Bad Decision

837 94 39
                                    

Di masa lalu, Haechan membuat sebuah kesalahan besar...

Hari itu, perkelahian Jeno dan Jaemin serta perdebatan Jeno dan Winter menjadi sebuah tontonan menarik bagi Haechan. Saat itu ia masih sangat ingin bermain-main dengan Jeno dan Jaemin hingga Winter yang menjadi sebuah pion permainan terlemah baginya.

Saat itu, saat melihat Jaemin terkulas lemas setelah dipukuli Jeno, Haechan mengikuti Jeno yang menarik adiknya menuju ke rooftop.

Haechan mendengar semuanya, ia terkekeh sinis, "Jadi kalian beda ibu, menarik" gumam Haechan

LO BUKAN ANAK MAMA GUE, LO CUMA ANAK SELINGKUHAN PAPA GUE, LO ANAK HARAM YANG NGGAK PERNAH DIHARAPKAN

Itu adalah kata-kata yang diteriaki Jeno pada Winter yang sangat Haechan ingat, setelah itu Jeno berjalan pergi dari rooftop tanpa menutup pintu rooftop. Ia berjalan cepat dengan emosi, bahkan ia tak menggubris pertanyaan satpam sekolah yang melewatinya, satpam itu menatap Jeno aneh, lalu kembali berjalan ke arah rooftop sambil membawa kunci.

Disaat itulah Haechan keluar dari persembunyiannya berpura-pura turun dari rooftop dengan sengaja hingga ia bertemu dengan satpam sekolah.

"Dek, di atas masih ada orang?" tanya sang satpam padanya, pertanyaan yang sama yang dilontarkan satpam pada Jeno namun Jeno tak mengubris pak satpam itu. Hingga Haechan berencana untuk menjebak kakak beradik itu.

"Nggak ada pak" jawab Haechan lalu berjalan pergi sambil tertawa remeh.

Haechan pergi dari sekolah dengan santai karena telah berhasil membalas Jeno dan Jaemin hanya dengan Winter. Ia tau pasti kalau Jeno pasti akan berada dalam masalah begitupula Jaemin.

Haechan kembali ke rumahnya, ia bersantai di kamarnya lalu mengeluarkan sebuah kotak rokok untuk ia buang agar tidak ketahun ibunya namun saat ia melihat kotak itu tiba-tiba saja bayangan Winter terlintas di pikirannya.

Kak, lo kok ngorokok sih?

Gue lagi mau buang stress

Emang kalau ngerokok stress nya bisa dibuang?

Hmmm bisa

Emang rokok enak ya?

Enak, mau coba?

Ini gimana makannya?

Nggak dimakan sayangku, ini tu dihisap

Haechan menggelengkan kepalanya, kenapa ia tiba-tiba teringat Winter, lalu ia menatap keluar jendela, langit mulai meneteskan rintik-rintik yang seketika berubah menjadi deras hujan dengan petir dan angin.

Haechan menggelengkan kepalanya lalu menutup tubuhnya dengan selimut tak mau peduli. Namun bayangan Winter yang tersenyum terus menghantuinya.

"Shitt"

Haechan melempar kasar selimutnya lalu mengambil kunci mobilnya, ia berlari keluar dari rumahnya mengabaikan teriakan ibunya yang menanyakan mau kemana ia di malam hujan dan petir ini.

Laki-laki itu mengepalkan tangannya, meremat stir mobil dengan wajah khawatir.

"Brengsek Lee Haechan, lo ngapain pake bawa-bawa Winter ke masalah lo, bego!!"

Haechan mengemudi menggila, saat sampai di sekolah, ia menerobos sekolah, mengabaikan sang penjaga sekolah yang meneriakinya, ia berlari ke rooftop yang terbuka.

"WINTER!!" teriak Haechan namun nihil, tak ada siapapun di tempat itu.

"Teman kamu udah dibawa sama kakaknya", ucapan sang penjaga sekolah semakin membuat nya frustasi, Haechan berlari menuju ke kediaman keluarga Lee, namun disana kosong, ia tak tau harus bertanya pada siapa untuk mencari keberadaan Winter, ia ingin memastikan kalau gadis itu baik-baik saja karena tingkah bodohnya.

Story of WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang