Drawing Our Moment

800 79 29
                                    


Warning!!!
Part menguras banyak emosi
Kalau nggak mau mood naik turun, bacanya dipending dulu ya...

Suasana ruangan bernuansa putih menjadi sangat canggung, Winter mengigit bibirnya yang memerah sambil melirik Haechan yang berada di sampingnya.

"Gue---" keduanya berucap bersamaan, Winter menatap Haechan lalu memberi gesture agar Haechan berbicara lebih dulu.

"Maaf, gue nggak bermaksud buat cium lo tadi, tapi lo yang duluan jadi gue..ya lepas kendali, mungkin?"

Winter mendengus, "Jadi kita gimana?" ujar Winter

Haechan menatap Winter sambil menggaruk kepalanya, "Hah? Hmm k-kita?"

"Iya, masa iya lo cium gue terus kita cuma jadi kakak adek, gue mana pernah cium kakak gue, mentok-mentok di pipi" ujar Winter santai

Haechan gelagapan tak tau harus melakukan apa membuat Winter kesal, "Begini nih, kalau preman udah tobat jadi lembek" ujar Winter lalu mendekati Haechan sambil memajukan wajahnya ke arah wajah Haechan

"L-lo mau ngapain?" tanya Haechan sambil terus memundurkan dirinya hingga punggungnya menyentuh tembok sementara Winter terus menatap tepat di wajahnya.

Haechan menelan ludahnya, jangan salahkan dia kalau dia lepas kendali lagi, bibir membengkak dan merah Winter membuat pikirannya melayang kemana-mana.

"Jadi kita pacaran?" ujar Winter

"Hah? Oh ya eh.."

Winter memanyunkan bibirnya, "Nyebelin banget" ujar Winter menghentakan kakinya menjauhi Haechan namun laki-laki itu refleks menariknya dan memeluknya.

Haechan terkekeh, "Ayo pacaran. Lo mau kan jadi pacar gue?" bisik Haechan

Winter tersipu malu dalam dekapan Haechan, ia menyembunyikan kepalanya di dada Haechan.

"Mau nggak?"

"Hmmm"

"Hmm apaan dah"

"Iya kak iya"

"Iya apa?"

"Iya mau jadi pacar kakak!!!" teriak Winter

Haechan tertawa lalu menarik pipi Winter, "Comel banget pacar aku" ujar Haechan mengunyel-unyel pipi kekasihnya.

"Nyebelin"

"Nyebelin-nyebelin gini kan pacar kamu"

Winter tersipu lalu memukul tangan Haechan, "Apaan sih" ujar Winter lalu berjalan menghindari Haechan yang terus menggodanya.

"Sayang~~~Winter sayang" panggil Haechan dengan nada lucu

Winter tersipu lalu berlari menghindari Haechan sambil tertawa. Haechan mengejar Winter lalu menarik tangan gadis itu hingga menghadap ke arahnya. Haechan menangkup wajah Winter dengan kedua tangannya  lalu mengecup bibir Winter.

"Cantik banget pacarnya aku"

"Kak jangan gitu lah, malu tau"

"Jangan gimana sayang?"

"Ih kak, lo nyebelin"

Haechan menggelengkan kepalanya, "No no, bukan lo lagi, kamu atau kakak aja, belajar sopan dong, kemarin kan udah sopan makin lama makin ngelunjak hah, hah, hah," ujar Haechan menarik pipi Winter

"Ih iya iya, sorry deh, iya kak isshh lepasin, pipi ku sakit nih"

"Pacarnya siapa dulu"

"Pacar temsek (item pesek) nya mommy Yuri" ujar Winter sambil tertawa, Haechan menatap Winter dengan tatapan pura-pura melotot.

Story of WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang