16

410 73 1
                                    

Selamat membaca!

"Oi belom tidur?" tanya Jake kepada Sunghoon yang tidur di kasur sebelahnya. Ia bertanya seperti itu karena sudah 5 kali lebih ia melihat Sunghoon berpindah posisi tidur dalam waktu yang berdekatan.

"Belom," jawab Sunghoon singkat. Sunghoon sedikit terkejut ternyata masih ada orang yang bangun selain dirinya. Ia kira semua orang sudah tertidur.

"Lah belom pada tidur ternyata?" tanya Heeseung dan Jay bersamaan. Sunghoon dan Jake pun sontak terkejut. Kenapa hari ini semuanya tidak bisa tidur?

"Bentar, ini bocil-bocil ada yang masih bangun juga gak?" tanya Jay sambil melihat ke arah kasur adiknya satu persatu. Tapi kelihatannya semuanya sudah tertidur pulas.

"Kalian kenapa belom tidur dah? Tumben," tanya Heeseung.

"Besok gue lomba futsal, deg-degan jadinya gak bisa tidur," jawab Jake sambil memegang dadanya menunjukan kalau ia benar-benar gugup.

"Lo, Jay? Kenapa belom tidur?" tanya Jake.

"Tadi gue ngajak jalan Isa, tapi di ghosting anjir jadi kepikiran," kata Jay sambil memajukan bibirnya. Kebiasaannya dari kecil memang seperti itu, kalau sedang serius atau marah pasti tanpa sadar ia berbicara sambil memajukan bibirnya.

"Isaaa mulu hidup lo. Salah sendiri deketin most wanted sekolah, lagian kayaknya Isa gak ada niatan buat pacaran sama siapa-siapa tuh. Saran gue mending lo cari yang lain aja," kata Jake.

"Yakali, kalo segampang itu juga daridulu udah gue lakuin. Kalo lo kenapa Kak belom tidur?" tanya Jay. Ini sudah seperti acara talkshow dadakan.

"Gue kangen Ryujin," jawab Heeseung. Ketiga adiknya pun jadi merasa sedih melihat kakak tertuanya yang sedang sedih. Memang sejak kehilangan ryujin, Heeseung menjadi sedikit lesu dan tidak bersemangat.

"Yang sabar ya Kak, semoga Tuhan melindungi kak Ryu dimanapun dia berada," kata Jake.

"Lo, Hoon? Kenapa belom tidur? Lo juga daritadi gak bisa diem grasak grusuk mulu," kata Jay. Sekarang semuanya fokus kepada Sunghoon. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Kalau memberi tahu alasan yang sebenarnya sepertinya saudara-saudaranya tidak akan percaya dan malah akan mengejeknya.

"Kok diem? Ngomong aja ngomong. Mumpung Sunoo tidur tuh, jadi gak ada yang julid," kata Jake.

"Emang kalo gue ngomong lo pada bakalan percaya?" tanya Sunghoon.

"Emang kenapa si? Lo mikirin apaan? Coba cerita pelan-pelan." Heeseung menghampiri kasur Sunghoon dan duduk di ujung kasurnya. Jay pun ikut duduk di kasur Sunghoon. Jake juga mendekat agar ia bisa mendengar suara Sunghoon dengan jelas.

Sunghoon menghela napas sebelum menceritakan kekhawatirannya selama ini. "Lo pada percaya gak kalo gue bilang pas ultah Sunoo, bunda ada rencana buat bunuh kita semua?" tanya Sunghoon. Seketika ketiga saudaranya terdiam shok mendengar perkataan Sunghoon. Bagaimana bisa ia menuduh bundanya sendiri seorang pembunuh?

Sunghoon hanya memandangi wajah ketiga saudaranya yang sudah tidak terkontrol karena saking kagetnya. "Mangap kan lo semua. Udah lah tidur aja, percuma kalian gak akan percaya juga." Sunghoon menarik selimutnya lalu menutup seluruh badannya dengan selimut.

Tetapi Jake menarik selimutnya lagi dan mengangkat badan Sunghoon agar ia kembali duduk tegak. "T-tar dulu bego jangan tidur dulu. Tanggung jawab kita jadi makin gak bisa tidur," protes Jake.

"Emang kenapa lo bisa nuduh bunda mau bunuh kita semua? Ada bukti?" tanya Heeseung serius.

"Gue gak ada bukti yang bisa kalian liat pake mata kalian sendiri, tapi gue bisa ceritain satu kejadian yang menurut gue aneh banget," jawab Sunghoon. Suasana kamar yang tadinya biasa saja berubah menjadi tegang dan mencekam.

ELYSIUM - EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang