beralih tertawa bahagia dengan hyujin.Malam itu berlalu, seokjin kembali ke apartemennya dalam keadaan mabuk berat. Lampu ruang tengah menyala terang. Seokjin masuk kedalam dan melihat nara yang tertidur dalam pelukan namjoon. Seokjin menyeringai, kemudian merampas nara dari namjoon.
"Mau apa kamu kesini kim namjoon shi? Ingin memberikanku ucapan selamat?" Bola mata di balik kacamata itu memicing. Seokjin minum terlalu banyak dan nara tidak akan pernah nyaman berada di pelukan seokjin karma pria itu bau alkohol. Namjoon kembali merebut nara dari pelukan seokjin.
"Dia baru saja tertidur, kau akan mengganggunya?" Seokjin menyeringai, ia berjalan oleng menuju pantry dan menuangkan air pada gelas kosong hingga ruangan hening itu sedikit bergemuruh. Namjoon berjalan masuk menuju kamar nara dan membaringkan putri kecilnya itu diranjang.
Namjoon kembali pada seokjin yang masih setengah sadar."Aku bilang padamu untuk tetap berhati hatikan?" Seokjin tetap diam sambil meminum air.
"Perhatikan langkahmu atau kau akan ikut terseret masuk kedalam jebakan yang mereka--------PRANKKKK!!
Seokjin melempar gelas pada dinding hingga semuanya terpecah belah, ia mendekat pada namjoon mengabaikan nara yang mengintip di balik celah pintu kamarnya. Ia takut ketika papanya marah. Seokjin merapihkan kemeja putih namjoon. Dengan takut nara mengintip. Dalam hati kecilnya ia menaruh banyak pertanyaan.
"Aku melakukan ini semua bukan karna aku tidak bisa melupakanmu" bisiknya sambil mengusap dada bidang itu pelan.
"Tapi aku ingin membuktikan bahwa aku dan nara berhak lebih bahagia. Dari pada kamu" ia mendorong dada itu hingga namjoon terhuyung kebelakang.
"Aku harap aku bisa menghapusmu secepatnya dalam ingatanku" nara kembali naik keranjangnya dengan bayangan aneh menggerayangi kepalanya.
"Karna kamu hanya masa lalu burukku" namjoon menahan tangan seokjin, semua kata kata pria itu menusuk jantungnya sampai ia tak bisa bernafas dengan benar.
"Hentikan! Nara akan bangun------
"Biarkan dia tau bahwa kau ayahnya------" tatapan mata namjoon terlihat gelisah."Wae? Kau takut kalau anakmu tau bahwa kau seorang kriminal?-----
BRUKKHHH!!
Namjoon menyudutkan tubuh seokjin pada dinding.meraup bibir pria yang dia rindukan itu... sementara seokjin terus meminta lebih pada namjoon. Seokjin apa serius kamu akan melupakan namjoon? Kamu tidak akan pernah bisa terlepas darinya sebab cinta lebih kuat dari rasa egoismu.