Semua aktifitas dalam fanfic semua hanya fiksi, pembaca diharap bijak.
Saran baca antara umur 17-21 tahun.VOTE AND COMMENT!⚠️🔞
-
-
-Aku berbicara tentang takdir....
Aku serius!Ting!
Lift terbuka menunjukan lobi bawah rumah sakit, dan jin berbelok menuju tempat penghancuran botol vaksin,semua orang menunduk memberikannya salam dan ia membalasnya dengan senyuman.
Sesampainya diruangan itu, tampak semua pegawai membicarakan sesuatu lalu dengan berani jin mendekat dan bertanya.
"Ada apa?"
"Ohhh dokter seokjin, kau tidak dengar? Kita didatangi oleh presedir" jin tertarik dengan ucapan para pegawai yang sepertinya sangat heboh dengan topik hari ini.
"Dia benar benar berwibawa aku tidak tau kalau kita memiliki presedir seperti dia" salah satu wanita bersemangat sekali.
"Memangnya dia baru kembali dari mana?" Ia mengedipkan mata penasaran.
"Aigooo!! Dokter dari semenjak kau co as sampai kau jadi dokter sekarang apa kau benar benar tidak tau kau bekerja pada siapa?" Jin menggeleng dengan pelan
"Aku bekerja di bawah naungan si botak (salah satu profesor) " wanita itu berdehem dan tertawa sejenak."Kau akan tau nanti saat kau dipanggil keruang rapat" bisiknya pelan. Seokjin hanya tertawa lalu berdiri sembari mengucapkan perpisahan pada pekerja.
Lama ponselnya berdering.
"YA! KIM SEOKJIN! KAU DARI MANA SAJA HUH! AKU MENELFONMU RATUSAN KALI TAPI KAU TIDAK MENJAWABNYA! KERJAKAN DOKUMENMU DENGAN BENAR SIALAN!"
Jin menutup matanya merasa sangat jengah.
"Ne, saya akan kesana, maafkan saya sajangnim"
Panggilan ditutup dengan kasar.
"Dia begitu kasar padaku padahal sahan disini juga sebagian milikku, dasar botak!" Jin sibuk mengoceh sambil menunggu pintu lift tebuka."Hei!" Seseorang menepuk bahunya perlahan dan jin sangat terkejut.
"Ya! Kaget aku!" Syoknya kembali menepuk pantat anak itu.
"Maaf hyung tapi habisnya kau terlalu serius, jadi aku mengganggumu" jin hanya memutar bola matanya malas.
"Kudengar dokumenmu gagal hyung? Dan kau akan pindah, jauhhh dari sini" jin mecubit bibir bocah yang berbicara padanya saat ini."AWW! hyung its hurt! You dont know i have a sexy lips but now its gonne!" Renggutnya seraya mengusap bibir dengan kesal.
"Hanya maroko itu dekat tenang saja" jin mengusap tengkuknya lalu memandang bocah dihadapannya dengan tatapan jahil.
"Tapi aku bebas memilih rekan"
"Wht the hell now! TIDAK! Aku tidak akan kesana itu terlalu panas" jin tertawa"Hyung presedir kita kembali, tidak kah kau ikut menyapa dengan dokter yang lain?" Jin menggeleng lalu melengos pergi begitu saja.
Sesampainya di depan lift jungkook lagi lagi menepuk bahunya
"Hyung? Kau serius? Kau akan dapat promosi pangkat jika kau bertemu dengannya" jin menjitak kepala jungkook lumayan keras.
"Dasar bodoh! Kau pikir aku disini untuk mendapatkan promosi? Kau tau aku disini untuk membantu orang orang" jungkook mencibir
"Orang kaya memang bebas" jin hanya menggeleng.Pintu lift terbuka menampilkan laki laki tinggi dengan kacamata hitam yg bertengger di hidung mancungnya pakaian formal dan gaya casual, jungkook memperhatikannya dari atas hingga bawah.
Jin masuk...Orang itu telah berlalu, jungkook masih mengikuti arah gerak orang itu bersama bawahannya.
"Wahhh dia siapa? Berwibawa sekali"
"Mungkin pasien"
"Ya mungkin saja, dia tidak mungkin presedir kan? Setauku presedir hanya laki laki tua dengan bau tubuh" jin tertawa setelah lift tertutup rapat.