Selamat membaca!
"Kalian sudah siap semuanya?" tanya Seungwoo yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Udah Paa," kata Jungwon. Ia sudah rapi lebih dulu dibanding saudaranya yang lain. Ia pun menghampiri Seungwoo lalu duduk di sofa sembari menunggu yang lain siap.
"Dah ayo." Semuanya pun berkumpul di ruang tamu dengan pakaian yang cukup rapi. Tetapi ada satu yang kurang, alas kaki mereka. Sebenarnya tidak masalah mereka memakai sendal biasa, tapi rasanya kurang pas.
"Kalian ... sebentar mungkin sepatu Ryujin ada yang cocok di kalian, dia kan seleranya cowok banget." Seungwoo beralih ke rak sepatu di ujung ruang tamu berharap menemukan sepatu yang masih layak pakai.
"Gak usah Pa kita gak masalah kok pake sendal juga, lagian kalo pun ada juga pasti gak bakal muat di kita sepatunya," kata Heeseung. Iya juga, ukuran kaki Ryujin dan mereka bertujuh pasti sangat berbeda. Akhirnya mereka pergi ke Mall Hybe menggunakan sendal biasa. Mereka kesana menggunakan mobil milik Seungwoo.
Begitu sampai mereka segera ke toko sepatu, mereka pun memilih sepatu untuk mereka beli. Sedangkan Seungwoo menunggu di kursi yang disediakan di sana.
"Gak banget deh pake sendal kayak gitu ke mall."
Mendengar ada seseorang yang mengomentari cara berpakaiannya membuat Sunoo merasa kesal. Sebenarnya belum tentu perkataan tersebut tertuju untuknya, tapi sepertinya itu memang untuknya. Siapa lagi yang pergi ke mall menggunakan sendal seperti ini selain dirinya dan keenam saudaranya?
"Ish, awas aja gue aduin bun—papa nanti," kata Sunoo penuh dendam. Karena tidak mau merusak acara belanjanya, ia memilih untuk tidak berlarut dalam emosinya dan lanjut melihat-lihat sepatu.
"Kak liat bagus banget nih buat lo." Tiba-tiba Niki datang menghampiri Sunoo sambil membawa sepasang sepatu berwarna biru langit dan terdapat gambar Pororo di sisi kanan sepatunya.
Sunoo menatap Niki sebal. "Sinting," katanya.
"Eh beneran bagus tau, liat bisa nyala juga anjirr kece dah auto jadi artis kalo pake ini," kata Niki sambil membanting pelan sepatunya agar lampu-lampunya di pinggi sepatu itu menyala.
"Iya jadi artis, soalnya bakalan diliatin banyak orang tapi gara-gara aneh, bukan keren," balas Sunoo. Karena malas meladeni adiknya yang satu itu, ia pun pergi ke tempat lain.
"Haloo bocil, ngapain kesini?" tanya Jay yang sedang mencoba sepatu.
"Beli kosmetik, liat-liat sepatu lah apa lagi," kata Sunoo lalu mendekati rak sepatunya agar ia bisa melihat lebih jelas.
"Kalian udah belom?" tanya Heeseung sambil membawa sebuah paper bag di tangannya.
"Belom, lo udah Kak?" tanya Jay.
Heeseung mengangkat paper bagnya. "Ini gue udah nenteng-nenteng paper bag, buruan jangan kelamaan milihnya," kata Heeseung kepada Jay dan Sunoo, mereka pun mempercepat kegiatan memilih sepatunya.
"Pilih deh Noo, mending yang mana." Tangan kiri Jay memegang sepasang sepatu berwarna abu-abu dan sebelah kanannya memegang sepasang sepatu berwarna hitam.
"Hmm abu-abu aja deh, biar gak item melulu," kata Sunoo.
"Oke, lo udah? Ayo bayar," ajak Jay. Sunoo menganggukkan kepalanya, mereka pun berjalan ke arah kasir untuk membayar sepatu yang mereka beli.
Belanja sepatu selesai, sekarang mereka pergi ke toko pakaian untuk membeli beberapa pakaian untuk mereka pakai sehari-hari. Mulai dari baju, celana, kaus kaki, dan lain-lain.
"Kak Jay, ini bagus gak ya di gue?" tanya Jungwon sambil menunjukkan hoodie berwarna hitam lalu di bagian pundak hingga kupluknya terdapat warna putih, biru, dan merah.
"Bagus, lo mah bagus pake apa aja," kata Jay tanpa mengalihkan perhatiannya dari tumpukan baju di hadapannya.
"Yang bener ini liat dulu." Jungwon menarik lengan baju Jay agar dia menoleh ke arahnya.
Jay menoleh. "Iyaa bagus kan gue udah bilang tadi," jawabnya.
Di sisi lain, Jake dan Sunghoon sedang mendebatkan kira-kira baju mana yang cocok untuk Heeseung. Padahal Heeseung yang akan memakainya nanti, tapi malah mereka berdua yang ribet.
"Kak Heeseung tuh gak cocok Hoon pake beginian," kata Jake lalu mengambil blazer hitam di tangan Sunghoon lalu menaruhnya di rak baju.
"Cocok anjir mata lu picek ah." Sunghoon mengambil lagi blazer hitam tersebut lalu menaruhnya di depan badan Heeseung untuk membuktikan bahwa blazer tersebut cocok untuk si kakak tertua.
Heeseung hanya menghela napasnya, terserah mereka saja lah. Toh Heeseung bukan tipikal yang peduli dengan style baju, asalkan nyaman dan enak dipandang itu sudah cukup baginya.
"Pokoknya Kak Heeseung gak cocok pake itu," kata Jake final. Entah kenapa mendengar kalimat Jake sedikit membuat Heeseung sakit hati. Tapi ia tidak mempermasalahkannya.
"Udah ributnya? Daripada milihin baju buat gue mending kalian pilih baju kalian sendiri," kata Heeseung yang sudah mulai jengah mendengar perdebatan antara Sunghoon dan Jake.
"Eh? Ehehe oke deh Kak, sorry," kata Jake lalu menarik tangan Sunghoon untuk pergi dari hadapan Heeseung. Akhirnya Heeseung bebas.
"Ki, jagain plastik gue ya, gue mau ke toilet sebentar," kata Sunoo sambil menaruh plastik yang berisikan sepatu miliknya di dekat kursi tempat Niki duduk. Si bungsu sudah selesai memilih baju lebih dulu dibanding yang lain, jadi sekarang ia hanya duduk sampai kakak-kakaknya selesai membeli pakaian mereka.
"Mau gue temenin aja gak?" tawar Niki. Bukan apa, duduk lama di toko baju seperti ini membuatnya bosan. Mungkin dengan menemani kakaknya ke toilet akan mengurangi rasa bosannya.
"Eh tumben baik, yaudah ayo." Mereka pun berjalan menuju toilet, tak lupa mereka izin terlebih dahulu kepada Seungwoo.
"Gue tunggu sini ya," kata Niki lalu bersandar di tembok depan toilet. Sunoo menjawabnya dengan anggukkan. Sembari menunggu ia hanya memainkan ponselnya.
Beberpa menit berlalu, akhirnya Sunoo keluar dari toilet. "Dah ayo."
Saat Sunoo dan Niki hendak kembali ke toko baju, mereka dihadang oleh 2 orang pria yang sangat tidak ingin mereka temui selama sisa hidupnya.
"Eh kalian? Wah kebetulan banget ya, Bro."
"Walah kalian di sini ternyata? Bagus deh jadi kalian bisa langsung gue ba—"
《《《 》》》
KAMU SEDANG MEMBACA
ELYSIUM - Enhypen
FanfictionElysium, suatu tempat atau keadaan yang bisa membawa kebahagiaan. Bagi Sunoo dan keenam saudaranya, rumah dan Bunda Anna merupakan elysium mereka. Tetapi perlahan semuanya berubah, dan tepat sehari setelah ulang tahun Niki yang ke-16, mereka tidak l...