23

403 66 0
                                    

Selamat membaca!

"Makasih ya Jay buat hari ini," kata Isa sebelum keluar dari mobil Jay.

"Yaa aku pulang ya, Sa."

"Okeei hati-hati di jalan ya, dadaah." Isa keluar dari mobil lalu berjalan masuk ke rumahnya. Jay juga langsung pulang ke rumahnya. Selama di perjalanan pulang rasanya gelisah, ia masih kepikiran dengan percakapan bundanya di mall tadi. Ia tidak tahu apakah dia harus menceritakannya kepada saudaranya yang lain atau tutup mulut saja.

"Aku—eh gue pulaang!" seru Jay dari ruang tamu. Keenam saudaranya pun dengan cepat menghampiri Jay. Mereka menyerang Jay dengan ribuan pertanyaan tentang dirinya dengan Isa. Padahal ia hanya jalan-jalan biasa tapi kenapa reaksi semua orang sangat berlebihan?

"PARK JONGSEONGGG! LO PACARAN SAMA SI MOST WANTED?!" tanya Jake lalu merangkul Jay kasar.

"Kaga anjir apaan sih berisik kam—lo." Ah sial, karena seharian bersama Isa Jay jadi terbiasa memakai 'aku-kamu' saat berbicara dengan orang lain.

"Kok kusut amat muka lo, kan abis jalan bareng sama si Isa itu," goda Niki.

Biasanya Jay akan membalas semua ejekan dan perkataan-perkataan menyebalkan dari saudaranya, tetapi tidak untuk sekarang. Ia terlalu malas untuk itu. "Kak Heeseung, Jake, Sunghoon ke ruang tengah sekarang," kata Jay lalu berjalan meninggalkan keenam saudaranya.

Yang dipanggil mengerjapkan matanya beberapa kali. "Hah? Oke, yaudah yang gak disuruh Jay ke ruang tengah balik ke kamar," perintah Heeseung.

"Dihh kita juga mau ikut, kalian mau ngomongin kak Isa kan? Ikuutt," pinta Sunoo sambil memegang tangan Jay berharap ia luluh dan mengajak semuanya ke ruang tengah.

"Gak kalian nanti aja, ntar pingsan. Lagian ini bukan ngomongin Isa." Jay masih keras kepala. Akhirnya Sunoo, Jungwon, dan Niki menuruti Jay dan kembali ke kamarnya. Sedangkan Heeseung Sunghoon, dan Jake sudah duduk di sofa ruang tengah.

"Napa sih? Serius banget perasaan," tanya Jake.

"Lo mau ngomongin apaan?" tanya Sunghoon.

Sekarang Heeseung yang bertanya. "Ini tentang Isa atau apaan?"

"Tentang bunda." Begitu Jay menjawab seketika atmosfer di ruang tengah menjadi tegang dan serius. Ketiga saudara Jay tidak tahu apakah berita yang Jay beri itu berita baik atau berita buruk. Tapi sepertinya sangat tidak mungkin kalau itu adalah berita baik dilihat dari raut muka Jay.

"Tanggal sembilan nanti Niki mau dibawa pergi gak tau kemana sama bunda." Heeseung, Sunghoon, dan Jake sangat terkejut saat mendengarnya. Semua ini sangat tiba-tiba, kenapa keluarganya yang harmonis tiba-tiba berubah menjadi seperti ini?

"Tanggal sembilan apa?" tanya Heeseung.

"Kenapa dari kita bertujuh, bunda milih Niki?" tanya Jake.

"Gue gak tau tanggal sembilan bulan apa dan apa alesan bunda mau bawa Niki pergi. Intinya kita harus tetep waspada dan jagain adik-adik kita yang lain, jangan cuma Niki aja karena kita gak tau bunda punya rencana apa aja. Walaupun diluar tanggal sembilan kita juga harus tetep jagain mereka," perintah Jay.

"Oh iya Kak Heeseung, kayaknya lo belom tau. Lo harus waspada sama dua orang ini ya." Jay menunjukkan foto dua orang pria yang ia ambil diam-diam saat di mall tadi. Sunghoon dan Jake pun ikut melihat foto yang Jay tunjukkan.

"What?! Jadi dia beneran suruhan bunda?" tanya Jake.

"Anjir bisa-bisanya bunda punya anak buah kurang ajar kayak mereka," kata Sunghoon yang masih menyimpan dendam dengan kedua pria itu.

ELYSIUM - EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang