Selamat membaca!
"Kami pulang," kata Heeseung begitu ia membuka pintu rumah. Mereka pun disambut oleh Ryujin dan Soojin.
"Heeseung! kalian gapapa? Ya ampun gue khawatir banget sama kalian! kalian gak diapa-apain kan sama mereka?" tanya Ryujin bertubi-tubi.
Heeseung tersenyum tipis. "Iya aku gapapa, kita semua selamat."
"Loh? Kok kayak sedikit ya? Kayak ada yang kurang," kata Soojin saat ia melihat kepala-kepala yang baru masuk ke dalam rumah. Tidak seramai saat mereka pergi tadi.
"Sunoo sama Jungwon ... mereka udah pulang, ke tempat yang jauh," kata Jay.
Ryujin dan Soojin sontak menganga. Saat itu juga air mata mereka mengalir deras. Mau bagaimanapun Sunoo dan Jungwon sudah mereka anggap sebagai adik mereka sendiri. Mendengar kabar seperti ini membuat mereka sangat terpukul.
Heeseung memeluk Ryujin, melihatnya menangis malah membuatnya ikut menitikkan air mata. Kepergian kedua adiknya memang membuat luka yang sangat dalam di hati Heeseung dan yang lainnya. Entah kapan luka itu akan sembuh, ia juga tidak tahu.
"Soojin, kamu menginap saja ya? Sudah terlalu sore, bahaya kalau pulang sekarang," kata Seungwoo.
"Yaudah deh, Om. Saya nginep di sini. Makasih ya, Om," jawab Soojin.
"Ya sudah kalian sekarang istirahat ya. Pasti kalian semua sangat lelah sekarang."
Mereka pun kembali ke kamar masing-masing. Sunghoon merebahkan badannya di atas kasur, begitu juga dengan Jake, Jay, dan Niki. Sedangkan Heeseung hanya duduk di ujung kasurnya karena sudah tidak ada tempat.
"Sunoo ... dia lagi apa sekarang. Dia baik-baik aja, 'kan?" tanya Sunghoon sambil memandangi langit-langit kamarnya.
Heeseung menoleh ke arah Sunghoon. "Iya, dia baik-baik aja. Dia udah aman sama Jungwon. Pasti mereka lagi ngobrol sambil gandengan tangan sekarang," kata Heeseung.
"Kangen Kak Sunoo sama Kak Jungwon," gumam Niki lalu memeluk guling di sebelahnya. Seharusnya sekarang ia sedang bersantai di kamar bersama Jungwon dan Sunoo, tapi sekarang mereka berdua sudah tidak ada.
Jake yang berbaring di sebelahnya pun memeluknya. Disaat seperti ini, pelukan bisa membuat perasaan seseorang menjadi lebih tenang, 'kan?
"Mulai besok kita bisa hidup tenang. Gak usah takut bakalan diikutin sama anak buah bunda—"
Jay memotong kalimat Heeseung. "Jangan panggil bunda lagi dong. Gak sudi gue," protesnya. Ia tidak mau memanggil wanita yang sudah tega membunuh adiknya itu dengan panggilan bunda. Sangat tidak pantas menurutnya.
"Oke maaf, gue ulang. Mulai besok kita gak usah takut diikutin sama anak buah Anna, Sojung, siapalah itu, kita bener-bener bebas sekarang. Kita bisa lakuin apa aja yang kita mau," kata Heeseung sambil tersenyum tipis. Ya, benar. Sekarang mereka sudah bebas. Tidak ada lagi yang perlu mereka takuti.
"Yang mau ikut anterin Soojin pulang siapa aja?" tanya Heeseung.
"Gue mager," jawab Sunghoon. Jay juga menjawab jawaban yang sama.
"Jake, Niki?"
"Kita juga mager, Kak," jawab Niki.
"Yaudah kalo gitu, gue sama Ryujin pergi dulu, ya. Sarapan jangan lupa, kalian belom makan apa-apa," perintah Heeseung. Ia pun keluar dari kamar lalu berjalan menuju ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELYSIUM - Enhypen
FanfictionElysium, suatu tempat atau keadaan yang bisa membawa kebahagiaan. Bagi Sunoo dan keenam saudaranya, rumah dan Bunda Anna merupakan elysium mereka. Tetapi perlahan semuanya berubah, dan tepat sehari setelah ulang tahun Niki yang ke-16, mereka tidak l...