Semua aktifitas dalam fanfic semua hanya fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.VOTE AND COMMENT!⚠️🔞
-
-
-
-Seokjin duduk di korsi sesaat setelah dia membuka map yang berisikan dokumen kematian ayahnya kim hee chul, ia sungguh tidak percaya bahwa ayahnya masih hidup, segera dia mengambil ponselnya lalu menelfon pada nomor han seojin.
"Kau pikir aku akan tertipu? Aku melihatnya mati dihadapanku hari itu, aku melihatnya mati dengan mulut berbusa"
Han seojin disebrang sana tertawa dengan nada yang tidak biasa.
"Kita tarik waktu dari jam ini, apakah yang akan terjadi pada orang orang terdekatmu, dan itu membuktikan bahwa kau tengah dipantau oleh seseorang" sambungan telfon terputus. Seokjin memutar bola matanya malas. Ia keluar dari ruangan tak lupa membuang dokumen itu pada tong sampah.
Ketika ia diluar, ia menemukan choi bum tengah memegang bunga di tangannya yang masih terpasang infus.
"Bum? Ada apa?" Ia tersenyum dengan senyuman gusinya.
"Ajhusii sudah menyelamatkanku, jadi aku ingin memberi hadiah" seokjin merunduk dan menerima rangkaian bunga itu dari bum ia tersenyum lalu berterima kasih pada sang anak.
Bum adalah seorang anak penderita kanker paru di saat umurnya masih sangat belia. Dari arah barat ibunya berlari dan berkali kali meminta maaf pada seokjin karna dia pikir anaknya melakukan kesalahan. Namun saat itu juga seokjin berkata bahwa bum tidak mengganggunya.
"Ajhussii kau super hiroo!!" Seokjin tertawa dibuatnya, kemudian anak itu pergi menuju bangsal anak anak. Seokjin berjalan menuju kamar rawat jimin. Ingin memeriksa laki laki itu sekali lagi. Namun sungguh terkejut saat dia tak mendapati jimin didalam kamarnya. Hingga seorang cleaning service tiba.
"Kemanakah pasien yang ada di kamar ini?" Cleaning service itu mengatakan bahwa beberapa waktu lalu pasien telah pindah rawat jalan. Seokjin mengangguk mungkin yoongi yang menjemputnya.
Saat keluar dari ruang rawat berencana akan pergi ke loket depan untuk absen sore. Namun tak sengaja ia berpapasan dengan pria bermasker dengan mamakai pakaian serba hitam. Tak lupa tas jinjing itu. Namun seokjin hanya melewatinya tanpa menghentikan atau curiga. Hingga saat pria itu menunggu lift, seokjin memperhatikan dari meja loket. Ia sedikit melihat sesuatu yang menyala di balik tas jinjing itu.
"Bisakah kau cek pasien bernama park jimin, katanya dia dipindahkan untuk rawat jalan, apa min yoongi yang menjemputnya?" Perawat itu terlihat mengutak atik komputernya.
"Pasien bernama park jimin masih ada diruangannya dokter, tidak ada yang mengajukan untuk rawat jalan" terlihat kebingungan seokjin meminta untuk memeriksanya kembali dengan teliti.
"Ku pikir ini benar, bahwa pasien bernama park jimin tidak pernah di ajukan untuk rawat jalan" otak seokjin berputar, lalu siapa yang membawa jimin? Seketika ia teringat pada laki laki yang membawa tas jinjing tadi.
"Apa jangan jangan?---------"
BOOMMM!!!
Seluruh rumah sakit bergemuruh, alrem kebakaran berbunyi sehingga membuat para suster dan pasien berhamburan keluar dari ruangan. Listrik padam dengan menyisahkan beberapa cahaya. Akibat ledakan itu seokjin terpental hingga punggungnya menyentak dinding.
Ia berusaha bangkit. Dengan pandangan pusing, para pasien yang ketakutan berteriak meminta tolong, kepulan asap dari arah bangsal anak anak dan lantai atas membuat seokjin panik setengah mati. Bum ada didalam sana dengan anak anak yang lain.