Begitu terbangun dari tidur, Rose merasa tubuhnya pegal-pegal dan sangat lelah. Sudah lama ia tidak menggerakkan tubuhnya dengan bersemangat seperti semalam. Belum lagi Baby Al yang bisa bangun 3-4 kali dalam semalam untuk meminta jatah ASInya.
Rose menggeser tempat tidur baby Al ke samping Jenan yang masih tertidur pulas. Kemudian wanita itu menuju dapur untuk menghangatkan gudeg ceker dan krengsengan yang eyang bawakan dari Solo untuk sarapan.
Setelah Rose selesai menghangatkan makanan. Jenan berteriak sambil menongolkan kepalanya dari pintu kamar dengan rambut acak-acakkan. "Sayangku, baby Al nangis, dia mau nenen."
Rose segera cuci tangan, menyudahi aktivitasnya di dapur dan segera menuju kamar untuk menyusui baby Al.
"Mas...mandi sana abis itu makan deh. Aku udah angetin lauknya, kamu tinggal ambil nasi aja," ujar Rose.
Jenan mencondongkan tubuhnya ke arah Rose, lalu mengecup kening sang istri, "iya sayang, makasih ya, aku mandi dulu."
Lalu bayi besarnya itu langsung menuju halaman belakang untuk mengambil handuk dengan begitu semangat.
"Wih, mba Rose. Mas Jenannya abis dikasih asupan apa nih, tumben udah lincah pagi-pagi begini, biasanya kan lemes!"
Mbok Surti tengah berdiri di tengah pintu kamar Rose dan Jenan, menggoda wanita yang sedang menyusui buah hatinya di pinggir kasur.
"Asupan cinta kali mbok," Rose terkekeh karena ucapan mbok Surti yang begitu blak-blakkan.
"Uhuyyy, Alvendra bakal dapet adik lagi dong nih."
Rose menghela napas. Mengurus satu bayi berusia 42 hari saja sudah merasa kelabakan. Bagaimana harus menambah satu bayi lagi. Itu pun belum termasuk mengurus bayi besarnya yang saat ini berusia 32 tahun, bisa gila dia.
"Astaga mbok, nanti dulu lah dapet adiknya, napas dulu aku."
"Enakan langsung loh mbak, biar capeknya sekalian. Ya toh?"
"Iya deh iya, suka-suka mbok aja," Rose sudah lelah menanggapinya.
"Yowis mbak, Saya mau belanja ke pasar dulu," pungkas mbok Surti yang langsung membalikkan badannya untuk bergegas menuju pasar menggunakan motor matic yang disediakan oleh Jenan.
---
"Aku berangkat kerja dulu ya sayang," ujar Jenan sebelum masuk ke dalam mobilnya.
Rose menyalimi tangan sang suami. Meskipun sedang menggendong baby Al, sudah menjadi sebuah kebiasaan baginya untuk meminta sebuah kecupan dari lelaki tercintanya.
"Cium dulu dong mas," pinta Rose yang memajukan bibirnya yang berwarna merah natural.
Jenan tersenyum senang hingga ia memunculkan gigi kelincinya, "dengan senang hati, cup muah!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Jenandra | Rosekook
Fanfiction[M] Kumpulan kisah keseharian Roselyn yang merupakan seorang ibu dari para bayi kecilnya serta bayi besarnya, alias Ayah Jenan.