52

341 52 1
                                    

Selamat membaca!

"Yaudah gini deh, kalo kamu disuruh sama tante itu jangan mau ya. Bilang aja gak bisa," perintah Heeseung. Menurutnya sekarang Sohee menggunakan Isa untuk membantunya mencari tahu tentang Seungwoo, dirinya, dan juga keenam adiknya.

Ia tidak mau perempuan polos itu dijadikan perantara pencari informasi oleh Sohee. Walaupun Heeseung tidak kenal betul dengan Isa, tapi ia yakin Isa bukanlah orang jahat, dan ia tidak mau membuat Isa seakan-akan orang jahat di sini.

"Iya Kak, maaf ya udah ngelakuin yang aneh-aneh. Aku bener-bener minta maaf, lain kali aku lebih bijak lagi," Isa berdiri lalu membungkukkan badannya 90 derajat.

"Iya Sa gapapa, udah duduk lagi aja," kata Jay.

Sebenarnya masih banyak hal yang ingin Isa tahu. Apalagi setelah mengetahui kalau Jay dan keenam saudaranya tinggal bersama suami seseorang. Sedari tadi juga Isa tidak melihat Anna, padahal Jay bilang mereka tinggal bersama bundanya.

"Kak, mending lapor ke papa gak sih?" tanya Jay.

"Papa?" batin Isa. Seingat Isa ayahnya Jay sudah tidak ada, Jay sendiri yang bilang seperti itu.

"Iya nanti gue bilangin, gue gak mau kita ikut kena masalah rumah tangga mereka," jawab Heeseung.

"Jay, kayaknya aku pulang aja deh. Duluan ya." Isa beranjak dari sofa lalu berjalan menuju pintu rumah.

"Eh Sa gue anter aja ayo," kata Jay lalu menyusul Isa. Ia takut kalau Isa pergi sendirian nanti akan bertemu lagi dengan Sohee. Isa pun menerima tawarannya.

Selama berjalan menyusuri komplek rumahnya, Jay tidak melihat adanya Sohee di sekitar komplek rumahnya. Mungkin perempuan itu sudah pergi.

"Ck! Kenapa ada anak itu."
























22 Desember 2021

Sekarang Heeseung dan keenam adiknya sedang berada di kursi tempat menunggu di rumah sakit. Hari ini Ryujin akan melakukan operasi untuk menghilangkan luka bakar di wajahnya.

Sedari pagi Heeseung tak pernah berhenti berdoa supaya operasi Ryujin berjalan dengan lancar. Begitu juga yang lain.

"Kalian boleh makan dulu kok, kalian belum makan malam kan?" tanya Seungwoo.

"Iya Pa belom, yuk makan dulu aja," kata Niki yang sebenarnya sudah kelaparan. Wajar saja, mereka sudah menunggu sejak jam 2 siang dan sekarang sudah jam 8 malam.

"Yaudah ayo," kata Heeseung lalu beranjak dari kursi. Mereka bertujuh pun pergi ke restoran yang berlokasi tak jauh dari rumah sakit, jadi mereka tidak menaiki kendaraan apapun.

"Kak Ryu bisa dijenguk kapan sih?" tanya Sunoo.

Heeseung mengalihkan perhatiannya dari buku menu ke adiknya yang mengajak berbicara. "Jam 10 katanya," jawabnya.

Sunoo mengangguk kepalanya pelan tanda mengerti. "Ooh."

"Ayo cepetan mau pesen apaan," kata Sunghoon yang sudah sangat kelaparan.

"Tteokbokki aja lah udah samain," balas Jay.

"Yaudah." Sunghoon pun memanggil pelayan di restoran itu untuk memesan makanannya. Setelah itu mereka menunggu sekitar 15 menit hingga makanannya siap untuk dihidang.

"Gue kepikiran, kira-kira gue kerja apa ya?" celetuk Heeseung.

"Kerja buat apa, Kak?" tanya Jungwon. Ia rasa mereka sudah berkecukupan, tidak perlu susah-susah bekerja lagi.

ELYSIUM - EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang