***"Eyang kung? eyang uti?"
Mata Jenan terbelalak ketika melihat kedua eyangnya yang datang ke rumahnya pada larut malam.
Memang pada awalnya kedua eyang Jenan telah menyusun rencana untuk mengunjungi sang cucu yang akhirnya menjadi seorang bapak. Namun karena eyang uti harus melakukan operasi katarak di kedua matanya dan menunggu hingga benar-benar pulih, mereka pun baru sempat berkunjung.
"Jenandra sayang!"
Eyang uti mendekap erat sang cucu untuk melepas seluruh rasa rindunya, sebab sudah lama tidak berjumpa. Pertemuan terakhir mereka yaitu saat pulang kampung ke Solo, yang cukup membuat Jenan dan Rose kelabakan oleh jamu laknat.
"Eyang ke Jakarta kok ndak bilang-bilang?" ucap Jenan dengan lemah lembut setelah melepaskan pelukannya.
Lalu Jenan memiringkan kepalanya ke kiri untuk menatap kedua mata eyang uti, "Matanya sudah pulih? Masih pusing ndak kalau melihat cahaya lampu yang terang?"
Eyang tersenyum lebar, "Iya, biar supris." (Iya, biar surprise)
"Masih sedikit pusing kalo siang, makanya kami lebih memilih penerbangan malam," eyang kakung membuka suaranya.
Jenan pun mengangguk paham.
Eyang uti memasuki ruang tamu sembari dituntun oleh Jenan, "Alvendranya sudah tidur ya?"
"Sudah eyang, eyang mau lihat?"
Eyang uti hanya mengangguk dan terlihat begitu antusias ketika hendak memasuki kamar yang ditiduri baby Al.
Tujuan kedua eyang Jenan datang ke Jakarta memang hanya untuk melihat cicit pertamanya itu. Mereka akan melakukan apapun untuk bertemu dengan sang cicit kesayangan, termasuk mengambil penerbangan malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Jenandra | Rosekook
Fanfiction[M] Kumpulan kisah keseharian Roselyn yang merupakan seorang ibu dari para bayi kecilnya serta bayi besarnya, alias Ayah Jenan.