Pagi hari dikediaman keluarga Na, suasana sepi tak seperti biasanya membuat Winter bingung, ia baru keluar dari kamarnya tapi suasana rumah sangat sepi, padahal biasanya akan ada Bunda nya yang setia berdiri di dapur untuk memasak sarapan mereka.
"Bunda?? Ayah?? Kok nggak ada orang" panggil Winter sambil bermonolog sendiri, ia telah pergi ke arah dapur, ruang tengah bahkan kamar ayah dan Bunda nya tapi tak ada orang.
"Pada kemana sih?" tanya Winter pada dirinya sendiri, tak lama setelah itu, datanglah laki-laki yang tak jauh umurnya darinya menatapnya dengan wajah bare face, rambut urak-urakan dan mata yang masih sayu belum terbuka sepenuhnya, sepertinya nyawanya belum terkumpul.
Winter manatap orang itu aneh.
"Apa?!" sambar Jaemin saat melihat tatapan aneh Winter padanya
Winter menggelengkan kepalanya, "Nggak apa-apa"
"Gitu amat ngeliatin gue, gue tau gue ganteng, tapi biasa aja dong" ujar Jaemin lalu melewati Winter menuju ke dapur
Winter mendelik lalu mengikuti langkah Jaemin menuju ke dapur.
"Bunda mana?" tanya Winter
Jaemin yang baru saja meneguk air putih itu manatap Winter, "Lo liat gue baru bangun nggak? Mana tau gue Bunda kemana"
"Ck, kali aja Bunda bilang ke lo, sante dong"
"Gue sante kok dari tadi"
"Heleh, gii sinti kik diri tidi, ngeselin banget sih" ujar Winter dengan ekspresi mengesalkan dan bibir dibuat-buat.
Jaemin benar-benar menahan untuk tidak mencium adik tirinya itu sekarang. Berada di satu tempat dengan Winter benar-benar menguji imannya. Sadar Jaemin, lo punya pacar, pikir Jaemin menyadarkan diri.
"Kak Jaem" panggil Winter
"Apa?"
"Buatin sarapan" ujar Winter sambil duduk manis di pantry dapur menatap Jaemin yang baru saja meneguk air putih.
"Buat sendirilah, lo udah gede ya, masa nggak bisa masak"
Winter berdecak, "Kalau gue bisa nggak minta tolong lo ishh" ujar Winter memutar bola matanya malas, sebenarnya kakak tirinya ini punya masalah apa sih dengannya.
Jaemin terkekeh lalu berjalan ke arah pantry dan menghadap ke arah adik tirinya itu, "Mau makan apa hmm?" tanya Jaemin dengan nada manis yang membuat Winter sedikit salah tingkah. Nah kan, Jaemin kadang ngeselin kadang ngangenin, anjaylah.
"Apa aja yang penting bisa dimakan" jawab Winter ketus
"Oke, wait" ujar Jaemin lalu berbalik dan mulai membuka kulkas melihat bahan makanan.
Winter hanya menatap kakak tirinya itu dengan tatapan tak bisa diartikan, ia menghela napas sambil menatap punggung Jaemin yang sibuk memilih bahan makanan. Entah sampai kapan ia harus terus berada di keadaan seperti ini dengan Jaemin.
Setelah selesai memasak Jaemin menyajikan hasil masakannya pada Winter, gadis itu tersenyum senang lalu mulai memakan sarapannya tanpa memperdulikan Jaemin yang menatapnya.
"Lo kelaparan atau gimana sih? Pelan dong makannya, nggak gue ambil" ujar Jaemin
"Gue buru-buru" ujar Winter dengan mulut penuh
"Mau kemana?" tanya Jaemin
"Kampus"
"Sama siapa?"
"Kak Haechan"
Jaemin tertegun lalu menatap Winter lekat, "Gue tau lo nggak pacaran sama Haechan, nggak usah terlalu dekat sama Haechan, lo tau kan Haechan gimana, dia nggak baik buat lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Winter
FanfictionKisah seorang gadis cantik dengan kehidupan sempurna-nya, keluarga yang baik, ayah dan ibu yang menyayanginya dan kakak-kakaknya yang perhatian. Takdir berkata lain, dibalik kesempurnaan itu terdapat rahasia besar yang akan menjadi akhir cerita bagi...