Change

1.2K 174 12
                                    

Pagi hari tampak sangat cerah hari ini namun tak begitu bagi Winter, gadis itu terus memikirkan semua fakta yang telah ia dengar, entahlah itu benar fakta atau tidak, jauh dalam hatinya Winter terus berharap semua hanyalah kebohongan yang dibuat oleh Jeno sebagai alasan membencinya tapi akal sehatnya mengatakan yang sebaliknya.

Pagi hari itu semua terlihat normal seperti biasanya kecuali sifat Winter yang sedikit aneh, gadis itu terus meminkan makanannya sambil menatap ke arah ibunya, entahlah semua orang bingung karena gadis itu sepertinya melamun sambil memandang wajah ibunya.

"Winter"

"Winter??"

"Hei sayang, Winter"

Panggil sang ayah namun tak ada balasan, semua orang mulai menatap ke arah gadis itu termasuk Jeno yang pagi ini ikut sarapan bersama.

Donghae mulai khawatir karena anaknya tak menggubrisnya hingga ia memberi isyarat pada istrinya untuk menyadarkan Winter.

"Winter, sayang"

"Hei" ujar Yoona sambil menyentuh wajah sang anak

Winter terperanjat kaget mendapati ibunya menatapnya khawatir.

"Kamu kenapa hmm?" tanya sang ibu

"Hah? Ak-aku nggak apa-apa, m-ma" ujar Winter terbata-bata masih bingung

"Kenapa sarapannya nggak dimakan hmm? Winter mau makan yang lain?" tanya ibunya dengan suara halus membuat Winter sadar lalu menggelengkan kepalanya cepat.

"Nggak ma, Winter suka kok" ujarnya lalu dengan gerakan cepat memakan sarapannya agar semua orang tidak menatapnya lagi namun bukannya mengalihkan pandangan semua orang tingkah gadis itu makin membuat ayah dan ibunya saling memandang khawatir.

"Eh pelan-pelan dek, nggak ada yang bakalan ngambil punya lo" ujar Mark yang membuat Winter menghentikan kegiatan makannya seketika.

Winter sedikit merasa disadarkan oleh kalimat dari kakaknya, tentu saja tidak ada yang akan mengambil miliknya, apapun itu termasuk ibunya.

"Mama, anterin Winter ke sekolah ya?" ucap Winter tiba-tiba

Kalimat Winter kembali mengundang perhatian semua orang terlebih sang ibu yang merasa aneh dengan tingkah anak perempuannya.

Yoona mulai menatap sang anak lekat-lekat.
"Kasi tau mama, ada yang gangguin Winter di sekolah ya?" tanya sang ibu

Winter menggelengkan kepalanya

"Terus kenapa? Winter berantem sama kakak-kakak Winter?"

Winter kembali menggelengkan kepalanya

"Kok tumben mau dianter mama?" tanya Yoona diikuti Mark yang menyeletuk

"Mulai manja, kemaren dia nangis di tinggal pergi ma" ujar Mark cepu

"Beneran?" tanya sang ibu

Winter mengangguk

Donghae selaku sang ayah menghela napas, ternyata si bungsu merindukan ibundanya.

"Ya udah nanti ke sekolah sama mama, Jeno kalau mau, sekalian aja mama antar" ujar Yoona, namun mereka kembali kaget karena Winter berterik

"Nggak!!! Nggak boleh, mama anterin Winter aja, kak Jeno bisa berangkat sendiri"

"Loh kok gitu?"

"Jeno berangkat sendiri aja ma" sahut Jeno karena ia juga tidak mau ada yang melihatnya dan Winter diantar bersamaan.

Yoona hanya pasrah dan mengikuti keinginan anaknya. Ia tak mau ambil pusing, mungkin Winter memang ingin ia antar.

Setelah selesai sarapan, Winter menunggu sang ibu yang bersiap-siap akan mengantarnya, ia duduk di sofa ruang tamu dengan pandangan lurus ke depan, ia kembali termenung sendiri. Jaehyun dan Mark yang melewati ruang tamu melihat sang adik aneh, mereka memperhatikan Winter yang terus termenung sendiri menatap ke depan.

Story of WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang