Kaget ga dapet notif aku lanjut publish cerita ini?
Makasih banyak yah yang udah nungguin cerita aku. Mungkin peminatnya berkurang, tapi aku usahakan bakal nyelesaiin cerita ini <3
!!!Ada mature content tipis2!!!
Jangan lupa vote dan komennya xixi
•••
"Dadah buna, abang mau cepet-cepet bobo ah, bial besok nda kesiangan," Alvendra langsung melepas genggaman tangannya dari tangan sang ibunda demi berlari ke arah kamar tidur khusus para cucu—yang dirancang dan dibuat oleh Ares atas permintaan mama hera.
"Luna juga!" Timpal Aluna yang tidak kalah semangat dari Alvendra. Perempuan mungil itu menyusul si sulung untuk menaiki kasur ukuran king size yang telah dipenuhi dengan sepupu yang lainnya.
Akhirnya, setelah dijanjikan bermain di sebuah playground yang berada di salah satu pusat berbelanjaan oleh oma dan opa, kedua anaknya itu bersedia lepas dari sang ibunda. Tipikal membujuk anak kecil—harus diberikan janji manis dahulu, baru mau menurut.
Sementara Arjuna terlihat enggan melepas jemari mungilnya yang terjerat pada piyama Rose. Tatapan mata sayu penuh harap, serta suara lirih mulai mengudara, "Juna mauna bobo sama buna dan ayah."
"Juna emangnya besok ngga mau ikutan main trampolin bareng sodara-sodara yang lain?" Tanya Rose.
Arjuna mengerucutkan bibirnya, "mau buna."
"Yaudah, kalo gitu bobonya sama saudara yang lainnya ya," bujuk Rose yang mendapat anggukan kecil dari si bungsu.
Pada akhirnya Arjuna secara perlahan melepaskan jeratan tangannya dari piyama Rose. Sebenarnya bisa saja Rose membiarkan Arjuna tidur bersamanya dan Jenan. Namun ia ingin membiasakan para buah hatinya berbaur serta terbiasa untuk tidur bersama para sepupu agar mereka memiliki kenangan yang dapat diceritakan saat dewasa kelak.
Setelah itu Rose segera berderap menuju kamar lamanya yang berada di lantai yang sama dengan kamar tidur dengan ranjang yang dapat menampung 10 anak.
Begitu membuka pintu kamar, terlihat sang suami tengah berbaring menyandar pada kepala ranjang. Rose menatap sinis ke arah Jenan ketika kehadirannya tidak digubris sama sekali. Kedua jempol Jenan sibuk menekan layar ponsel; bermain FreeFire. Lantas Rose langsung naik ke atas ke tempat tidur. Tak lupa melepas penjepit rambut dan menyugar rambutnya, kemudian mulai menyenderkan kepalanya di bahu Jenan guna mencuri sedikit perhatian.
"Kalo udah ketemu FF, akunya dianggurin," sindir Rose dengan mendengus saking jengkelnya.
"Bentar yang, tanggung," ujar Jenan tanpa menoleh sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Jenandra | Rosekook
Fanfiction[M] Kumpulan kisah keseharian Roselyn yang merupakan seorang ibu dari para bayi kecilnya serta bayi besarnya, alias Ayah Jenan.