Real Change

1.1K 156 10
                                    


Hari yang cerah, Mark membuka jendela kamar adiknya, biasanya ia akan meneriaki Winter pagi-pagi begini dan mengangkat adiknya ke kamar mandi, Mark terkekeh kalau mengingatnya, semuanya sangat lucu tapi senyumnya luntur saat melihat tempat tidur adiknya kosong. Tak ada Winter yang tertidur pulas di sana, Mark menghela napas lalu duduk di tempat tidur adiknya sambil merenung sendiri.

Winter telah pergi, gadis itu tak ada lagi di rumah, hal-hal yang ia takuti dulu kini telah terjadi, adiknya pergi bersama ibu kandungnya. Mark hanya bisa diam saat ayah dan ibunya dengan lapang dada menyerahkan Winter pada bundanya. Ia tak bisa berkata apa-apa, ia ingin menarik adiknya untuk ikut pulang dengannya tapi ia tak memiliki hak untuk itu setelah banyaknya hal buruk yang telah ia lakukan pada adiknya.

Setelah mengunjungi kamar sang adik, Mark menuju ke bawah untuk ikut sarapan bersama. Suasana di meja makan sangat hening, kakaknya Jaehyun dan adiknya Jeno hanya diam sementara ibunya sedang berada di dapur mengambil sesuatu, ayah mereka yang baru saja datangpun ikut duduk diam seperti mereka.

Mark tersenyum pilu saat melihat bangku di sampingnya yang kosong, tapi piring dan gelas sudah siap di meja yang pemiliknya sudah tidak ada lagi.

Tak lama setelah itu sang ibu datang sambil tersenyum.

"Loh Winter belum bangun Mark?" tanya sang ibu

Semua mata tertuju pada wanita itu, ucapan Yoona sukses membuat semua orang kaget termasuk dirinya sendiri, ia tak sadar mengatakan semuanya, ia mengira putrinya masih bersama mereka, ia tak sadar kalau gadis cerewet dan manja itu sudah tak ada lagi di rumah mereka.

"Ma" panggil Jaehyun mencoba menyadarkan sang ibu

Yoona hanya tersenyum canggung, matanya tak bisa berbohong, airmata tergenang begitu saja di matanya hanya karena mengingat putrinya, dengan gerakan cepat Yoona berbalik dan menuju ke dapur lagi sambil terus mencoba tersenyum walau matanya berlinang.

Donghae menghela napas pelan lalu berdiri mengikuti Yoona ke dapur, namun sebelum itu ia meminta anak-anaknya untuk memulai sarapan mereka. Ia menghampiri istrinya yang membelakanginya dengan tubuh bergetar.

"Yoona" panggil Donghae, wanita itu membalikkan tubuhnya dan menatap suaminya dengan wajah dipenuhi airmata.

"Mas, aku kangen sama Winter" ujarnya

"Aku nggak bisa gini hikkss aku takut dia nggak makan mas hikksss, dia lagi makan apa sekarang? Siapa yang anterin dia ke sekolah? Hikkss aku kangen anakku" ujar Yoona sambil menangis, Donghae tak bisa mengatakan apapun, semuanya sudah terjadi, mereka harus mengikhlaskan kepergian Winter dari rumah, ia hanya bisa memeluk sang istri menenangkannya sambil terus menyemangatinya.

Sementara di belahan dunia lain, Winter mencuri-curi pandang pada laki-laki seumuran kakak ketiga nya yang sedang duduk di sampingnya, sesekali ia melirik laki-laki yang berstatus sebagai kakaknya sekarang lalu melirik ayah dan ibu barunya, ayah Jaemin dan Bundanya.

Taeyeon yang sadar anaknya tak kunjung menyentuh makanannya mulai mengkhawatirkan gadis itu.

"Winter" panggil

"Iya ma, eh Bunda" jawab Winter sambil memukul mulutnya yang salah sebut.

Taeyeon menghela napas, ia harus sabar dan menunggu Winter terbiasa dengannya.

"Sarapannya kok nggak di makan sayang, makanannya nggak enak ya? Atau mau bunda bikinin makanan lain?" ujar sang ibu yang menarik perhatian semua orang.

Winter tersenyum kikuk
"Eh nggak bun, ini Winter udah mau makan kok hehe" ujar gadis itu lalu mulai memakan makanannya.

Taeyeon menghela napas melihat anaknya yang terlihat sangat tidak nyaman berada disana, ia sudah membicarakan semuanya dengan suaminya, sebenarnya Taeyeon sudah tau mengenai hubungan Winter dan Jaemin, ia tau kalau anak laki-lakinya menyimpan rasa pada Winter sejak pertama kali ia membawa gadis itu kepadanya.  Taeyeon menjadi bingung harus melakukan apa karena mereka berdua adalah anaknya, dan Jaemin terlihat menghindari Winter sejak gadis ke rumah mereka itu pindah 2 hari yang lalu.

Story of WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang