Setelah berdebat dengan perawat, akhirnya Jenan berhasil mendapatkan kamar rawat inap kelas VVIP. Fasilitasnya ngga kaleng-kaleng, ruangan tersebut dilengkapi dispenser, kitchen set, oven, lemari es yang bahkan lebih lengkap dari hotel.
Jam menunjukkan pukul 9 malam, Rose telah terbaring ke kanan menghadap ke arah pintu, memunggungi Jenan. Sedari tadi ia sama sekali tidak menanggapi perbincangan sang suami dengan Juwita, hanya diam membisu.
"Sayang, kamu marah ya sama aku?" tanya Jenan yang juga telah terbaring di sofa bed dekat jendela. Ia menatapi punggung sang istri yang mengenakan baju rumah sakit berwarna biru muda.
Rose hanya menggeleng.
"Beneran?" tanya Jenan cemas.
"Iya."
"Kalo kamu ngga marah, kenapa kamu dari tadi diem aja sih?" tanya Jenan dengan agak merengek.
"Aku terlalu lemes untuk berdebat, kamu beruntung malem ini," Rose memberikan penjelasannya.
"Kamu percaya ngga kalau aku ngehamilin Juwita?" ucap Jenan lirih.
"Ngga tau aku bingung, ngga bisa mikir, kepalaku pusing," jelas Rose dengan suara yang melemah. Wanita itu masih memalingkan wajahnya agar tidak terlihat oleh Jenan.
Drtttt
Drtttt
DrttttPonsel Jenan bergetar. Ada panggilan masuk dari Michael. Ia pun segera mengangkatnya.
"Halo, Jen," sapa Michael kepada Jenan.
"Iya, halo. Ada apa, Mike?"
"Sorry ganggu malem-malem begini, tapi gue pengen ngelurusin sesuatu."
Jenan menyernyit bingung, "soal apa? Gue lagi di rumah sakit ming, istri gue dirawat."
"Gue tau, tadi gue sempet denger percakapan lu sama Juwita di UGD."
Jenan terperangah tidak percaya, "hah? Lo lagi di rumah sakit juga? Jangan bilang kalo lu yang—"
Entah kenapa Jenan memiliki pikiran bahwa Michael lah yang memiliki tanggung jawab atas kehamilan Juwita. Terlebih Jenan pernah memergokinya ketika datang melabrak ke rumah Juwita.
"Lu di ruangan berapa? Gue harus ngejelasin sesuatu ke lu sekarang juga," Aming langsung memotong ucapan Jenan.
"Gue di ruangan VVIP mawar," jelas Jenan.
"Oke, gue kesana sekarang juga."
Tutttt
Teleponnya dengan Michael terputus.
Jenan bangkit dari sofa bed, lalu berjalan menghampiri Rose yang sedari tadi menyembunyikan wajahnya.
"Sayang, maafin aku ya, gara-gara aku kamu jadi kepikiran masalah ini lagi," ucap Jenan lirih dari lubuk hatinya yang paling dalam. Namun Rose mendadak memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Jenandra | Rosekook
Fanfiction[M] Kumpulan kisah keseharian Roselyn yang merupakan seorang ibu dari para bayi kecilnya serta bayi besarnya, alias Ayah Jenan.