13; malu-maluin

1.5K 203 38
                                    

Sinar matahari berhasil mengintip ke dalam jendela kamar sepasang suami istri yang masih tertidur pulas. Suara berisik dari luar kamar juga turut terdengar. Namun tidak sedikitpun mengganggu tidur mereka.

Pergulatan antara Jenan dan Rose di atas ranjang yang berlangsung hingga pagi begitu luar biasa, keduanya sama-sama kelelahan hingga tidak sadar bahwa hari sudah siang.

"Roselyn, Jenandra, bangun. Anakmu rindu!"

Mama Hera berteriak dari luar kamar Rose dan Jenan, beliau juga mengetuk pintu dengan kencang karena tidak kunjung diberikan respon.

"Nhgggg, mama nganterin baby Al pagi amat sih, ngga bisa siangan dikit gitu," keluh Rose dengan meregangkan tubuhnya. Sesekali mengucek kedua matanya yang masih lengket.

Entah berapa kali Rose menguap, ia memaksakan diri untuk bangun. Kebetulan wanita itu menemukan celana tidur bermotif hello kitty dan oversized sweater milik Jenan yang menganggur di cantolan lemari pakaiannya, lantas Rose langsung mengenakannya.

Jenan belum terbangun, bergerak sedikit pun tidak. Biasa deh, suaminya kalau tidur memang seperti orang pingsan. Bahkan saat ini Jenan masih meringkuk di balik selimut. Menutupi seluruh tubuhnya yang tidak berbusana.

Rose berjalan menuju pintu kamar, dan membuka pintu yang terkunci rapat.

Ia langsung disemprot dengan beberapa pertanyaan oleh mama Hera, "Rose! Mama nelponin kamu dan Jenan dari tadi pagi loh, sampe seratus kali. Kenapa ngga diangkat? hapenya kamu rendem di kolam atau gimana? hmm, kamu baru bangun ya?"

Rose hanya mengangguk dan menyipitkan matanya. Merasa silau dengan sinar matahari yang begitu terang benderang memasuki seisi rumahnya.

Mama Hera langsung masuk ke dalam kamar pasangan sejoli itu untuk meletakkan baby Al di tempat tidur bayi yang terletak di pojok kamar. Beliau terkesiap ketika melihat kondisi kamar yang terlihat seperti kapal pecah.

Ranjang mereka sangat berantakan. Sprei putih yang menjadi alas dari kasur king size ini telah hilang, jatuh ke lantai bersama gaun tidur Rose.

"Astaga Rose, berantakan banget, untung ranjangnya ngga rubuh ini!" Mama Hera langsung berjalan cepat keluar dari kamar setelah meletakkan baby Al di tempat tidur.

"Iya, nanti aku beresin," ucap Rose.

Mama Hera bergidik geli ketika melihat sprei yang sampai terlepas dari kasur, beliau tidak bisa membayangkan betapa liarnya pergulatan ranjang sang anak semalam.

"Mama mau pergi?" tanya Rose saat melihat sang mama yang memoles wajahnya dengan riasan dan mengenakan pakaian formal.

"Iya, ada arisan di Plaza Senayan. Kamu mandi sana, udah siang!" titah mama Hera.

Rose mengangguk, "makasih ya mah udah bersedia jagain Alvendra."

"Iya, sama-sama. Jangan lupa pasang KB kamu Rose. Jangan sampe kebobolan," ucap mama Hera dengan tegas. Sang anak pun kembali mengangguk paham.

Rose mengantar mama Hera untuk masuk ke dalam mobil yang dikendarai oleh pak Yanto, supir pribadi mamanya. Ia menunggu di depan gerbang sampai mobil sang mama benar-benar hilang dari pandangannya.

Begitu Rose hendak masuk ke dalam rumahnya terdengar ucapan salam dari tetangganya yang mendadak bertamu.

"Assalamualaikum," ucap bu Tya, tetangga depan rumahnya. Wanita itu datang ke rumah Rose bersama kedua anaknya, Jamal dan Winteria.

"Waalaikumssalam," Rose pun membuka gerbang rumahnya kembali, menyambut kedatangan para tetangga yang berkunjung.

Rose sedikit malu karena hanya menggunakan pakaian seadanya. Ditambah belum mandi pula, sehingga ia tidak percaya diri.

Keluarga Jenandra | RosekookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang