49

328 54 0
                                    

Selamat membaca!

"Tapi?"

"Tapi jual manusia ke manusia lain," kata Jay dengan suara super pelan.

"HAH?!" Perkataan Jay membuat tiga termuda memekik saking terkejutnya.

"Ssst tolong tenang ya," tegur salah satu suster di sana. Mereka pun kembali tenang untuk beberapa saat.

Niki membungkukkan badannya mengarah ke para kakaknya. "Woi, maksudnya jual manusia ke manusia lain gimana sih?" tanyanya sambil berbisik.

"Lo inget gak sih? Kita waktu itu baca artikel berita yang dikasih tau kak Soojin. Artikel tentang perempuan inisial HSH sama KSJ yang ngelakuin tindakan illegal, jual daging manusia di pasar gelap," jawab Jay sangat jelas dan membuat Niki membelalakkan matanya.

"Haaahh? Gue gak inget tuh. Jangan-jangan gue gak ada, apa kalian emang gak ajak gue? Wah parah." Kali ini Niki merasa dikhianati. Bisa-bisanya ia tidak diikutsertakan saat membicarakan hal penting seperti ini.

"Lo emang gak ada, Ki. Lo kan masih di sekolah, kita udah pulang gara-gara guru rapat," kata Sunghoon. Pantas saja Niki tidak tahu apa-apa tentang ini, ternyata ia memang tidak ada saat para kakaknya membicarakan hal itu.

"Tapi di situ gak ada inisial bunda, berarti bunda gak termasuk dong?" tanya Niki.

"Tapi bunda temenan sama Sohee. Coba aja lo pikir, mana ada orang yang mau temenan sama orang yang ngelakuin hal gila kayak gitu? Kecuali kalo dia juga ngelakuin hal yang sama," kata Jay.

"Gimana kalo ternyata kita itu manusia yang bakalan dijual sama mereka?" tebak Jungwon.

Seketika keenam saudaranya merinding. Seumur hidup mereka tidak pernah berpikiran kalau mereka akan dijadikan santapan oleh manusia lain. "Serem banget gila, udah lah ganti topik," kata Sunoo.

Setelah menunggu sekitar 30 menit, Seungwoo datang kembali menghampiri Heeseung dan yang lainnya.

"Maaf ya lama," kata Seungwoo.

"Gapapa Pa, Ryujin mana?" tanya Heeseung.

"Jadi gini, Ryujin harus rawat inap dan menjalani operasi untuk menghilangkan jaringan parut dan menyembuhkan bekas luka bakarnya," jelas Seungwoo.

Heeseung menganga dan mengerjapkan matanya beberapa kali. Separah itukah lukanya sampai harus dirawat inap dan menjalani operasi? Tapi tidak masalah karena semua ini juga demi kebaikan Ryujin sendiri.

"Oh ... kalo gitu Heeseung mau ketemu Ryujin boleh?" tanya Heeseung.

Seungwoo mengangguk. "Iya boleh, di kamar nomer 33 ya," jawab Seungwoo. Heeseung pun beranjak dari kursi lalu pergi menemui Ryujin. Tetapi Sunoo menahannya.

"Gue ikut dong," katanya memelas berharap Heeseung memperbolehkannya.

Heeseung berpikir sebentar. "Yaudah ayo, yang lain di sini aja ya," kata Heeseung. Mereka pun mengangguk. Heeseung dan Sunoo segera pergi menuju kamar nomer 33 tempat Ryujin dirawat.

Heeseung membuka pintu ruang inap Ryujin perlahan. "Ryu?"

Ryujin menoleh ke arah pintu untuk melihat siapa yang datang. Ternyata Heeseung, ia pun tersenyum tipis tanda senang akan kehadiran sang pacar.

Heeseung menghampiri Ryujin lalu menggenggam tangannya erat. "Pacar Heeseung sakit ya, Heeseung jadi sedih," katanya dengan nada diimut-imutkan dan wajah sok murungnya. Rasanya Ryujin ingin mencubit bibirnya tetapi ia tidak bisa.

"Apa sih najis jijik banget," cemooh Sunoo saat melihat kelakuan kakak tertuanya.

"Gak punya pacar diem aja," balas Heeseung dan dihadiahi tatapan sinis oleh Sunoo.

ELYSIUM - EnhypenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang