WINter

1.3K 172 4
                                    

"Astaga WINTER!"

Winter kaget mendengar suara ibunya berteriak dari depan pintu kamarnya, ia bergegas keluar dari kamar mandi dengan bathrobe dan terkejut mendapati semua orang berada di kamarnya.

"Ke-kenapa ma?"

"Astaga ini kamarnya kenapa? Kamu nggak apa-apa kan ?", Ibunya terlihat khawatir lalu berjalan kearahnya dan memeriksa seluruh tubuh gadis itu sambil membolak-balik kan tubuh nya.

"Nggak apa-apa kan? Mana yang sakit? Coba mama liat" ucapnya dengan khawatir

"Ma, Winter nggak apa-apa, Winter baru selesai mandi"

"Ini kamarnya kok berantakan gini, trus kenapa nggak jawab tadi waktu kakak kamu manggil, coba mama liat kenapa ini muka nya pucat, badan kamu juga hangat ini Winter, astaga"

"Ma nanya satu-satu" ujar Winter bingung mau menjawab pertanyaan yang mana.

"Mama khawatir sayang"

"Winter nggak apa-apa, tadi Winter nyari buku tapi kayaknya ketinggalan di loker sekolah, makanya kamarnya berantakan, Winter juga nggak dengar ada yang manggil soalnya lagi telponan sama Karina di kamar mandi hehe"

"Astaga kamu ini, trus ini badannya kenapa hangat gini, mukanya juga pucat, kalau sakit nggak usah mandi dong sayang"

"Iya ma iya, Winter risih kalau nggak mandi, Winter cuma belum makan makanya badan winter hangat,udah ya aku mau ganti baju ni"

Winter mendorong punggung ibunya sambil tertawa supaya mau keluar dari kamar nya, sementara ayah dan kakak-kakak nya hanya menggelengkan kepala mereka.

"Ya udah habis ini ganti baju, jangan pake baju pendek, pake piyama yang panjang, habis itu turun makan, mama tunggu di bawah, nanti aja beresin kamarnya selesai makan"

"Iya ma iya. Eh kok pintu kamar aku..." , Winter kebingungan melihat pintu kamarnya yang sudah tergeletak

"Hahaha Tadi papa dobrak, habis nya kamu nggak nyaut waktu kakak kamu manggil, makanya papa dobrak takut kamu kenapa-kenapa"

"Ih papa trus ini gimana nutupnya"

"Sana ganti baju aja di kamar mandi. Besok papa suruh orang perbaiki"

"Iya deh"

Setelah itu mama, papa dan kakak-kakaknya turun, Winter pun mengganti baju sesuai dengan perintah ibunya, ia tidak mau diomeli sepanjang malam kalau ngeyel.

Setelah selesai dengan baju dan kamar nya, ya Winter membersihkan kamarnya lebih dulu, karena selesai makan ia akan malas membereskannya nanti. Gadis itu lalu turun dari kamarnya menuju ke ruang keluarga.

"Papa"

"Iya sayang"

Winter berlari kearah ayahnya yang sedang duduk di sofa ruang keluarga,ia ikut duduk dan memeluk ayahnya.

"Kangen"

"Hahahaha, ada-ada aja anak papa ini, pasti ada maunya"

"Ihhh beneran kangen"

"Mama nggak ni?" celetuk ibunya saat melihat kedua pasangan ayah dan anak itu.

"Mama kan di rumah terus, Papa ni sok sibuk, sampe anaknya yang cantik ini nggak dipeduliin"

"Masa sih, ya udah Winter mau papa ngapain ini buat bayar kangennya"

"Peluk"

Ayahnya hanya terkekeh dengan tingkah Winter yang manja sementara kedua kakak-kakak nya terlihat canggung menatap sang adik, Winter sebenarnya mengerti benar, karena kejadian tadi pagi mereka tidak saling bertegur sapa, sebenarnya bukan mereka, tepat nya Winter sendiri, ia tidak mau meladeni kedua kakaknya karena merasa sakit hati dengan perlakuan mereka tadi pagi.

Story of WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang