Kini perut Rose semakin membesar, usia kandungannya telah memasuki bulan ke 8. Rose dan Jenan sangat menantikan hari ini karena mereka akan check up dan tibalah saatnya untuk mengetahui jenis kelamin si kembar.
Sebenarnya dari bulan ke 4 sudah mulai ketahuan jenis kelamin si kembar, namun mereka selalu saja menutupi kelaminnya dengan tangan atau anggota tubuhnya yang lain. Hingga akhirnya pasangan sejoli itu harus menunggu di bulan berikutnya, namun ternyata hasilnya masih tetap sama.
Drttttt
Drttttt
Ponsel Rose yang terletak di atas meja kerjanya bergetar, ada panggilan masuk dari Jenan.
"Halo sayang, aku udah di lobby ya."
"Okey mas, aku turun sekarang," jawab Rose yang langsung berdiri dan keluar dari ruangan prakteknya.
Rose pun berjalan menuju lobby untuk menghampiri Jenan yang tengah menunggunya.
"Haiii," sapa Rose ketika membuka pintu mobil dan hendak mendaratkan bokongnya di kursi penumpang.
"Hai sayang," sapa Jenan kembali. Ia mendekatkan tubuhnya ke arah sang istri, lalu mencuri beberapa kecupan manis di bibir merah Rose. Warna lipstick itu menggambarkan suasana hatinya yang sedang membara.
Jenan mendekatkan wajahnya ke perut Rose untuk membisik dan mengelusnya lembut, "haii kembar, hari ini jangan malu-malu lagi ya."
"Biar ayah dan bunda bisa langsung beliin baju dan perlengkapan lainnya buat kalian," lanjutnya sembari mengecup perut sang istri yang seperti buah semangka.
"Mas, abis ini ke mall yuk? Si Al minta beliin empeng yang ada bonekanya gajahnya," ujar Rose menyandarkan kepalanya di sandaran kursi mobil.
"Sekalian beli baju buat si kembar ya sayang," sambung Jenan yang langsung mendapat anggukan setuju dari Rose.
Tidak lama kemudian Rose menggelendoti tangan Jenan yang sedang menyetir dengan manja.
"Kenapa sayangku?" sahut Jenan yang tetap fokus melihat ke arah depan.
"Di rumah nanti aku mau cium kamu, tapi yang lama," pinta Rose dengan tatapan penuh harap. Jenan dapat melihat raut wajah sang istri dari ekor matanya.
Jenan terkekeh dengan sedikit melirik ke arah Rose, "berapa lama? 5 menit? 10 menit?"
Dasar ngga peka, maksud Rose itu ciuman dengan durasi yang lama, dan disertai hal-hal lainnya. Masa harus dijelasin juga?
"Sejam," ucap Rose dengan nada yang sedikit menuntut.
Jenan terbelalak, "buset, kalo nanti bibir kita jadi dower gimana tuh?"
Rose mendengus kesal mendengar respon sang suami. Semenjak Jenan mengalami kehamilan simpatik, gairahnya memang berkurang sehingga mereka jarang sekali bermesraan beberapa bulan terakhir. Membuat Rose selalu uring-uringan.
"Iya..iya...jangan ngambek dong sayang, nanti kita ciuman sampe kamu pingsan, oke?" ucapan Jenan yang terdengar begitu menantang sukses membuat Rose tersentak dan matanya pun membulat.
"Emang ada ya orang ciuman sampe pingsan?" tanya Rose keheranan.
"Ada. Pasangan yang ciuman di kuburan trus ngeliat penampakan!" seru Jenan. Bercandaannya Jenan garing, malah bikin Rose sebal.
***
Mereka telah sampai di klinik dan sebelumnya telah mendaftar lewat online, sehingga hanya menunggu sebentar dan langsung masuk ke dalam ruangan periksa. Jantung Rose mulai berdegup tak karuan, sebenarnya mendapatkan anak kembar laki-laki maupun perempuan, pasangan sejoli itu tidak masalah, selama bayi mereka sehat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Jenandra | Rosekook
Fanfiction[M] Kumpulan kisah keseharian Roselyn yang merupakan seorang ibu dari para bayi kecilnya serta bayi besarnya, alias Ayah Jenan.