29; si kembar

1.5K 194 56
                                    

Jangan lupa VOTE dan COMMENT ayang2ku😙
~~~

Rose baru saja selesai mengenakan berbagai skincare di wajah serta perutnya. Ia melirik ke jam dinding yang berderik, menunjukkan pukul 22:25 WIB, namun Jenan belum kunjung pulang dari kantor.

"Sshhhhh, aduuuh...."

Rose merasakan rasa sakit yang menjalar di sekitar punggungnya. Semakin ditahan, rasa sakitnya justru makin menjadi-jadi. Hingga Rose terus menggeliat kesakitan dan mengeluarkan rintihan.

Rose pun mengambil ponselnya yang ada di pinggir kasur dan langsung menelpon Jenan.

"Shhh sayang, kamu dimana?" tanya Rose sembari meringis.

"Eehh—kamu kenapa yangg? Aku lagi di jalan pulang," jawab Jenan.

"Ngghhh ahh, perutku mulai kontraksi yangg," jelas Rose.

"Hah? Bukannya masih 2 minggu lagi ya hari perkiraan lahirannya?"

"Ahh aku juga ngga tau—aduuh..."

"Tahan dulu ya sayang, aku bakal ngebut!" pungkas Jenan yang ingin menjadi suami siaga bagi Rose.

"Jangan ngebut! Aku masih bisa tah—" Belum selesai Rose menyelesaikan ucapannya, Jenan sudah memutuskan penggilan mereka.

***

Begitu mendengar kabar dari Rose melalui telepon, Jenan yang semula mengemudikan mobilnya dengan pelan menjadi bar-bar.

Mobil BMW yang dikendarai Jenan membelah jalanan dengan kecepatan di atas rata-rata. Ia terus menyalip kendaraan lain yang berada di depannya agar bisa cepat sampai di rumah.

Sesampainya di depan gerbang rumah, ia memarkirkan mobilnya dengan asal dan langsung masuk ke dalam rumah.

"Sayanggg!!!!" Pekik Jenan ketika membuka pintu kamarnya, ia mendapati Rose yang sedang membungkuk berpegangan pada tepi ranjang sembari merintih kesakitan.

"Sayanggg, maaf aku pulang terlambat!"

Teriakan Jenan sukses membangunkan Surti dan buah hatinya yang tengah terlelap di kamarnya sendiri.

Alvendra membuka pintu kamarnya dan berjalan terhuyung ke kamar kedua orang tuanya. Anak itu menatapi sang ibunda dengan lirih dari daun pintu bersama Surti.

"Buna kenapa?" Alvendra yang penasaran mulai berjalan menghampiri Rose.

"Sshhh gapapa nak, kamu bobo lagi ya di kamar," pinta Rose dengan mendesis.

"Nda mawu, al mau nemenin buna!" seru buah hatinya itu sembari melipat kedua tangannya di dada.

"Aduuuh sshhh....." Rose kembali meringis kesakitan.

"Ayah! Dedeknya nakal lagi, kelualin aja cekalang, al nda cuka!" celoteh Alvendra yang terus menggelendoti betis Jenan dengan air mata yang mulai membanjiri pipi gembulnya.

"Adik kamu anak baik, mereka lagi berusaha keluar dari perut bunda, buat main sama Al," jelas Jenan setelah melepaskan kaitan tangan Alvendra di betisnya dan menidurkan buah hatinya yang berderai air mata di kasur.

"Al, jangan nangis, kalo nangis nanti bunda makin kesakitan loh ini," ucap Rose. Dengan cepat Alvendra langsung menyeka seluruh air mata yang tumpah.

"Ayo kita ke rumah sakit sekarang bun," titah Jenan yang sudah tidak tega melihat sang istri menderita seperti ini.

"Nanti dulu yah, aku masih bisa nahan rasa sakitnya shhh," elak Rose sembari menahan rintihannya.

"Aku elus dan pijitin ya punggungnya,"  tawar Jenan yang langsung mendapat anggukan dari Rose.

Keluarga Jenandra | RosekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang